Happy reading
***
"Sudah jangan menangis." Wangji mencoba menenangkan Xiao zhan yg kini sedang menangis tersedu-sedu sambil mengemasi pakaian mereka.
"Hiks... ge, bisakah kau bujuk kakek untuk tidak mengusirku secepat ini." Xiao zhan mencoba meminta pertolongan Wangji.
"Kakek tidak mengusirmu, dia hanya ingin kau segera pergi kekota dan mengurus persiapan masuk kuliahmu."
"Itu sama saja. Pokoknya kau tolong bantulah aku membujuk kakek. Aku tidak ingin pergi sekarang, keadaan kakek semakin buruk, aku takut jika aku pergi sekarang, kakek justru-..." ia tak bisa melanjutkan kalimatnya, kata 'meninggal' terlalu menyakitkan untuk ia ucapkan.
Mengetahui maksud ucapan yg tercekat itu, Wangji reflek langsung memeluknya, berharap dengan tindakan seperti itu mampu mengurangi kesedihan Xiao zhan yg kini sudah menjadi pasangannya. Tapi, bukanya berhenti, tangis Xiao zhan justru semakin menjadi-jadi, dada Wangji pun dibuatnya basah oleh air mata pemuda itu. Wangji pun pasrah, jangankan pakaian yg jadi basah, kalo Xiao zhan mau, Wangji mampu mengorbankan dadanya untuk ia belaha jika istrinya itu mau. Memang terkesan lebay dan sedikit mengada-ngada, tapi yg jelas apapun akan ia lakukan agar istrinya itu bisa berhenti menangis, karena Wangji tidak menyukai wajah rupawan istrinya itu dinodai oleh air mata.
"Aku akan melakukan apa yg kau mau, tapi aku tidak berjanji apa yg aku lakukan mampu untuk membujuk kakek." Ujarnya yg membuat pemuda yg berada dalam pelukannya itu mendongak.
"Benarkah?"
"Mn. Jadi sekarang berhentilah menangis, matamu jadi bengkak karenanya." Wangji menghapus jejak air mata dipipi Xiao zhan dengan lembut. Perlakuan Wangji yg seperti itu entah mengapa membuat jantung berdebar lebih cepat dari sebelumnya, wajah suaminya itu kini tepat diatasnya, dan Xiao zhan dapat dengan jelas mengamati fitur wajah tersebut dengan secara mendetail. Suaminya ini begitu tampan, Xiao zhan memang sudah menyadari ketampanan suaminya itu sejak lama, tapi selama ini ia berusaha menyangkalnya akibat sikap Wangji yg sebelumnya begitu menyebalkan. Tapi, sejak beberapa bulan ini sikap pria itu sudah berubah kearah yg lebih baik, apalagi sejak mereka menikah dua minggu yg lalu, pria ini semakin mendalami perannya sebagai seorang suami. Xiao zhan tidak tau kenapa pria ini sampai sebegitunya menjalani perannya itu, entah itu cuma akting belaka ato memang Wangji sangat menikmati perannya sebagainya seorang suami, Xiao zhan tidak tau itu, yg jelas sikap Wangji yg seperti ini justru membuatnya malah berharap lebih, salahkah ia jika berpikir begitu?
Tapi, seolah ditampar kenyataan, Xiao zhan segera membebaskan dirinya dari pelukan Wangji ketika ia mengingat, pria yg memeluknya dengan begitu erat itu saat ini masih mengalami amnesia, dan Xiao zhan tidak tau latar belakang dan masa lalu suaminya ini. Bagaimana jika ingatan Wangji kembali pulih? Bagaimana jika setelah pulih Wangji justru tidak ingin bersama dirinya lagi, dan bagaimana jika sebelum pria itu hilang ingatan, Wangji sudah memiliki orang yg dicintainya. Jika akhirnya Wangji ingat dan memilih kembali ke kehidupannya yg dulu bukankah dirinya akan ditinggalkan.
Memikirkan hal tersebut membuat perasaat Xiao zhan campur aduk, hingga air mata pun kembali jatuh tanpa bisa ia bendung lagi.
"Xiao zhan?" tanya pria itu ketika terkejut dengan apa yg dilakukan Xiao zhan.
"Tolong jangan mendekat." Serunya cepat ketika melihat Wangji kembali mendekat kearahnya.
"Kau kenapa-"
KAMU SEDANG MEMBACA
Mendadak jadi Suami (Completed In Pdf)
Fanfictionkakek Xiao divonis mengidap kanker stadium akhir, pria tua itu sedih, tapi yg lebih membuatnya sedih ialah karena ia akan mati dan meninggalkan sang cucu yg masih remaja seorang diri. kesedihannya itu langsung terobati tatkala ia tak sengaja menemu...