BAB 9 - TERLANJUR MENCINTA

6 2 0
                                    

Malam pun tiba, saatnya Ryan menjemput Ara untuk menemaninya nge-band dicafe yang memanggilnya. Ryan kemudian memarkirkan motornya kedalam halaman rumah Ara, yang kemudian mengetuk pintu memanggil Ara

"Assalamualaikum.. Ra.." panggil Ryan, tak lama muncul cewek cantik dan tinggi membukakan pintu rumah dengan tersenyum ramah pada Ryan dan menyuruhnya untuk masuk kedalam karena Ara yang masih bersiap-siap

" Mbak Ara masih siap-siap mas, tunggu ya.." yang dijawab oleh anggukan oleh Ryan, setelah menunggu hampir 10 menit, Ryan kembali bertanya pada cewek cantik itu

"Fan, Ara siap-siapnya lama banget ya.." tanya Ryan pada Fani cewek cantik yang membukakan pintu rumah Ara, Fani adalah adik dari Ara yang hanya beda 1 tahun, meskipun saat ini Fani duduk dibangku kelas 3 SMP, tetapi Fani memiliki tinggi badan yang lebih tinggi dibanding Ara, badan yang lebih langsing dari Ara dan pembawaan yang lebih dewasa dari Ara yang aslinya pecicilan, tidak heran banyak orang menganggap jika Fani adalah kakak.

" sabar dong, cewek juga harus dandan kan" sahut Ara yang berjalan pada Ryan dengan menenteng tas-nya. Sedangkan Ryan yang melihat penampilan Ara hanya melongo dan menggelengkan kepalanya karena baju Ara yang terlalu terbuka untuk nongkrong dimalam hari

" Mau kemana Ra?" tanya Ryan heran dengan penampilan Ara yang dandan dan bajunya yang terbuka, Ara yang mendapatkan pertanyaan itu hanya mendengus dan mengunggam

" Ayo deh, gak usah banyak omong Yan.."

" Ganti baju dulu" tegas Ryan pada Ara yang enggan menganti bajunya

"Kita berangkat kalau kamu ganti baju" tegas Ryan kembali, " Kenapa sih, jelek ya aku pakek ini? Gak cocok ya?" tanya Ara

" Bukan masalah jeleknya Ra, tapi kamu salah kostum, masak mau ke café malem-malem gini pakek baju begitu.. yang ada kamu malah masuk angin ra" Ryan mencoba membujuk Ara agar mengganti bajunya, yang akhirnya Ara berjalan kearah kamar dan masuk untuk menganti bajunya meskipun dengan menggugam

Selesai berganti baju, Ara kemudian keluar dan mengajak Ryan untuk segera berangkat sebelum Ryan berkometar dan mengoceh kembali

Sesampainya di café, Ara kemudian duduk dan bergabung dengan Lisa yang ternyata sudah datang 10 menit yang lalu,

" udah pesen belum?" tanya Ryan pada Lisa yang dijawab dengan gelangan

" pesen minum apa sa?" tanya Ara pada Lisa

" dark chocolate aja" yang kemudian Ryan berjalan kerah kasir untuk memesankan minum Lisa, Ara dan anak-anak band-nya, yang membuat lisa bertanya-tanya karena Ryan yang tidak bertanya terkait pesenannya kepada Ara, " Ryan udah tahu, aku udah sering nemenin dia nge-band ke café jadi dia tahu apa yang aku pengenin" jawab Ara dengan santai pada Lisa, yang membuat Lisa terheran-heran

" Udah lama banget?" , " Hemm, mulai dia SMP kelas 2 aku udah sering nemenin dia nge-band, awal-awalnya dia sama temen-temennya ising pinjem studio di deketnya SMP waktu mereka kelas 1 SMP tuh, terus Ryan mulai ngajakin aku buat nemenin dia kan kita dulu satu SMP, kalau aku udah pulang dia belum pulang, Ryan pasti dicariin mamanya terus nanti dimarahin, katanya biar gak berrisiko akhinya dia ajak aku buat nemenin main ke studio kan jadinya kita pulangnya bareng.." cerita Ara yang membuat Lisa tertawa

" Terus mereka ising-ising nih ke café main band, eh ternyata pemilik café suka sama mereka akhirnya mereka dipanggil terus, Ryan tetep ngajakin aku kecafe alasannya biar aku jadi saksinya nanti kalau mamanya tanya-tanya aku yang nanti cerita, karena keseringan ngikutin dia ya... akhirnya dia tahu selera makanku kalau malem-malem ke café " jelas Ara yang membuat Lisa tertawa

Perbincangan mereka terintrupsi oleh kedatangan Ridwan dan Renaldi yang langsung duduk bersama, Ara kemudian mengenalkan Lisa pada kedua teman Ryan tersebut. Lisa cepat membaur dengan Renaldi dan Ridwan, tak lama Ryan kembali dari kasir dan bergabung dengan mereka. Tak lama Jeffry datang bersamaan dengan Bryan yang membuat Ara sumringah, dan Ara tahu Ryan melihat perubahan ekspresi Ara ketika melihat Bryan yang datang bersama Jeffry

Dilema SMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang