Brakkkkkkkkkk!!!
Suara pintu kamar yang dibanting Vegas, setelah aku masuk ke kamar. Aku yang berdiri membeku, sampai terperanjat mendengar suara pintu. Aku hanya berdiri dan menunduk. Ya aku melanggar ucapanku sendiri, berarti aku salah. Tapi aku ingin menjelaskan situasinya, jika Vegas tetap marah biar aku terima setiap hukuman dari dia.
Dengan kasar, tangan Vegas memegang daguku dan membuat aku mendongak sehingga mata kami saling memandang.
"Bukankah kamu bilang ciuman hanya dilakukan oleh dua orang yang saling mencintai?"
Braaakkkkkkk
Suara barang-barang jatuh dari atas meja karena aku. Vegas mendorongku kuat sampai punggungku menabrak meja. Aku hampir jatuh ke lantai, tapi aku tertahan meja.
"Saat itu aku hanya sedang menenangkan suasana." Aku menjawab dengan gemetar. Aku tidak berani memandang ke arah Vegas.
"Suasana macam apa?" Vegas menarik kerah bajuku kuat, aku yang awalnya bertumpu pada meja sampai berdiri tegak. Wajahku hanya berjarak lima cm dari wajah Vegas, ekspresinya sangat menakutkan.
"Macau dalam bahaya.. Ciuman itu mengalihkan perhatian One dari Macau" Jawabku masih dengan suara bergetar.
Tiba-tiba Vegas mencekik ku.
"Vegasss.. Hukk" aku berusaha mendorong Vegas, tapi tidak berhasil.
"Jangan beralasan!!"
"Iya.. Hukk.. aku salah..hukk..maafkan aku..Hukk...hukk.." Aku tidak bisa bernafas.
Vegas melepaskan cekikan di leherku.
"Hukkk..hukkk!!" Aku berusaha mencari udara. Belum juga nafasku kembali normal, aku sudah di seret dan didorong kedinding.
Buuuukkkkkk!!!! Suara punggungku yang menghantam dinding, aku bisa merasakan diding bergetar.
Punggungku yang baru sembuh, pasti cidera lagi.
"Vegas.. Aku.." Sebelum menyelesaikan kalimatku, Vegas berteriak didepan wajahku.
"Tutup mulutmu!!"
Krrrrraaaaakkkkk!!!! Sekarang berganti suara bajuku yang dirobek.
Vegas merobek bajuku dari atas kebawah. Dia benar-benar membuatnya jadi dua bagian terpisah, lalu Vegas membuang salah satu bagian ke lantai. Tanpa aba-aba dia memasukan bagian baju yang lain ke mulutku.
"Vmsmma hanmm" hanya itu yang terdengar dari mulutku.
"Kalau rasanya sangat sakit. Menjeritlah sebisamu." Suaranya tidak sekeras tadi tapi ini lebih menakutkan daripada dibentak. Senyum iblis itu muncul diwajahnya.
Aku tidak bisa bohong, aku ketakutan.
Tapi pada saat yang sama, aku menyukainya.
Semakin dia kasar semakin dia membuatku bergairah. Semakin dia dominan, semakin aku menginginkannya.
Kedua tanganku bebas, tapi aku tidak menghentikan Vegas. Sudah kubilang tubuhku lebih jujur dari mulutku. Aku hanya menunggu sampai Vegas berhasil membuka ikat pinggangku.
Tanpa diminta aku sudah mengulurkan tanganku.
Dia mengikat tanganku dengan ikat pinggang sambil tersenyum. Dia menarikku dengan kasar dan membantingku ke atas kasur dengan posisi tengkurap.
Dalam keadaan tangan terikat, dan tidak ada sehelai benangpun yang menutupi tubuhku.
Plakkkkkkk!!!! Plaaakkkkk!!
"Ahmmmmm..." Suara teriakanku teredam oleh baju yang menyumpal mulutku.
Vegas menampar bokongku berulang kali. Aku sudah tidak bisa membayangkan seberapa merah mereka. Karena yang aku rasakan sudah panas sampai terasa perih.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kp - L'invisible (Vegas-Pete)
FanfictionA journey to deal with the past. Perjalanan untuk menghadapi masa lalu. Untuk melesat maju, kita harus menarik diri mundur. Untuk bisa menghadapi masa depan kita harus menghadapi masa lalu lebih dulu. Aku Pete, kepala pengawal yang mengundurkan di...