Kembali ke Awal

199 18 6
                                    

Sebelum membaca part ini aku harap kalian bisa ikhlas ya.

So happy reading 💕

~ARIEANNA~

Arieanna memeluk erat tubuh Sintia seraya berbisik pelan, "Mbak adalah kakak terbaik yang ada di dunia ini. Yana sayang Mbak, Yana balik ya, semoga di sini Mbak selalu bahagia."

Arieanna melepaskan pelukan mereka, kemudian menampilkan senyum manisnya. Sintia hanya bisa menatap Arieanna dengan tatapan sendu nya. Rasa bersalah menghantuinya, ia merasa sangat bersalah mendengar penuturan tulus Arieanna.

Arieanna menatap Diana, Ahmad, Zidan, serta Hydar bergantian.

"Om, Bu, Yana balik ya ke Yogyakarta," pamit gadis itu dengan suara lembutnya.

Diana langsung menarik tubuh Arieanna ke dalam pelukannya. "Yana kapan-kapan ke sini lagi ya, nanti kita ngerajut bareng lagi sama nonton drakor bareng lagi," ujar Diana dengan suara yang serak, wanita itu tak kuasa untuk menahan air matanya.

Arieanna terkekeh pelan, namun tak urung setetes air mata nya kembali terjatuh. Gadis itu mengelus lembut punggung wanita yang telah berjasa menjaga nya selama ini di Bandung. Wanita itu sudah ia anggap seperti ibu kandungnya sendiri.

Tak lama mereka melepaskan pelukannya, kemudian saling bertatapan-tatapan, lalu mereka tertawa, entah apa yang mereka tertawa kan. Arieanna menoleh kearah Ahmad yang sudah merentangkan tangannya, seakan-akan menyambut Arieanna untuk segera masuk ke dalam pelukannya.

Arieanna tersenyum, dengan suka rela gadis itu masuk ke dalam rengkuhan pria paruh baya itu. "Baik-baik ya di sana, Om tunggu kamu berkunjung lagi ke sini," ujar Ahmad membuat Arieanna semakin terharu.

Keluarga Hydar sangat amat baik kepadanya, padahal gadis itu sudah sering merepoti keluarga itu. Tapi mereka sangat menyayangi nya, Arieanna dapat merasakan itu.

Arieanna menatap Zidan yang juga sudah merentangkan tangannya. Arieanna terkekeh, baru saja ia ingin masuk ke dalam rengkuhan lelaki itu, Gevan langsung menarik tangan nya. Lelaki itu menghentikan langkah Arieanna untuk masuk ke dalam pelukan kakaknya.

"Idih najis posesif banget!" ujar Zidan dengan tatapan sinis nya.

"Ini punya adek lo, jangan nikung!" ucap Gevan sambil menunjuk Arieanna. Seakan-akan Arieanna adalah barang milik Gevan.

"Ih emang dia barang apa!"

"Iri banget sih," ucap Gevan membuat Zidan ingin memaki lelaki itu, namun ia tahan-tahan karena ada Diana dan Ahmad.

"Emang Yana masih mau sama lo?" ucap Zidan membuat Gevan langsung terdiam. Zidan langsung tertawa melihat reaksi Gevan yang seperti itu.

"Ayo berangkat nanti pesawat nya keburu berangkat!" ujar Gevan mengalihkan pembicaraan. Lelaki itu benar-benar tak suka dengan abang nya, tidak ada support nya sama sekali.

Arieanna tertawa sambil menatap Hydar yang hanya diam tak memberinya pesan apapun. Gadis itu berharap Hydar memberikan nya pesan atau salam perpisahan, namun lelaki itu hanya diam tak kunjung berbicara.

Arieanna tersenyum tipis kepada lelaki itu lalu menghela nafasnya berat. lagi-lagi rasa kecewa menyeruak di dada nya. Ia kemudian mengalihkan pandangannya kearah Sintia, Diana, Ahmad, serta Zidan.

"Makasih ya, kapan-kapan Yana dateng ke sini lagi!" ujar Arieanna.

"Iya hati-hati ya kalian!" ucap Sintia dengan lambaian tangan.

"Iya kalian baik-baik di sini, kapan-kapan Yana balik lagi ke sini!"

"Ditunggu undangan nya ya!" ujar Sintia membuat Arieanna tersenyum tipis.

ARIEANNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang