Episode 4

524 49 1
                                    

Saat ini Wendy ada di perpustakaan kampus, saat dia sedang mencari buku, dia melihat ada mahasiswi yang ingin mengambil buku, tapi buku itu ada di rak paling atas, kakinya gak nyampek, jadi dia terus berjinjit, melihat itu Wendy langsung membantunya, dia lalu berdiri di belakang yeoja itu dan mengambil buku tersebut, yeoja tersebut lalu membalikkan badan nya, dan terjadilah tatapan mata antara keduanya, tatapan Wendy adalah tatapan terkejut karena di depannya ini adalah seniornya di kampus,kalau yeoja itu...

tampan nya, aku terpesona, dengan wajahmu Wendy” Batin Yeri

“hai Yeri Sunbaenim, apa kabar?”

“E eh, ka kabarku baik, k kamu sendiri?” gugup Yeri,

“Aku juga baik, apa kau sedang sakit Sunbaenim? Pipimu merah begitu, kau baik-baik saja kan?”

“Ah iya, aku baik-baik saja, apa kau juga ingin membaca buku ini?”

“Oh tidak, ini Sunbaenim, Sunbaenim ingin membaca buku ini kan?, Aku membantu mu mengambilnya”

“Thanks ya, kau baik sekali” mendengar pujian itu, Wendy hanya bisa tersenyum saja, hingga mata nya jadi sipit, Yeri gemas dia lalu mencubit pipi Wendy

“Gemes banget sih, besok-besok jangan panggil Sunbaenim, panggil nya Noona saja, ya?”

“Nee Noona”ucap Wendy, lalu mereka pun membaca buku bersama, dan tak lama mereka kembali ke kelas/jurusan masing-masing.

Next

Waktu pelajaran bagi kelas Wendy sudah selesai, tapi Wendy malah pergi ke fakultas seni temannya, karena mereka janjian bareng untuk pergi kerumahnya Mark rayain party, Wendy ini dia berada di fakultas bisnis, dan saat ini dia harus menunggu temanya karena si Songkang di kasih materi tambahan sama dosen nya, sedikit kesal tapi demi teman harus sabar.

“Huh..ngapain tadi aku malah nawarin bareng sama Songkang, kalau taunya kayak gini, haduuuh...panas ni pantat ku jadinyaa kebanyakan duduk, tapi aku harus sabar” gumam Wendy, lalu tanpa Wendy sadari, seorang yeoja dewasa menghampiri nya dan menepuk pundak Wendy, membuat namja itu menoleh, dan langsung berdiri.

“Oh!, Rose songsaengnim, annyeonghaseo” sapa Wendy

“Ngapain kamu disini, bukanya kelas mu sudah selesai?”

“Emm...saya sedang menunggu teman saya”

“Kayak nya itu masih lama deh, aku ingin bicara dengan mu, ikut ke ruangan ku”

“Kalau saya boleh tau, ada ap-”

“Jangan disini, ayo ke ruangan ku” Rose menarik tangan Wendy, dan membawa masuk ke ruangannya, Rose  lalu menyuruh wendy duduk, dia menutup pintunya, Wendy jadi takut karena Rose berjalan ke arahnya dengan tatapan seperti melihat mangsa saja, dia lalu mengambil sebuah kertas dan pena dan diberikan kepada Wendy,

“Bantu aku untuk mengoreksi ini semua”

“Semuanya!, banyak sekali”

“Wae, kau tidak ingin membantuku?”

“Bu-bukan seperti itu songsaengnim, aku akan membantu mu”

Ini pasti kalau si Songkang keluar, semua belum selesai” batin Wendy

“Kamu tenang saja, nanti kalau teman mu itu sudah selesai, kamu boleh keluar” kata Rose, dia mengerti apa yang dipikirkan Wendy, Wendy hanya menganggukkan kepala, dan fokus mengoreksi kertas kertas itu, Rose pun sama, ditengah mengoreksi nilai, Rose melirik Wendy yg ada di sampingnya sambil tersenyum penuh arti

“Wendy apa kamu sudah punya kekasih?”

“Belum saem kenapa?”

“Ah masa sih, kamu ganteng gini loh, masak belum punya”

“Saya tidak dulu saem”

“Owh...,tapi kalau ada yang suka sama kamu terus ingin kamu jadi kekasihnya gimana?, Kamu terima?”

“Saya gak tau sih saem, dan saya juga gak yakin kalau ada yang suka sama saya”

Rose lalu mendekatkan kursinya ke Wendy, dan ia berbisik ke telinga Wendy

“Jika aku yang suka sama kamu, kamu terima atau tidak”

“Ah, Songsaenim bisa aja bercanda nya, itu tid-”

“Aku serius” Wendy membulatkan matanya, dia menjadi gugup dan fokus ke kerjaanya, melihat tingkah Wendy yang seperti itu, Rose tersenyum dan mengelus kepala Wendy lembut

“Jangan terlalu dipikirkan oke, hm cute”

Mark house

Setelah semua kerjaanya selesai, Wendy langsung berangkat ke rumah nya Mark, dan saat ini Wendy tengah bermain game bersama Lucas

“Wen, besok kau ikut gak lihat pertandingan basket?” kata mark

“Yoi, so pasti bro!”

“Oke, besok kita kumpul aja di rumahnya lucas, terus berangkat bareng”

“Ya, sekalian nanti aku bawa mobil Limosin ku”

“Widiih..orang kaya mah beda, nonton basket aja pakei mobil mewah” sahut Lucas

“Iyalah, Son Wendy” ucap Wendy membanggakan diri

Setelah itu mereka kembali bermain lagi, lalu

“Eh Wen, kau itu beruntung banget ya!” ucap Lucas

“Emangnya dia beruntung apa?” tanya Songkang yang gak tau

“Ya beruntung, dia kelilingi  banyak harta yang berlimpah”

“Dan juga Wanita” lanjut Hendry, yang mendapat geplakan dari Wendy

Plakk

“Aww!...sakit Wen”

“Salah sendiri, makanya kalau ngomong itu di jaga mulutnya”

“Ya emang benar kok”

“Gak ada Wanita!”

“Itu Mommy Irene gimana?” Wendy langsung diam, semua temanya tertawa, Wendy sepertinya teringat akan janjinya sama Irene kalau dia harus ke apartemen nya, Wendy lalu bangkit dari sofa dan mengambil jaketnya, membuat teman-temanya menatapnya

“Mau kemana Wen?”

“Guys, aku harus pulang dulu, ada urusan”

“Oke, hati-hati bro!, Jangan lupa besok” Wendy menganggukkan kepala, dan keluar dari rumahnya Mark, dia lalu naik taksi dan saat sudah sampai di apartemen Irene, Wendy lalu menekan bel, lalu pintu terbuka, tapi bukan Irene yang membuka melainkan..

“Joy Noona!”

“Wendy!”

Sugar baby ( Wendy Son )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang