Maaf

1.1K 149 4
                                    

Suara teriakan Vegas meninggalkan bunyi ngingg di telingaku.
Sekeras itu.
"Tidak terjadi apa-apa" Jawabku pelan dan hampir tidak berani memandangnya.

Dia mendorongku sampai menghantam dinding. Karena terlalu kuat, aku bisa dengar bunyi bukkkkkk, saat punggung dan dinding beradu.

"Aarrghh!!" Rasa sakit dan kaget terjadi bersamaan.
Membuat aku berteriak.
Entah karena teriakan ku, atau karena ekspresi kesakitanku.
Vegas mundur beberapa langkah.

Sedangkan aku masih kesakitan dengan punggungku.
"Vegas, dia sudah bilang menyukaimu, apa yang kamu khawatirkan?"
Aku berusaha berdiri tegak.

Ekspresi Vegas berubah menjadi sedih.
"Tidak ada yang terjadi. Malam itu aku hanya berjalan-jalan di halaman rumahnya."
Vegas masih terdiam, mematung. Memandangku dengan mata sendu.
"Maaf" suaranya lirih.
Aku hampir tidak mendengarnya.

Aku tersenyum mendengar kata maaf dari mulut Vegas.

Aku mengulurkan tanganku.
"Tidak apa-apa.. Nanti sebentar lagi sembuh.."

Dia tidak menyambut uluran tanganku.

"Sebaiknya aku pergi.."
Vegas pergi meninggalkanku dengan tangan masih terulur.

Aku menarik nafas panjang.
Apa maksud One melakukan ini?
Dia ingin membuat Vegas salah paham?
Agar dia bisa mendekati Vegas dengan mudah?

Aku berusaha memasang koyo di punggungku. Tapi tidak berhasil karena tanganku tidak sampai.
Punggungku nyeri saat dipegang.
Vegas punya tenaga besar saat marah.

"Aku bantu.." Aku lagi-lagi terperanjat mendengar suara Vegas.
Apa aku lupa mengunci pintu? Kenapa dia bisa sudah didalam kamarku.

"Ya tolong.."
Aku menyerahkan koyo.
Akhirnya koyo itu tertempel dengan tepat ditempat yang sakit.

"Maaf.." Vegas menyentuh lembut lebam dipunggungku. Rasanya nyeri.
Sialan, rasa sakit ini dan sentuhan Vegas memprovokasi.

Aku berbalik dan menciumnya.
Awalnya dia tidak menanggapi ciumanku.
Aku menarik diri sebentar.
"Kalau kamu memang minta maaf, buat aku lupa rasa sakitnya"
Ciuman kami menjadi begitu dalam.
Nafas kami memburu.
Dan malam ini, semua kesalahan paham an ini selesai.
Kami tidak melakukan lebih dari ciuman. Dia kuatir punggungku semakin parah.

"Aku janji akan memberimu sebanyak yang kamu mau Pete, tapi biarkan kamu sembuh dulu."
"Baiklah.."
Aku menyembunyikan wajahku di dada Vegas.

"Pete, Kamu percaya padaku? '

" Percaya.. "

" Aku juga percaya padamu, tapi aku sedang sangat cemburu kemarin. "

" Iya... Aku mengerti"

"Aku selalu ingin kamu keluar dari ruangan karena aku tidak ingin kamu melihat hal-hal yang menyakitimu."

"Seperti berpangkuan?"

"Percayalah, aku tidak melakukan apapun."

"Iya.. '

Hari ini aku mengawal Vegas untuk datang kesalah satu bar dan disana sudah ada One.

"Lama tidak berjumpa." One mengusap pipi Vegas.

"One, cukup." Baru kali ini aku dengar Vegas memperingatkan One.

"Baiklah.. Baiklah kita bicarakan bisnis"
One menyuruh pengawalnya keluar, dan Vegas juga menyuruhku keluar.
Aku hanya mengikuti perintah.
Aku tidak tahu apa yang dibicarakan mereka. Tapi itu memakan waktu cukup lama.
Lalu datanglah seorang pria paruh baya. Dia adalah pemilik bar.
Saat pemilik bar masuk, beberapa menit kemudian One keluar.

Kp - L'invisible (Vegas-Pete) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang