Selama melaksanakan jogging keduanya tak saling bicara, mereka hanyut dalam pemikiran masing-masing. Arieanna pun segan untuk mengajak bicara duluan. Entah dengan Hydar, Arieanna sedikit bingung melihat Hydar sama sekali tak melirik nya atau berbicara basa-basi pada nya.
Suara motor melaju dari belakang membuat Hydar menarik tubuh Arieanna. Gadis itu sedikit terkejut kala Hydar memindahkan posisinya ke sisi kiri lelaki itu. Arieanna menundukkan kepalanya dengan senyum manis merekah di bibirnya.
Tau rasanya salting? Ya sekarang Arieanna sedang merasakan itu, tentu ia peka dengan sikap Hydar yang tiba-tiba memindahkan posisinya ke sebelah kiri. Lelaki itu seperti sedang menjaganya agar tidak berada tepat di sebelah jalanan perumahan.
"Udah makin panas ya," ucap Arieanna berusaha untuk basa basi. Ucapan Arieanna menarik perhatian Hydar yang tengah fokus jogging.
"Udah capek?" tanya lelaki itu dengan memelankan langkah kakinya.
Arieanna menggeleng. "Belum kok," jawabnya.
Hydar menghentikan langkahnya membuat Arieanna ikut menghentikan langkahnya. Lelaki itu terlihat sedang mengatur nafasnya yang sedikit memburu.
"Kamu suka olahraga ya?" tanya Hydar ketika melihat Arieanna sama sekali tak mengeluh kelelahan. Bahkan gadis itu terlihat biasa saja, nafas gadis itu juga masih normal tidak sepertinya yang sudah memburu.
Arieanna mengangguk, "Iya dulu setiap sore saya ke alun-alun Yogyakarta, terus muterin alun-alun nya aja."
"Kayaknya kita salah kostum deh Dok," ucap Arieanna membuat Hydar mengerutkan keningnya tak mengerti.
"Kita pake baju hitam. Baju hitam itu menyerap panas matahari pada siang hari, makanya kita ngerasain panas lebih cepat dari orang yang memakai baju warna lain," ujar gadis itu. Hydar tersenyum mendengar penjelasan gadis itu, sekarang Arieanna terlihat sangat menawan dengan wawasannya yang seperti itu.
"Ngomong-ngomong kok bisa ya kita pake baju warna yang sama," ujar Hydar membuat Arieanna gugup. Tentu saja hal itu terjadi bukan karena ketidak sengajaan, Arieanna sengaja memakai kaos dengan warna yang sama dengan Hydar. Ah sekarang gadis itu terlihat sangat bucin.
"Ta... Tadi saya cuma liat baju warna ini, jadi saya pakai aja," jawab Arieanna berusaha menutupi kegugupannya.
Hydar mengangguk saja, ia benar-benar tak mau ambil pusing dengan sikap Arieanna yang sedikit aneh hari ini. "Saya udah capek nih, kita mau balik atau jalan-jalan dulu?" tanya Hydar.
"Balik aja, Dokter keliatan nya udah capek banget. Kalo jalan-jalan lagi saya gak mau ambil resiko Dokter pingsan." Ucapan Arieanna membuat Hydar merasa tidak terima.
"Mau jalan-jalan seratus kilo meter lagi juga saya sanggup!" ujarnya dengan sewot, dan hal itu membuat Arieanna tertawa.
"Dokter udah tua, nanti pulang-pulang bisa sakit seluruh tubuh."
"Hei! Saya masih muda ya!"
Arieanna tersenyum ia suka meledeki lelaki itu. "Emang umur Dokter sekarang berapa?" tanya gadis itu dengan smirk nya.
"Dua puluh delapan."
"Ih udah tua banget, kita beda lima tahun. Saya baru dua puluh tiga!" ujar gadis itu sambil mengangkat dua jari dan tiga jari di kedua tangannya.
"Jadi kamu beda dua tahun sama Sintia?" Mendengar nama Sintia disebut lelaki itu entah mengapa membuat Arieanna merasa tak nyaman.
"Iya," jawab gadis itu sekena nya saja.
"Ya udah ayo kita pulang!" ajak gadis itu sambil menarik tangan Hydar.
"Nanti siang mau jalan-jalan?" tanya Hydar membuat Arieanna menoleh.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARIEANNA
Teen FictionTakdir membuatnya gila. Namanya Arieanna Ananta Gabriela seorang gadis yang hidup layaknya di cerita dongeng. Memiliki paras yang rupawan, harta yang melimpah, keluarga yang harmonis, sahabat yang selalu mendukung nya, serta kekasih yang sangat menc...