7. The Kitchen Burning In My Brain

21.9K 1.7K 72
                                    

[Headnote : Foto di atas itu semacam gaya berpakaian Indra. Kemeja merahnya sedikit mengingatkan sama Kusuma yang memang suka warna merah, tapi Indra di bayangan aku itu memang cowok biasa yang kalau terus-terusan diperhatiin ternyata lumayan keren T^T]

 

Wahyu

Layar laptop Wahyu mulai menjalankan operasi di meja belajarnya sementara Wahyu sendiri tengah terbaring di tempat tidurnya dengan mata menyorot kosong ke arah langit-langit kamarnya. Hari ini terasa sangat panas, dia bahkan meliburkan latihan Klub Futsal karena kondisi yang membuat siapapun malas menggerakan tubuh mereka.

Wahyu bukan bersikap tidak bertanggung jawab. Klubnya selalu latihan di hari-hari yang sudah ditentukan, bahkan di hari minggu sekalipun. Tidak ada salahnya memberi libur dadakan, kan?!

Dan di sinilah Wahyu sekarang, tergeletak hampir tak berdaya di kasurnya sementara pendingin ruangannya sudah berada dalam temperatur yang paling dingin yaitu 16 derajat celcius. Seragamnya masih utuh menempel di badannya, lengkap dengan segala atributnya—bahkan sampai ke rompi sekolah yang sebenarnya tidak harus digunakan setiap waktu.

Tapi Wahyu sangat menyukai rompi. Dia membiarkan dirinya seperti ini untuk sesaat meski dasinya sudah terpasang longgar, rompinya sudah tidak terkancing, tali pinggangnya sudah hampir terlepas dan sepatunya yang menggantung di ujung kakinya. Sesampainya di kamar, dia hanya sempat melonggarkan pakaiannya dan menyalakan laptopnya lalu langsung menjatuhkan diri ke tempat tidur.

Persetan Nathan untuk hari ini.

Turnamen Tenis Terbuka mulai diadakan kembali, dan seperti kelihatannya—Nathan kembali mewakili sekolah bersama dengan satu adik kelas perempuan yang juga pemain tenis. Dan tepat ketika Wahyu baru akan mengamuk pada Nathan mengenai mengapa mobil pemuda rese itu belum dinyalakann juga, Wahyu melihat Nathan tengah asyik berlatih tenis di lapangan yang seharusnya digunakan Klub Futsal saat itu juga.

Akhirnya Wahyu memilih pulang naik angkot. Nathan tidak akan mungkin mencemaskannya, malahan Nathan akan merasa bahagia jika Wahyu tidak pulang bersama dengannya.

Mata Wahyu terpejam sejenak ketika ia mendengar sebuah bunyi dari laptopnya. Ia langsung terbangun kembali lalu bangkit untuk segera menyambar laptopnya dan meletakannya di atas kasurnya. Dia berharap ada pesan masuk untuknya di aplikasi pengecek surel yang ia gunakan.

Tapi dia hanya mengerutkan keningnya ketika sadar bahwa itu bukan sebuah pesan masuk untuk surat elektroniknya. Itu sebuah pesan masuk untuknya melalu aplikasi Skype yang benar-benar jarang digunakannya. Wahyu langsung membuka pesan tersebut dan menemukan sebuah pesan dari user Nathaniel_Ska.

Pesan dari Nathan.

Nathaniel_Ska : Lo pulang sendiri, gue ada latihan tenis.

Dan Wahyu langsung tertawa keras, ngakak sendiri tanpa alasan yang jelas. Dia sudh berada di rumah ini sejak tiga puluh menit yang lalu—dan Nathan baru menyadarinya?! Ah, Wahyu hampir lupa, Nathan tidak pernah peka pada lingkungan sekitarnya. Wahyu melirik bagian pojok layar laptopnya untuk melihat jam, sekarang pukul tiga siang.

Jangan harap Wahyu akan bertanya kapan Nathan pulang. Suasana rumah jauh lebih baik tanpa makhluk arogan yang sebenarnya pemilik asli dari rumah ini dengan bapaknya.

WahyutoAksian : gue udah pulang dari tadi coeg.

Setelah mengirim balasan tersebut, Wahyu segera menyambar ponselnya. Dia ingin mengajak teman-temannya untuk berkumpul di kamarnya saat ini juga, tapi rasanya tidak mungkin mengingat hanya Kla saja yang kosong dari ekstrakulikuler saat ini. Dan Wahyu tidak ingin berduaan saja dengan Kla, telinganya bisa mengebul seharian penuh.

Personal Taste [BoyxBoy]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang