8

2.9K 426 13
                                    

Happy reading


Happy reading

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

"Kau serius tidak mau ikut?"

"Mn, aku akan langsung pulang saja. Aku ingin segera memberi tahu kakek." Xiao zhan buru-buru mengemasi buku-bukunya ke dalam tas.

"Hey, kau tidak ingin merayakannya dulu bersama yg lainnya." Zhuocheng tidak ingin Xiao zhan pulang.

"Maaf, aku tidak bisa. Aku pulang duluan. Dah, A Cheng..." Xiao zhan pergi dengan melambaikan tangannya. Pemuda itu berlari pulang ke rumah, sepertinya Xiao zhan tidak sabar untuk memberihukan hasil nilai ujian kelulusannya, Xiao zhan bahkan tak menyangka ia akan menerima beasiswa di Universitas favoritnya itu. Semua berjalan seperti keinginannya. Tuhan pasti sangat menyayanginya hingga memudahkan semua jalan baginya untuk menuju impiannya.

Xiao zhan akhirnya tiba didepan rumahnya, meski nafasnya tersengal-sengal akibat ia berlari, tapi ia justru merasa senang karenanya. Xiao zhan menetralkan nafasnya terlebih dulu, setelah dirasa cukup ia pun melangkahkan kakinya pelan-pelan memasuki rumah, Xiao zhan ingin memberi kejutan pada sang kakek.

"Ka-... "Xiao zhan tidak jadi melanjutkan panggilannya.

"Bagaimana, apa kau bersedia mengabulkan permintaanku?"

"Aku tidak bisa." Jawab Wangji yg membuat pria tua itu begitu sangat kecewa.

"Aku tidak bisa menikah dengannya, kami baru bertemu, dan belum cukup untuk saling mengenal pribadi masing-masing. Lagipula, bukankah sangat egois kalo kakek menjodohkan kami seperti ini. Xiao zhan pasti akan berpikir sama sepertiku. Kek, pernikahan adalah suatu hubungan yg sakral, kakek tidak bisa semudah itu menyuruh kami untuk segera menikah." Wangji menjelasnkan, sebenarnya ia sangat berat untuk mengutarakannya, tapi dia harus mengatakannya. Wangji pikir ini sangat tidak adil untuk mereka berdua, terlebih lagi Xiao zhan, pemuda itu masih sangat muda, apalagi usia mereka terpaut cukup jauh menurut perkiraannya, meski Wangji sendiri belum bisa mengingat siapa sebenarnya dirinya, dan bagaimana kehidupan masa lalunya. Tapi sepertinya, apa yg ia pikir itu benar.

"Kau berkata benar. Aku memang egois, sangat egois karena tidak memikirkan bagaimana perasaan kalian berdua," Xiao jun berkata lirih, "aku hanya memikirkan keinginanku sendiri, tanpa mau memikirkan apa yg kalian inginkan. Tapi, sebagai seorang kakek, apakah aku salah jika aku menginginkan kebahagiaan untuk cucuku? Wangji aku tau bagaimana watak dan kepribadian cucuku itu, dan meski aku baru mengenalmu, aku sangat yakin kau adalah orang baik, orang yg bisa sangat ku percayai untuk kutitipkan dia padamu. Wangji, kau tau kan apa kata dokter, umurku sudah tidak lama lagi. Dan aku tidak bisa mati dengan tenang jika meninggalkan Xiao zhanku seorang diri seperti itu. Wangji, aku mohon padamu. Tolong kabulkan keinginan terakhir orang tua ini." Pria tua itu berurai air mata saat mengatakan apa yg diinginkannya.

Mendadak jadi Suami (Completed In Pdf)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang