Pagi pun menjelang, Ryan yang sudah siap dengan sepeda motornya menunggu Ara didepan rumah, tidak lupa dengan kebiasaan Ryan yang menyisir rambutnya dengan jari-jarinya, kemudian poninya yang dibentuk sedemikian rupa.
Ara keluar dengan baju SMA berjalan menuju Ryan untuk menaiki sepeda motornya, namun sebelum menaiki sepeda motor, Ryan menghentikan Ara yang akan menaiki motor
" Gak jaketan Ra? dingin nih" sela Ryan, Ara kemudian menggeleng " Enggak, udah yuk jalan",
" Ada barang yang ketinggalan gak Ra? cek lagi gih, sapa tahu ada yang ketinggalan" Ara segera mengecek barangnya di Tas, merasa tidak ada yang ketinggalan, Ara segera menepuk punggung Ryan untuk segera berangkat
Sesampainya di sekolah, Ara kemudian berjalan menuju gerbang, sebelumnya Ryan mengatakan jika ia akan menjeput Ara nanti, namun Ara menolak dan mengatakan sudah janjian dengan Lisa jika pulang akan bersama Lisa, Ryan tidak dapat menolak dan hanya berdehem saja
" Hati-hati yan.." ucap Ara kepada Ryan sebelum Ryan menancapkan gasnya
Tanpa Ara ketahui, banyak cewek-cewek yang menatapnya, Ara kemudian hanya tersenyum dan menunduk, kemudian Ara tidak sengaja menabrak bahu seseorang
" ehh, sorry sorry.." Ara kemudian menatap wajah cowok yang ditatapnya, seketika jantung Ara terasa berhenti dan tidak dapat berbicara
Astagaaa... kenapa sih mesti harus nubruk Bryan ucap Ara dalam hati
" Santai ra, gak papa.." jawab Bryan sambal berjalan disamping Ara, sedangkan Ara hanya diam saja karena jantungnya sedang berdegup gak karuan
" Dianter Ryan tadi ra?" pertanyaan Bryan membuat Ara segera menatapnya, yang kemudian diangguki oleh Ara, kemudian hening kembali
Sampai dikelas Ara kemudian duduk bersebelahan dengan Lisa, melihat Lisa sibuk bermain Hp Ara kemudian bertanya dan Lisa menjawab jika MOS nya akan dibagi kelompok, perkelas akan dibagi menjadi 6 kelompok, yang mana isinya perkelompok harus terdapat 2 cowok dan 3 cewek
" Kelompoknya udah dibagi Ra, coba baca grup deh" Ara segera membuka Hpnya dan membaca grup sesuai dengan intruksi Lisa. Ara terkejut bisa-bisa dia satu grup dengan Bryan.
Ketika wali kelas datang dan menyuruh untuk duduk perkelompok, Bryan kemudian duduk dibelakang Ara, jantung Ara kembali perpacu lebih cepat. Pak Pendik kemudian menjelaskan jika setiap kelompok harus membuat yel-yel dan kemudian mengerjakan tugas bersama-sama, penilaian diambil dari kerjasama antar kelompok. Tugasnya adalah membuat madding
" Sebelum kita kerja kelompok nih, kenalan dulu ya.." Lisa mencoba mengawali berbicara,
" Kenalin aku Lisa"
" Ara.."
"Aeri"
" Mely"
" Bara" dan yang terakhir adalah " Bryan, panggil Ian"
Selesai perkenalan Lisa mulai menjelaskan terkait tugas, serta membagi tugas per anak, Bryan dan Bara tugasnya adalah mencari materi madding, Lisa dan Aeri tugasnya adalah mempersentasikan madding dan Ara serta Mely adalah bagian menghias madding. Selesai mebagi tugas masing-masing setiap anak mulai focus dengan tugasnya sendiri-sendiri
Tanpa terasa jam akan pulang sudah dekat, namun madding masih belum selesai, Aeri mengusulkan untuk dilanjutkan saja disekolah sampai selesai, dan semua telah sepakat untuk melanjutkan disekolah
" Ra, nanti kamu gimana pulangnya?" tanya Bryan pada Ara, karena biasanya Ryan akan segera menjemput, " Aku bareng Lisa kok, tenang aja" Bryan hanya mengangguk
Terlihat mulai focus dan jam sudah menunjukkan pukul 14.00, namun madding masih belum selesai juga, sedangkan Mely harus segara pulang karena menjemput kembarannya yang berbeda sekolah, Aeri mengatakan jika dirinya juga harus segera pulang, karena harus bersiap membantu orangnya berjualan dirumah,
" Yahhh, gini aja deh, kita lanjut besok aja, kan tinggal menghias ajakan" ucapan Lisa kemudian dijawab Ara
" Ehh, gak usah deh sa, nanti biar aku terusin dirumah, tinggal nambah dikit aja kok hiasanannya" Lisa kemudian mengangkat jempolnya " Bagus deh Ra, gitu aja"
Bryan, Lisa dan Ara kemudian berjalan menuju parkiran, mesikupun jam sudah lewat namun masih ada beberapa kakak kelas yang sedang melakukan Ekstrakulikuler Basket, Lisa kemudian berbisik jika ada kakak kelas yang ganteng, sedangkan Ara hanya tersenyum
Ryan Calling
Notifikasi muncul melalui Hp Ara yang membuatnya menhembuskan nafas kesal dan mengakatnya
" Ra, pulang jam berapa sih? Lama banget, kan mau manggung nih aku jemput jam 4 sore nanti" suara Ryan terdengar jelas
" Ini mau pulang, sabar napa, orang jam 4 juga masih lama tau, kenapa sih bawel banget jadi cowok" sewot Ara. Tanpa Ara ketahui bola basket mendekat ke arah Ara, yang untungnya dapat ditangkis oleh Bryan, Ara yang masih terkejut hanya mematung, sedangkan Bryan terlihat panik
" Ra.. Ara" sentak Lisa karena Ara yang masih mematung, " Kamu gak papa ra?" tanya Bryan pada Ara, dan mendapat anggukan dari Ara, sedangkan kakak kelas terlihat khawatir
" Maaf ya dek.." yang kemudian diangguki Ara, sedangkan Bryan " Ati-ati mas, kalau main" intonasi Bryan terdengar ditekan yang menandakan Bryan sedikit marah
Sampai pada parkiran, Lisa kemudain membonceng Ara untuk pulang, sesampainya dirumah Ara segera mandi dan menyelesaikan tugas madding untuk besok, selesai dengan madingnya Ara ingin rebahan sebentar sebelum Ryan menjemputnya, namun nyatanya Ryan malah menelponnya kembali
"Ra, yuk jalan" ucap Ryan, yang kemudian Ara tutup telponnya, dan berjalan keluar rumah, namun yang Ara temukan adalah mobil yang sedang terparkir didepan, Ara celingak-celinguk mencari Ryan. Karena, Ara yakin jika Ryan tidak mungkin membawa mobil, Ryan itu gak bisa nyetir mobil. Namun, kemudian Ryan keluar dari mobil tersebut
" Loh udah bisa bawa mobil?" tanya Ara pada Ryan
" Mobil si Bryan kok hehehe...." Jawab Ryan dengan tertawa, kemudian kaca mobil turun dan dilihatnya Bryan yang menyapanya dari dalam, Ara hanya tersipu malu
Ryan kemudian mepersilakan Ara untuk segera masuk kedalam mobil, Ryan duduk bersebalahan dengan Bryan dan Ara yang duduk dibelakang
" Ra, habis ini kita mau jemput anak-anak yang lain nanti kamu didepan ya Ra.." suruh Bryan dengan masih focus pada setirnya, Ara kemudian mengangguk. Satu persatu teman-teman Ryan datang dan Ara sudah berpindah tempat kedepan bersama Bryan
Sampai di Caffe, Ara kemudian mencari tempat duduk didalam café namun ternyata, tempat duduk dialam café sedang ramai dan hanya ada diluar café, Ara memilih didalam café karena lupa membawa jaker, tapi didalam lebih ramai, mau bagaimana lagi Ara duduk diluar depan panggung
Merasa kedinginan Ara kemudian meniup tangannya yang terasa dingin, Bryan melihat hal itu kemudian melepas jakernya dan diberikan pada Ara, dan Ara benar-benar terkejut dengan hal itu, jantung Ara kembali berdetak tidak normal, mungkin saat ini wajah Ara sudah sangat merah karena malu
" Disana ada yang kosong, masuk aja, aku udah booking tempat didalem" tak lupa Bryan juga memberikan masker untuk Ara, " Banyak orang ngerokok disini"
Astaga Bryan tau gak sih bikin jantung Ara makin gak karuan
" Ra, masuk gih ra udah dibookingin Bryan didalam" sahut Ryan sambal memegang gitarnya, Ara kemudian segera masuk dengan membawa jaket Bryan
KAMU SEDANG MEMBACA
Dilema SMA
FanfictionKisah cinta anak SMA pada usia 17 tahun yang menyukai teman sekelasnya bernama Bryan. Ara yang menyukai cowok bernama Bryan disekolahnya dan satu kelas , menyukai secara diam-diam, namun ternyata Bryan yang mengatakan jika telah memiliki cewek lain...