BAB 3 - JATUH HATI

16 2 0
                                    


Ara yang jantungnya sedang tidak baik-baik saja kemudian berdeham dan memainkan Hpnya, membuat Ryan sedikit kesal

" Kamu nih ya ra, orang lagi tanya dijawab dong, jangan bikin orang penasaran, Bryan lagi nunggu list lagumu dan aku juga lagi nunggu jawabanmu ra.." omel Ryan dengan mengambil Hp milik Ara, Ara yang tidak terima berusaha mengambil Hpnya dari Ryan yang sedang duduk disebelah dengan mengagkat tinggi Hp milik Ara, tidak mau mengalah Ryan segera berdiri dan mengangkat tangannya tinggi-tinggi, Ara yang malu dilihat oleh Bryan berusa menggapai Hp miliknya ditangan Ryan

" Yan, sini Hp-ku, aku lagi cari lagu yang pas buat kalian manggung kok tadi" ucap Ara dengan malu karena dilihat oleh Bryan

Ryan, bener-bener nyebelin, bikin malu aja didepan Bryan ucap Ara dalam hatinya

Ryan masih mengangkat tinggi-tinggi hp nya, sedangkan teman-teman Ryan yang lain satu-persatu mulai berdatangan, mereka yang melihat itu hanya menggeleng saja

" Apalagi sih pasangan palsu ini" ucap Ridwan si vocalis teman Ryan, aku yang mendengarnya segera duduk meminjam Hp milik Ridwan untuk mencari lagu untuk band mereka

" Kalian ini kayak anak kecil aja" sahut Rendi, " Jadian aja deh, kalian tuh cocok deh" sahut Jeffry

Ara yang mendengar ucupan sahut-sahutan teman Ryan hanya mendengus dan focus mencari lagu untuk mereka

" Rizky Febian – seperti kisah, Kerispati- Tak lekang oleh waktu, dah tuh list dari aku, terserah kalian mau pakek yang mana" ucap Ara yang kemudian membuat Ryan segera mengembalikan Hp milik Ara

" Ian, kamu jangan kaget sama sikap mereka berdua nih..." ucap Ridwan dengan menunjuk Ara dan Bryan, " mereka ini kayak kertas sama lem, gak bisa dipisah, jadi jangan kaget ya" ucap Ridwan dengan tertawa, sedangkan Bryan hanya mengangguk saja

" Gih sana, main udah mulai banyak pengunjung" ucap Ara pada mereka semua

" Ra, pesenin minum kita kayak biasanya ya" ucap Rendi si tenggil , Ara segera mememsankan pesanan mereka dan duduk kembali, seperti biasa, Ara akan focus pada Hpnya utuk menonton Idol Korea-nya

Mereka selesai dengan lagu keduanya, waktunya istirahat, Ridwan kemudian mengajak Bryan untuk duduk lebih jauh dari tempat duduk Ara, samar-samar Ara dengar Ridwan berbicara dengan Bryan

" Ian, loh ngerokok kan? Kalau ngerokok kita jauh-jauh dari Ara kalau gak mau macan didalam tubuh Ara keluar" ucap Ridwan sambal tertawa melewati Ara. Sedanhkan Ryan kemudian duduk disebelah Ara dan meminum kopinya dan kemudian mengajak Ara untuk memesan makan untuk mereka semua, selesai memekan makan Ryan sibuk bermain Hp dan kemudian menunjukkan foto seorang wanita kearah Ara

" Siapa?" , " Gebetanku dongg..." jawab bangga Ryan membuat Ara tertawa, Ryan kemudian menatapnya heran , " Kamu nih bilangnya gebetan, gebetan terus tapi gak ada yang pernah kamu pacarin" tawa Ara yang kemudian dijawab Ryan " Gimana mau pacarana, orang ada kamu" jawab Ryan datar dengan bermain Hp, " Yan, yang bener aja ya, aku juga gak bisa pacarana orang ada kamu yang mulutnya tukang bocor" jawab Ara sinis dan mendapat tawa dari Ryan, Ryan kemudian dipanggil oleh Ridwan untuk melanjutkan manggungnya, sebelum berdiri Ryan mengatakan " Kamu harus liat aku disana, biar makin jomblo gak punya pacar" Ryan tertawa dengan menjulurkan lidahnya

Benar Ara melihat mereka bermain dengan lihai pada alat-alatnya, Ryan dengan Bass-nya, Rendi dengan Drumnya, Ridwan si vocalis dan yang terakhir Bryan dengan gitarnya. Ara tidak melihat Ryan, namun melihat Bryan, entah apa yang dirasakan Ara, tapi Ara yakin cara Bryan memetik senar gitarnya dan tersenyum membuat jantung Ara tidak karuan

Senyum manis Bryan, otot bryan yang terlihat karena lengannya yang diangkat keatas, senyumnya semua Ara sangat menyukainya, perasaan seperti ini sudah lama tidak pernah Ara rasakan terakhir kalinya ketika Ara masih duduk di SMP. Benar!! Perasaan Ara ini, perasaan suka ini pada Bryan bener-benar mengisi hatinya, jangan sampai Ara ketahuan Ryan, karena mulut Ryan yang seperti ember bocor akan menjadikannya rumit.

Selesai dengan lagu ke-4 nya, mereka beristirahat kembali, Ara kira Bryan akan kembali merokok menuju bangku pojok sendiri, namun nyatanya salah Bryan mendatanginya dan duduk disebelahnya, jantung Arah segera berdegup kencang sampai-sampai Ara takut ketahuan dengan suaranya

" Ra, udah mutusin ikut ekstrakulikuler apa?" pertanyaan Bryan yang dapat membuat Ara sesak nafa, ini pertama kalinya Bryan berbicara Panjang dengannya, Ara yang gugup segara menunduk dan bermain Hp " Aku sama Lisa ikut Badminton" jawab Ara gugup, yang membuat Bryan mengangguk, ingin bertanya pun rasanya Ara susah untuk berbicara, hening lama

" Kamu jadi ikut ekstkul apa?" memberanikan diri Ara bertanya pada Bryan meskipun jantungnya dag dig dug, " Sama, badminton juga" jawaban Bryan membuat Ara ingin berteriak, ahh,kita bakal bareng-bareng dalam hati Ara berbicara dan tersenyum

" Kenapa ra?" tanya Bryan yang melihat senyum Ara, " aah... enggak" jawab gugup Ara, hening kembali Ara tidak tahu harus bertanya apa kepada Bryan

" Kamu kenal Ryan udah lama ra?" pertanyaan random Bryan membut Ara mengangguk dan tersenyum, " Ryan itu temen kecilku" jawab Ara, namun ketika akan bertanya langsung pada Bryan, Bryan berdiri menuju Ryan yang saat itu sedang merokok, Ara segera menghembuskan nafasnya pelan melihat Bryan pergi, kembali memainkan Hpnya, Ara melihat notifikasi diHp jika kelasnya telah membuat Grup, dan ketika dia mencari nomer Bryan, Ara tidak menemukannya.

Ryan mendekatinya dan mengajaknya untuk segera pulang karena Ara besok harus melakukan OSPEK, " Yukk, Pulang" ajak Ryan, yang membuatku bertanya-tanya " Besok kamu tuh OSPEK, kalau telat dihukum lah, lagian udah hamper jam 10 malem, yuk pulang"

Ah, benar Ara sampai lupa jika besok dia OSPEK, Ryan segera menuju meja teman-temannya dan meminta izin untuk pulang lebih dulu. Ara samar-samar mendengar Ryan menyuruh Bryan untuk segera pulang karena takutnya besok Bryan akan terlambat. Bryan segera berdiri dan mematikan rokoknya dan berjalan bersamaan dengan Ryan menyusul Ara di tempat parkir.

" Searah kan nih ya rumah kita?" tanya Ryan pada Bryan yang berada disampinya dan Bryan menjawab dengan mengangguk serta mengajaknya untuk bersamaan, selama diperjalan digonceng oleh, Ryan tidak habisnya memberikan wejangan terkait OSPEK yang besok akan dilakukan oleh Ara

Ryan memang ketua OSIS disekolanya, tidak salah jika Ryan mengetahui peraturan OSPEK dan barang-barang apa saja yang akan Ara bawa untuk besok, sampai dirumah Ryan segera menyuruh Ara segera tidur karena besok ia akan menjemput Ara jam 6.15 WIB

" Kepagian tau yan, kamunya nanti kepagian" jawab Ara, sedangkan Ryan hanya menggeleng dan mengatakan tidak apa-apa yang penting yang OSPEK gak terlambat, karena ucapan Ryan itu mutlak maka Ara diam saja, toh tidak ada salahnya mengikuti apa kata Ketua Osis kan.

" Kepagian tau yan, kamunya nanti kepagian" jawab Ara, sedangkan Ryan hanya menggeleng dan mengatakan tidak apa-apa yang penting yang OSPEK gak terlambat, karena ucapan Ryan itu mutlak maka Ara diam saja, toh tidak ada salahnya mengikuti apa kata ...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

LISA

Dilema SMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang