3

4.6K 530 40
                                    

Happy reading

***




Matahari belum terbit ketika kakek Xiao sudah bersiap untuk pergi ke ladang dengan peralatan pertanian yg ia bawa dipunggungnya.

"Astaga! Apa yg kau lalukan disini?"

"Menunggu kakek. Hari ini aku akan membantu kakek diladang." Xiao zhan berujar dengan senyuman manis yg akan memyilaukan mata tua Xiao Jun, cucunya itu tampak sangat bersemangat sekali.

"Memangnya kau tidak pergi sekolah?"

"Kakekku sayang, aku tau jika usiamu sudah sangat tua, jadi aku memaklumi kalo penyakit pikunmu sering kambuh. Hari ini kan hari minggu, mana ada orang yg pergi ke sekolah." Xiao zhan mulai meledeknya.

Xiao Jun mendengus, pagi-pagi cucu kesayangannya ini sudah membuatnya emosi. Untung sayang, untung cucu sendiri, coba kalo bukan, hem... mungkin Xiao Jun sudah melemparnya dengan cangkul yg dipegangnya saat ini.

"Jangan ikut!"

"Kenapa? Aku kan ingin membantu kakek. Kakek belum begitu sehat, kalo terlalu capek nanti penyakit sesak kakek kumat lagi bagaimana?"

"Tidak akan, kakek kesana hanya untuk mengambil pakan ternak saja. Kau tetaplah dirumah untuk menjaga pria itu."

"Tidak mau, kenapa aku mesti menjaga orang tidur. Memangnya dia bayi apa?"

Xiao Jun mengetuk kening pemuda itu. "Dia memang bukan bayi, tapi apa kau lupa siapa yg sudah memukulmya hingga ia jatuh pingsan lagi."

"Itu kan bukan sepenuhnya salahku. Dia yg mengagetkanku, makanya aku reflek memukulnya, lagipula kenapa kakek sangat peduli padanya? Cucu kakek itu aku lho, bukannya dia, kek!"

"Jangan protes, patuhilah ucapan kakek. Sudah, kakek mau pergi. Tidak perlu mengirimi kakek sarapan, kakek akan pulang sebelum waktu sarapan." Xiao Jun pun langsung pergi.

Setelah kepergian sang kakek, Xiao zhan pergi menuju kamarnya untuk melihat kondisi pria asing tersebut, memastikan apa ia sudah bangun ato tidak.

"Sepertinya belum ada tanda-tanda bahwa ia akan bangun. Hemm... kepalanya tidak terluka parah, kan? Dia tidak akan mengalami gegar otak hanya karena aku memukul kepalanya, kan? Aish, kenapa harus khawatirkan itu, sebelumya kan dia memang sudah terluka. Jadi, kalo ada apa-apa dengan otaknya itu bukanlah salahku sepenuhnya." Gumamnya sambil mengamati wajah pria itu dengan tatapan rumit.

"Aish, kenapa aku malah berada disini untuk menatapnya. Lebih baik aku segera ke dapur untuk menyiapkan sarapan." Xiao zhan pun segera menuju dapur.


Setelah berkutat dengan dunia perdapuran. Beberapa menu sederhana pun sudah selesai ia buat dalam waktu tidak sampai satu jam, ia menatap sangat puas dengan hasil masakannya.

 Beberapa menu sederhana pun sudah selesai ia buat dalam waktu tidak sampai satu jam, ia menatap sangat puas dengan hasil masakannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Mendadak jadi Suami (Completed In Pdf)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang