~ Mencoba memulai kembali kehidupan tanpa ada dia di dalamnya ~
Arieanna baru saja turun dari taksi online yang mengantarnya ke perumahan sang sepupu. Gadis itu menatap ponselnya, lalu bergumam kecil.
"Nomor dua satu." Arieanna menatap rumah yang berada di depannya, rumah itu ternyata nomor dua tiga. Gadis itu sepertinya kelewatan satu rumah.
Arieanna melangkah menuju dua rumah sebelum rumah tadi. Dia memandangi rumah dengan nomor dua satu itu. Arieanna tampak kebingungan kala melihat rumah itu sepertinya kosong tak berpenghuni.
"Nyari siapa neng?" Arieanna menoleh terkejut mendengar suara seseorang.
Gadis itu melihat wanita paruh baya yang sepertinya tinggal di depan rumah nomor dua satu. Arieanna menghampiri wanita yang berada di balik pagar rumahnya.
"Nyari mbak Sintia Callista bu," jawab Arieanna, gadis itu berharap wanita itu mengenal sepupunya.
"Oalah Sintia? Kamu siapanya?"
"Saya sepupunya bu."
"Oh sepupunya, ya udah bener rumah nya yang tadi. Tapi Sintia nya belum pulang," ujar wanita itu.
"Eh belum pulang?" tanya Arieanna terkejut. Gadis itu melihat jam yang berada di pergelangan tangannya. Bukankah satu jam yang lalu Sintia bilang sudah jalan pulang.
"Iya belum, biasanya kalo pulang bareng anak saya. Anak saya belum pulang jadi Sintia juga pasti belum pulang, paling sebentar lagi sampai," jelas wanita itu. Arieanna menggaruk keningnya bingung, kalau Sintia belum pulang terus dirinya bagaimana?
"Ya udah sini aja dulu, masuk ke rumah ibu, sambil nungguin Sintia pulang," tawar wanita itu, membuat Arieanna cukup was-was.
"Ah gak usah bu, saya tunggu di depan rumah mbak Sintia nya aja," tolak Arieanna dengan sopan.
"Aduh si neng geulis! Udah atuh dingin di luar mungkin jalanan macet jadi lama pulangnya." Wanita itu membukakan pagar rumahnya untuk Arieanna. Arieanna terlihat ragu untuk masuk ke dalam rumah wanita itu.
"Gapapa sini neng, ibu gak bakal apa-apain, anak ibu temen nya Sintia," ujar wanita itu yang sepertinya menyadari ketakutan Arieanna. Arieanna yang bingung ingin menolak bagaimana, akhirnya dia terpaksa mengikuti ucapan wanita itu.
"Sepupu Sintia dari mana neng?" tanya wanita itu.
"Dari Yogyakarta bu," jawab Arieanna. Gadis itu dipersilahkan duduk di kursi ruang tamu. Sepertinya perumahan ini memiliki desain rumah yang sama semua. Tak ada yang berbeda, semua nya sama, mungkin hanya warna dinding rumah nya saja yang berbeda.
"Oalah, orang Jawa ya." Arieanna mengangguk canggung. Gadis itu terus-menerus memegang gagang koper nya.
"Rencana nginep berapa hari?" tanya wanita itu lagi. Sepertinya wanita itu sangat kepo dengan kehadiran Arieanna.
"Enggak tau bu, mungkin untuk beberapa bulan ke depan," jawab Arieanna yang merasa sangat tidak nyaman sekarang.
"Wih lama juga, beda berapa tahun sama Sintia?"
"Dua tahun."
"Anak ibu sama Sintia itu deket banget loh, sahabatan malah!" ujar wanita itu lagi.
"Oh ya? Nama nya siapa?" tanya Arieanna yang akhirnya tertarik dengan topik pembicaraan yang dibuat wanita itu.
"Namanya Hydar," jawab wanita itu dengan senyum manisnya.
"Eh? Cowok?" tanya Arieanna terkejut. Dia pikir temannya Sintia adalah seorang perempuan.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARIEANNA
Teen FictionTakdir membuatnya gila. Namanya Arieanna Ananta Gabriela seorang gadis yang hidup layaknya di cerita dongeng. Memiliki paras yang rupawan, harta yang melimpah, keluarga yang harmonis, sahabat yang selalu mendukung nya, serta kekasih yang sangat menc...