Mereka berdua duduk disalah satu sudut bar.
Kalau aku ditanya apakah aku cemburu?Kekasih mana yang tidak cemburu melihat pemandangan seperti ini?
Kekasihmu di goda orang lain.Tapi kalau aku ditanya apakah aku percaya pada Vegas? Iya aku percaya.
Aku tidak percaya pada orang yang bernama One itu.Aku disana hanya duduk, memandang dari jauh dan mengamati mereka.
Dari gerak-gerik yang aku lihat.
Memang One yang banyak menggoda, tapi Vegas tidak menolaknya.
Kenapa dia tidak menolak?
Disentuh seperti itu, kalau aku tidak disini kalian akan berakhir ditempat tidur.Yang lebih panas baru saja muncul.
One mencoba mencium Vegas, tapi dia menghindar.
Ketika Vegas memalingkan wajahnya, matanya bertemu dengan mataku.
Aku lemparkan senyuman.
Aku tidak marah, aku berterima kasih. Terima kasih telah menghindar untuk hal yang satu itu.
Entah apa tujuannya meladeni One, terima kasih tidak menggunakan yang satu itu untuk mendapatkan yang kamu mau.Ketika One menuju ke meja bar memesan minuman, aku menyembunyikan wajahku dibalik jacket hoody yang aku pakai.
One memasukan sesuatu ke dalam minuman.
Seperti bubuk putih.
Aku malah ingin tertawa melihat ini. Bagaimana dunia bisa merancangkan hal seperti ini? Trik yang selalu Vegas pakai, kembali padanya dengan cara yang sama.
Aku tidak tahu bubuk apa itu, terlalu berbahaya membiarkan Vegas meminumnya.Suara gelas beradu dengan lantai, membuat One melonjak.
"Maaf" kataku pelan.
"Ahhh sialan!!" One mengumpat.
Dengan terus menunduk menutup wajahku, aku meninggalkan One dan mendekat ke arah Vegas sebelum keluar bar.
"Hati-hati dia memasukan sesuatu ke dalam minumanmu. "Aku hanya menunggu di luar bar, aku hanya ingin memastikan Vegas keluar dengan selamat. Atau lebih tepatnya aku memastikan Vegas tidak keluar dalam keadaan tidak sadar.
Beberapa saat kemudian, aku melihat Vegas keluar menatih One.
Kenapa jadi One yang mabuk berat?
Apa yang Vegas lakukan padanya?
Memasukan One ke mobilnya, dan menyuruh pengawalnya untuk mengantar One pulang.Dia berdiri sendirian di depan bar.
Dengan apa dia akan pulang sekarang? Berani sekali tidak membawa pengawal satu pun."Sampai kapan kamu melihatku dari jauh?"
Dia tahu aku melihat semuanya.
Dia masih selalu hebat dapat membongkar penyamaranku.
Berapa kalipun aku mencoba membuntuti dia, pasti aku tertangkap."Mau pulang?" aku mendekat.
Udara sangat dingin, aku masih bisa merasakan dingin menembus jacket hoody ku. Padahal kepala dan tanganku sudah tertutup semua."Pete, Kamu naik apa?"
"Itu"
Aku menunjuk motor Vegas."Hmm.. Ayo jalan-jalan sebentar."
"Apa tidak sebaiknya pulang?"
" Aaahh...ayolah sebentar"
Baiklah, hanya sebentar. Aku melempar kunci pada Vegas.
Dia mengendarai motor seperti orang gila.
"Vegas! Pelan-pelan!!"Aku berteriak berusaha mengalahkan suara angin."Kamu harus ngebut kalau mau menikmati motor ini. "
"Heh!! Pelan kan!"
Aku mencubit perutnya.
Perutnya keras. Kenapa tiba-tiba aku terbayang perut six pack Vegas?
Heii Pete sadar.. Sadar.. Kamu sedang diatas motor yang berjalan."Kenapa kita disini?"
Apa aku mabuk? Aku ingat hanya minum sedikit. Tapi kenapa aku tidak sadar sudah sampai dikamar hotel.
Aku berada disana saat Vegas reservasi, aku mengikuti Vegas sampai disini. Dan aku hanya patuh tanpa bertanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kp - L'invisible (Vegas-Pete)
FanfictionA journey to deal with the past. Perjalanan untuk menghadapi masa lalu. Untuk melesat maju, kita harus menarik diri mundur. Untuk bisa menghadapi masa depan kita harus menghadapi masa lalu lebih dulu. Aku Pete, kepala pengawal yang mengundurkan di...