Happy reading.
***
"Anda mengidap kanker paru stadium tiga." Ujar pria berjas putih tersebut setelah membaca hasil diagnosa yg ia terima.
"Berapa lama waktuku?" Xiao Jun tidak menanyakan bagaimana kondisinya itu agar bisa sembuh, karena ia tau sudah tidak ada harapan lagi untuknya agar bisa sembuh dari penyakit mematikan tersebut, apalagi usianya sudah terbilang tua, dengan usia yg hampir mendekati kepala tujuh.
"Tuan, kenapa anda sepesimis itu? Kami akan berusaha melakukan yg terbaik untuk anda, jadi tolong jangan langsung berputus asa." Dokter tersebut berusaha menyemangati kondisi pasiennya.
"Anda tidak perlu melakukan itu dokter," ia tersenyum, lalu menarik nafas untuk kembali melanjutkan ucapannya. "Usiaku sudah tidak muda lagi, cepat ato lambat aku akan mati juga meski tanpa harus terkena penyakit tersebut." Ujarnya pasrah.
"Tapi-"
"Aku tidak ingin menyia-nyiakan waktu yg tersisa untuk melakukan kemo atopun yg lainnya, toh hasilnya juga akan sama." Xiao Jun tampak begitu menerima kondisi saat ini.
"Setidaknya jika bukan untuk anda, berusahalah sembuh demi cucumu, Xiao zhan. Bagaimana jika ia sampai mengetahui penyakitmu dan kau malah tidak ingin melakukan perawatan, anak itu pasti akan sedih." Ucapan dokter Gou menyentuh titik tersakit dihatinya.
Xiao Jun tau itu, tapi mau bagaimana lagi, usianya sudah rentah dan rawan terkena penyakit. Hidup mereka sudah sulit selama ini, dan tabungan pria tua itu sudah ia dedikasikan untuk pendidikan sang cucu nantinya yg ingin berkuliah dikota. Jika pria itu bersikeras untuk melakukan kemo maka uang tabungannya itu tidak akan mampu menutupi biaya masuk kuliah universitas elit yg diidamkan oleh cucunya itu. Lagipula kematiannya ini hanya masalah waktu, dan tidak ada jaminan 100% persen nyawanya akan tertolong jika ia melakukan itu. Xiao Jun sudah mengikhlaskan nyawanya, setidaknya ia sudah menyiapkan uang tabungan yg cukup untuk kehidupan Xiao zhan beberapa tahun ke depan setelah kematiannya itu, miris tapi itulah yg ada dalam pikiran kakek Xiao saat ini.
"Baiklah, jika anda tidak bersedia mengubah pendirian anda, tapi apa anda tidak akan memberitahukannya mengenai penyakit anda saat ini?"
Kakek Xiao menggeleng, "dia tidak perlu tau, anak itu pasti akan lebih sedih dariku saat mengetahuinya. Aku tidak ingin membuatnya merasakan itu, jadi, tolong jangan beritahu dia." Pinta Xiao Jun.
Dengan berat hati dokter Gou mengiyahkan permintaan pria tua itu.
Kakek Xiao pun pamit undur diri ketika pintu mendadak diketuk, dan suara renyah seorang remaja menyapa indera keduanya.
"Paman dokter, bagaimana kondisi kakekku? Penyakitnya tidak parah, kan?" Xiao zhan mencecar sang dokter dengan pertanyaan.
"Kakekmu hanya kelelahan saja, apalagi sekarang cuaca makin tidak menentu akibat pergantian musim. Kau tidak perlu khawatir, setelah meminum obat yg kuresepkan, kakekmu pasti akan segera sembuh."
Xiao zhan merasa lega setelah mendengar itu. Keduanya pun pamit undur diri.
"Kau dengar sendiri, kan? Jadi berhenti menceramahi kakekmu ini, kakek sudah sakit malah ditambah mendengar omelanmu setiap hari, bagaimana kakek bisa sembuh kalo begitu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Mendadak jadi Suami (Completed In Pdf)
أدب الهواةkakek Xiao divonis mengidap kanker stadium akhir, pria tua itu sedih, tapi yg lebih membuatnya sedih ialah karena ia akan mati dan meninggalkan sang cucu yg masih remaja seorang diri. kesedihannya itu langsung terobati tatkala ia tak sengaja menemu...