Semua orang tahu Kusuma bukanlah tipe orang yang gampang canggung, dia adalah manusia yang dingin dan datar—dan jelas selalu merasa tidak sesuai di mana pun dirinya berada. Tapi orang-orang seperti itulah yang jarang merasakan canggung.
Jadi jelas, Kusuma sama sekali tidak merasa canggung. Di sisi kanannya ada Mike, seorang pemuda yang seharusnya ia anggap sebagai pacarnya saat ini juga (Kusuma masih harus mengeraskan rahang bawahnya sendiri ketika sadar bahwa Mike pacarnya).
Tapi sepertinya kecanggungan malah melanda dua orang yang kesehariannya benar-benar over-confident sampai terkadang terlihat memalukan. Dan terlebih, kedua orang itu kini duduk di seberangnya. Ya, yang Kusuma maksud itu Wahyu dan Nathan.
Baiklah, Nathan masih terlihat sedikit nyaman dengan memotong pizzanya. Tapi Kusuma adalah pengamat yang baik, Nathan tidak mengucapkan banyak kata sejak mereka berdua datang. Dan Kusuma yakin Nathan memiliki alasan lain untuk tetap diam.
Mungkin posisinya dengan Wahyu yang terlihat ambigu ketika Kusuma dan Mike datang? Ayolah, semua juga pasti berpikiran kalau Nathan ingin mencium Wahyu jika melihatnya dari sisi mana pun juga. Kusuma tidak gila ketika melihat mata Nathan berubah menjadi sewarna lebih gelap beberapa menit lalu.
Dan Wahyu, manusia paling berisik yang pernah Kusuma kenal selain Kla itu malah bungkam sambil menatap dalam-dalam pizzanya. Kusuma tidak bisa membaca apa yang tengah dipikirkan oleh sahabat baiknya itu, karena selama ini Wahyu tidak pernah terlihat sangat gengsi untuk membuka suatu percakapan. Benar-benar aneh dan itu membuat Kusuma pusing sedikit.
"You are overthinking, Tara," Kusuma hampir saja meloncat dari sofa tempat ia duduk ketika mendapati suara Mike berbisik di depan telinganya. Dia langsung menoleh ke Mike yang kini menggoyang-goyangkan iPhone-nya, aplikasi Line terbuka di sana. Dan Kusuma pun langsung mengerti. "Check your phone."
Kusuma langsung mengeluarkan ponselnya dari saku celananya—tidak peduli bahwa kedua makhluk di hadapannya masih bungkam. Dan dia menemukan sebuah pesan dari Wahyu—yang juga dikirimkan ke Mike sehingga mereka bertiga membuat sebuah group chat.
Wahyuaksellent : Help with this awkward situation. An idiot in my left can't help.
MichaelRFord : I can't even think about a thing. Tara?
KusumaB_ : I want to order a pizza and lemon tea. Can you call a waiter?
Kusuma tidak sebodoh itu untuk sadar bahwa jawabannya bukanlah jawaban yang diinginkan baik dari Wahyu atau pun Mike. Tapi Mike sendiri hanya tersenyum dan ketika pemuda berambut pirang itu akan mengangkat tangannya, satu sosok gadis yang lebih muda berdiri di depan meja mereka dengan wajah gusar.
"Mas Yu gak bilang kalau bawa temen!"
Dan Kusuma mengenali kalau gadis itu adalah Risma, adik kandung dari Wahyu.
.
.
Suasana jauh terasa lebih baik ketika Risma datang dan mulai mengoceh panjang-lebar soal sekolahnya ke Kusuma, Risma memang telah mengenal Kusuma sejak lama. Kusuma sendiri hanya bisa mendengarkan cerita gadis SMP itu dengan tenang meski tidak benar-benar menyimak.
"Ngomong-ngomong, kalian kenapa berada di sini?" tanya Mike pada akhirnya, menunjuk Nathan dan Wahyu secara bersamaan. "Bukannya gue gak senang, it's glad to meet you guys here."
"Seharusnya gue yang bertanya itu ke kalian berdua," kata Nathan dengan nada dinginnya yang biasa. Dia menatap Kusuma dengan mata yang sama dinginnya, membuat Kusuma langsung balas menatapnya dengan jenis tatapan yang sama. Soal menjadi siapa yang paling dingin, Kusuma bisa menantang siapa saja. "Kalian lagi kencan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Personal Taste [BoyxBoy]
Teen Fiction[Book 2 of 2] Dua orang yang saling membenci tinggal dalam satu atap? Masih kalah absurd jika orang kalian benci itu adalah teman sekelas kalian sekaligus seseorang yang tengah kalian tantang dalam sebuah permainan berbahaya. "Gue lagi berusaha kera...