Choi Jisu is missing

311 56 29
                                    

"Jin, kira-kira Lia lagi apa ya?" Tanya Yeji sambil menopang dagu. Pandangannya menerawang jauh ke depan. Ia menghembuskan napas kemudian berguling di atas tempat tidur. Berguling ke kanan dan ke kiri, membungkus sekujur tubuhnya dengan selimut lalu berteriak di balik bantal. Yuqi yang anteng berada di pangkuan Hyunjin mencolek-colek pipinya. "Apa?" Hyunjin menatap Yuqi lembut.

"Kak Eji kenapa?" Tanya Yuqi berbisik sekaligus bergedik ngeri melihat kelakuan Yeji.

Hyunjin terkekeh, mencubit gemas pipi Yuqi lalu mengalihkan fokusnya pada Yeji. "Biasa Yuqi, pawangnya nggak ada." Hyunjin menanggapi dengan nada bergurau. Kening Yuqi mengerut dalam, mencoba-coba mengerti maksud perkataan Hyunjin, akan tetapi Yuqi berakhir mengangkat bahu dan kembali fokus memakan biskuit.

Yeji menyudahi kegiatannya, mengubah posisi menjadi duduk bersila di atas kasur kemudian mendengus frustasi. "Jin ish, Lia gak balas chat aku!" Keluh Yeji, ia melempar ponsel pintarnya ke atas kasur lalu bibirnya mengerucut. Ini sebetulnya yang usia lima tahun Yuqi atau Yeji sih?

Hyunjin menggelengkan kepala tidak habis pikir dengan kembarannya. "Baru juga satu jam yang lalu dia pamitan." Laki-laki bermata sipit itu menanggapi dengan nada kesal. "Santai lah, Ji. Lia-mu gak akan hilang kok." Lanjut Hyunjin beralih menciumi pipi Yuqi. "Ya 'kan Uqi? Ah gemes banget sih kamu."

Wajah Yeji makin memberengut. Ia beranjak dari atas tempat tidur, kakinya melangkah keluar kamar. Berjalan dengan kaki menghentak lantai layaknya anak kecil tengah merajuk, ia menghampiri Ibunya yang sedang memasak untuk makan siang. "Ma, Lia nggak balas chat aku." Yeji mengadu sambil menarik kursi bar kemudian duduk di atasnya.

Ibunya menoleh, memberikan senyuman hangat pada putrinya lalu menggeleng lemah. "Sedang di perjalanan, sayang. Baru juga pamitan satu jam yang lalu. Bantu Mama sini."

Yeji menghembuskan napas, melipat tangan ke atas meja bar dan meletakkan dagu di atasnya. "Aku mau nyusul Lia ke Kanada." Ibunya hampir tersedak mendengar pernyataan Yeji barusan. "Pa, Yeji mau nyusul Lia. Ayo buat passport." Yeji kembali berkata ketika melihat sang Ayah berjalan ke arah mereka.

"E-eh? Kamu kira buat passport sehari jadi?" Ayahnya memberi respon dengan kening mengerut dalam. Melihat ekspresi murung putri satu-satunya, lantas sang Ayah mendekat, mengelua puncak kepala Yeji kemudian tersenyum kecil. "Memangnya kenapa mau nyusul? Lia cuma seminggu di Kanada."

"Kangen."

Ibu dan Ayah Yeji berpandangan satu sama lain, saling melempar tatapan yang sulit diartikan lalu keduanya tertawa. "Kita beli es krim yuk, ajak kakakmu dan Yuqi sekalian. Papa tunggu di mobil." Ujar sang ayah dengan suara lembut. Yeji menghebuskan napas kasar. "Mau bantu Mama atau ikut Papa beli es krim?" Teriak ayah.

Yeji mengangguk lemah lalu meninggalkan dapur dengan langkah berat. "Iya, iya." Yeji memeriksa ponselnya, berharap ada notifikasi dari Lia. Namun, nihil. "Lagian Lia ngapain ke Kanada segala sih? Bikin repot aja." Gerutu Yeji sambil menaiki anak tangga.

Yeji berjalan menuju kamar Hyunjin, membuka pintu kamar tanpa mengetuk terlebih dahulu Yeji menemukan Hyunjin tengah membuat kepangan di rambut Yuqi sambil melihat tutorial di YouTube. Yeji berdeham, membuat dua makhluk hidup itu menoleh ke arahnya. "Diajak keluar sama Papa. Kalian mau ikut?"

Satu anggukan membuat keduanya menyudahi aktivitas mereka. Hyunjin menggendong Yuqi ke lantai bawah sementara Yeji mengekor di belakang, tiada henti menghela napas. Langsung masuk ke dalam mobil, Yeji memilih di kursi penumpang, Hyunjin dan Yuqi berada di kursi depan. Mengutak-atik radio player, mobil melaju meninggalkan halaman rumah.

"Baby shark du du du du!" Yeji mendengus, menopang dagu dengan wajah cemberut mencoba untuk mengabaikan suara Hyunjin dan Yuqi. Ia menutup kedua telinganya kemudian berteriak, "Ish, berisik tahu!"

I will spend my whole life loving you (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang