12

2.8K 399 20
                                    

Happy reading

***






"Kalian bisa menempati kamar ini. Mandilah dulu, kalo sudah selesai segerahlah turun kebawah untuk makan malam. Bibi, akan menyiapkannya terlebih dahulu."ujar wanita itu dengan ramah. Gou Weixian, adalah adik dokter Gou, wanita yg kini berusia 42 tahun itu adalah seorang janda. Wanita itu memilih tetap tidak menikah lagi semenjak kematian suami dan anaknya sepuluh tahun yg lalu, agaknya kecelakaan yg merenggut dua orang tercintanya itu menyisakan trauma tersendiri bagi wanita itu, hingga ia memilih melajang hingga saat ini.

"Aku akan segera turun untuk membantu bibi."

"Tidak perlu, kalian baru tiba dari perjalanan jauh, kalian pasti lelah, mandi dan istirahatlah dulu. Oh, iya jangan pernah merasa sungkan padaku, anggap saja aku seperti keluarga sendiri. Kakakku sudah banyak bercerita tentang kalian dan kakekmu, kakakku sudah menganggap kalian seperti keluarga sendiri selama ia bertugas didesa, jadi aku juga akan menganggap kalian seperti itu. Maka, tidak perlu merasa sungkan ato tidak enak hati kepadaku." Jelasnya. Sepertinya Weixian sungguh tulus mengatakannya, jika itu hanya sekedar basa-basi maka perempuan itu tidak perlu repot-repot menjelaskannya seperti ini.

"Terimakasih, bi." Xiao zhan sungguh merasa lega mendengarnya.

"Aku sudah selesai. Sekarang kau mandilah, biar aku yg memasukkan dan merapikannya dilemari." Ucap Wangji yg baru keluar dari kamar mandi. Xiao zhan pun mengangguk.

Setelah mandi pemuda itu segera turun ke bawah untuk membantu bibi Wei didapur, sementara Wangji mengambil alih tugas untuk merapikan semua barang bawaan mereka dikamar.

Hari ini wanita itu memasak lebih banyak menu karena ada tambahan dua orang baru di rumahnya. Xiao zhan tidak kesulitan untuk membantunya, karena sebelumnya urusan dapur memang dia mengerjakan saat masih berada didesa, jadi untuk urusan masak dan dunia perbumbuan dia sudah termasuk ahli dibidang itu.

"Panggil suamimu, kita harus segera menyantapnya selagi hangat."

"Baik, bi." Xiao zhan pun berlari keatas untuk memanggilnya.

"Ge, makan mal- Ge kau kenapa? Kau tidak enak badan?" Xiao zhan mengganti kalimatnya ketika melihat Wangji meringis sambil memegangi kepalanya dengan wajah yg berkeringat dingin.

"Aku tidak apa-apa. Kepalaku hanya sedikit pusing, tapi ini sudah lebih baik. Ada apa?"

"Aku hanya ingin memberitahu kalo makan malam sudah siap, bibi Wei menyuruhku untuk memanggilmu."

"Kalo begitu ayo!"

"Kau yakin tidak apa-apa? Kalo kau masih pusing, aku akan membawakan makan malammu kemari. Bibi Wei pasti tidak masalah."

"Aku tidak apa-apa. Lagipula, tidak enak rasanya jika aku melakukan itu, wanita itu pasti akan merasa tersinggung." Jelas Wangji kemudian menarik tangan pemuda itu untuk keluar dan menuruni tangga.

Dari bawah bibi Wei yg melihat tingkah keduanya hanya bisa geleng-geleng maklum. Wanita itu tau jika keduanya sudah menikah, jadi cukup paham dengan sikap pasangan pengantin baru itu yg akan sedikit memamerkan kemesraan diantara keduanya, tapi apa yg diperlihat pasangan didepannya ini masih sangatlah wajar, justru terkesan seperti hubungan antar saudara kandung yg saling menyayangi. Bibi Wei jadi sedikit bernostalgia membayangkan masa-masa indah bersama mendiang suaminya saat melihat kedua orang didepannya ini.

Mendadak jadi Suami (Completed In Pdf)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang