grow pain

367 28 16
                                    

"Ku minta kau jangan pergi Earth... Jangan pernah pergi. Kalau tidak... Kau tak akan pernah melihat aku dan Edin lagi.. untuk selamanya"

Ini adalah perintah mutlak.

Terserah padamu Earth.

Kau pilih keputusanmu sendiri.

...

"Baiklah aku tidak akan pergi" ucapnya.

"Kau benar-benar tidak akan pergi?"

Ia tersenyum samar dan mengangguk.

"Kau janji tak akan pergi? " Karena kalau kau pergi kau kan terus berurusan dengan wanita itu lagi.

"Aku janji sayang" mata teduh itu, ku berharap adalah sebuah kejujuran.

"Baiklah" aku mengangguk dan ia hanya tersenyum.

"Baiklah" aku mengangguk dan ia hanya tersenyum

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

kemudian mengacak rambutku lalu beranjak pergi.

ku tak tau apa maksud senyuman itu, apa yang ada di fikirannya aku juga tak tau.

Tapi entah mengapa keraguan kembali tumbuh dalam hatiku, semoga Earth tak mengecewakan ku lagi.

Sungguh...

Aku sungguh ingin kami kembali seperti dulu dan aku terus mencoba.

Bahkan aku terus mamantaunya di kantor,di rumah, setiap kali ia mengangkat telfon atau setiap kali ia bepergian aku harus tau ia kemana dan dengan siapa.

Mungkin ini terkesan terlalu membatasinya tapi hanya ini yang bisa ku lakukan saat aku takut.

Takut akan banyak hal, meragukan banyak hal bahkan setiap gerak Earth bagiku mencurigakan. Aku memang keterlaluan tapi aku terus meragukannya.

Seperti malam ini.

Earth bilang ia pergi dengan tuan Podd mengurus sebuah proyek bisnis.

Entah kenapa hatiku begitu tak tenang, angin malam yang dingin terasa panas dan membuatku bahkan tak bisa memejamkan mata, Edin telah tertidur pulas.

Cukup lama membuatnya tertidur karena ia begitu merindukan daddy yang selalu membuatnya tertidur tiap malam.

Kini aku berjalan perlahan keluar. Berdiri di pintu utama dan menatap kearah gerbang besar yang terlihat gelap dan masih tertutup rapat.

Kapan Earth akan pulang?.

"Mix, kau tak tidur" aku menoleh, tuan Nammon tersenyum dan berdiri di sampingku.

Ku menggeleng pelan.

"Aku belum mengantuk phi Nammon"

Ia mengangguk, aku kembali pada kegiatanku yaitu memperhatikan gerbang utama yang masih gelap gulita.

Angin malam semakin kencang terasa namun tak memudarkan rasa gundahku. Harap sebuah cahaya dari mobil milik Earthlah yang terlihat di sana namun aku tersentak...

OBSCURE  -Obvious Vol II-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang