Falling in love

223 39 13
                                    

Mencintai bukan perkara sulit bagi gadis bermarga Hwang itu. Jika diadakan kompetisi siswa paling bucin satu provinsi, Hwang Yeji pasti jadi juara, minimal juara tiga. Namun, bagi Lia mendapat lima love language teratas setiap harinya membuat gadis Choi itu sedikit kewalahan. Dibuat salah tingkah setiap hari, memangnya enak? Tidak! Resmi berpacaran dengan Hwang Yeji membuat Lia menjadi lebih waspada ketika berada di sekolah, takut gadis itu tiba-tiba muncul di hadapannya.

"Lia!"

'Kan.

Lia heran, kenapa Hwang Yeji ada dimana-mana? Di koperasi pun ada Yeji?!

"Kamu ngapain?" Tanya Yeji dengan kening sedikit mengerut serta napas tersengal. Lia tebak Yeji habis berlarian entah dari mana.

"Ya kamu lihat sendiri aja Yeji aku ngapain." Jawab Lia galak.

Yeji terkekeh pelan. "Galak banget, padahal masih pagi."

"Pertanyaanmu aneh." Lia langsung melengos pergi setelah membayar dan mengangkut barang bawaannya.

Yeji buru-buru mengejar langkah Lia. "Lia, sini aku bantu bawa."

Lia menggelengkan kepalanya lemah. "Yeji, aku cuma beli pena."

"Ya nggak apa-apa, biar kamu nggak capek." Balas Yeji cepat sambil menjulurkan tangannya. "Sini."

Lia menarik napas lalu mengembuskannya. Ia berikan pena miliknya kepada Yeji tanpa basa-basi. Ingat, kunci utama untuk menghadapi Hwang Yeji adalah sabar.

"Lia, pulang sekolah nanti jalan yuk."

Lia diam sejenak sebelum menjawab, ia mengingat-ingat apakah ada pelajaran tambahan hari ini mengingat ujian akhir sudah di depan mata, sementara Yeji masih saja bersantai. Tapi, Lia tidak heran, sih. Otak Yeji cukup encer untuk mengerjakan soal-soal yang katanya sudah di luar kepala itu. Bahkan, Yeji kadang kala membantu Lia mengerjakan tugasnya tanpa ada kesulitan padahal mereka berbeda jurusan.

"Ji, aku tiba-tiba pengin candy floss deh." Kata Lia setelah terjadi keheningan cukup panjang. Mereka sedang berjalan di koridor untuk kembali ke kelas.

"Boleh," spontan Yeji menanggapi. "Satu truk aku beliin." Sambungnya yang langsung mendapat tatapan tajam dari Lia. Yeji kemudian tertawa kecil. "Aku niatnya mau ngajak kamu nonton, tapi di rumah aja."

Alis Lia mengerut. "Katanya mau jalan?"

"Ya jalan, 'kan dari rumahmu ke rumahku butuh jalan."

Ya, begitulah Hwang Yeji. Jalan pikirannya tidak bisa ditebak meskipun mereka sudah mengenal satu sama lain sejak lama.

Mereka berpisah karena harus kembali ke kelas masing-masing. Hari itu berjalan seperti biasanya, dipaksa untuk duduk di kursi, memperhatikan guru menjabarkan materi yang sesekali melempar pertanyaan menjebak kepada murid yang mulai mengantuk, mengerjakan soal, dan begitu seterusnya hingga pelajaran selesai.

Yeji tidak bisa langsung pulang ke rumah karena ada beberapa urusan yang harus ia selesaikan terlebih dahulu di sekolah. Lia akhirnya pulang bersama Hyunjin. Banyak yang mengira Lia dan Hyunjin merupakan sepasang kekasih, karena kalau dilihat-lihat mereka memang cukup serasi. Bukan karena itu saja, Lia dan Hyunjin kerap meluangkan waktu bersama entah di kantin atau di lapangan ketika Yeji ada kegiatan lain. Namun, sayangnya, Lia lebih tertarik pada kembaran Hyunjin yang absurd itu.

"Jin," Lia membuka pembicaraan setelah mereka turun dari bus sekolah. Mereka seperti biasa berjalan kaki menuju rumah.

"Kenapa, Lia?"

Lia diam sejenak. "Kamu gak keberatan aku pacaran sama Yeji?"

Kening Hyunjin langsung mengerut. "Keberatan? Keberatan kenapa?" Tanya Hyunjin bingung.

I will spend my whole life loving you (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang