Bab 8 : Pacar Nathan?

1 1 0
                                    

Jangan lupa vote yaaa..
Follow for follback ✨✨

🌟🌟🌟🌟🌟🌟🌟🌟🌟🌟🌟🌟🌟🌟

Terdengar bunyi deburan ombak. Pasir bagaikan di cuci air laut. Di laut tampak bayangan matahari terbenam. Ya , di sanalah kura bermain. Mengibaskan ekornya , terlihat dia senang sekali. Tiba-tiba dia berlari kencang. Ternyata yang membuatnya berlari adalah kedatangan Nathan.

Kura memang seperti mewakili raga Zora. Setiap kali melihat Nathan, rasanya Zora ingin berlari memghampirinya. Tapi Zora tak mungkin melakukannya. Kan malu.

Pukul enam sore pada hari itu. Ketika Zora turun ke pantai, seperti biasanya Nathan sedang berdiri di sana. Dia melambaikan tangan ketika melihat Zora dan kura datang.

"Ila, kura!"

Guk! Guk! Guk!

Mendengar namanya dipanggil, kura meloncat-loncat menghampiri Nathan.

Guk! Guk!

"Ayo, kura. Kita main ." Kata Nathan sambil mengelus kepala anjing itu.

Dalam hati, Zora berkata 'enak ya jadi kura. Bisa peluk Nathan, kepalanya di elus-elus.' beberapa saat kemudian dia tersadar. Eh, kenapa gue jadi mikir kek gitu. Zora Zora.. masa Lo cemburu sama peliharaan sendiri. Bodoh banget..

"Ila, hari ini gue nemuin sesuatu yang seru."

"Apaan?"

Mendengar namanya dipanggil, Zora pun seperti kura, berlari menghampiri Nathan. Nah, kalau begini Zora jadi nggak malu. Kan Nathan yang manggil.

"Liat nih!" Katanya sambil mengangkat sebuah kantong plastik berwarna hitam.

"Itu apa?"

"Coba tebak."

"Oh, itu sirup!"

"He'em,. Kebetulan gue nemu pas di supermarket tadi." Nathan mengatakan hal itu dengan bangga sekali. Seperti berhasil menemukan sebongkah emas. Zora jadi tertawa terpingkal-pingkal melihat tampangnya.

"Lo mau gue buatin French toast?"

"Hari ini?"

"Iya. Setelah main, kita balik ke rumah gue."

"Boleh." Zora menjawab ajakan Nathan dengan mantap.

***

#rumah Nathan.

"Permisi."

"Yuk, masuk aja."

Kedatangan Zora ke rumah Nathan yang kedua kalinya. Seperti minggu lalu, kura di tempatkan di depan pintu. Setelah melepaskan sepatu, Zora masuk ke dalam rumah.

Keadaan kamar Nathan sedikit lebih mendingan dibandingkan minggu lalu. Buku-buku dan majalah tampak berjejer rapi di rak buku.

"Lumayan kan? Sekarang tempat ini layak dihuni manusia."

"Bisa aja lo."

"Yaudah, gue siap-siap dulu mau bikin  makanan buat Lo."

"Mau dibantuin nggak?"

"Nggak usah. Tenang aja. Gue kan udah latihan."

"Yang bener?"

"Iya dong. Yang jelas gue nggak mau kalah dari Lo."

"Iyain aja deh. Gue tunggu ya."

Kemudian Zora duduk di lantai.

"Sambil nunggu, mending Lo baca-baca buku atau majalah. Noh, ambil aja di rak. Dari pada Lo bengong."

"Wokey."

Nathan pergi ke dapur, dan mulai memasak. Dengan penuh minat, Zora melihat-lihat rak buku. Zora ingin tau, buku apa yang menjadi bacaan Nathan. Biasanya kalau tau jenis buku yang di baca seseorang, kita bisa menduga sifatnya. Ada banyak kumpulan foto, kumpulan ilustrasi, buku yang berhubungan dengan seni, dan komik-komik yang sejenis. Mata Zora terus melihat buku-buku yang berjejer di rak mulai dari deretan atas, terus ke bawah. Zora memperhatikan satu persatu judul-judul buku itu. Tiba-tiba pandangannya berhenti pada sebuah album foto.

"Nath, gue boleh liat album foto ini?"

"Ambil aja,"jawab Nathan dari dapur.

Ternyata Nathan tidak keberatan Zora melihat koleksi fotonya, kemudian Zora menarik album itu dari rak, lalu dibukanya.

Disana terdapat foto Nathan sewaktu kecil. Lucu sekali. Tapi tampangnya tidak terlalu berbeda dengan sekarang. Ada foto ibunya juga. Nathan mirip sekali dengan ibunya, terutama matanya yang indah itu. Dan ada foto neneknya. Masih kelihatan sisa-sisa kecantikannya walaupun sudah tua.

Ketika Zora sedang asyik membuka halaman demi halaman, tiba-tiba beberapa lembar foto yang belum ditempelkan terjatuh. Zora segera memungutnya. Ketika melihat foto itu, jantung Zora serasa berhenti berdetak. Tampak pose Nathan dengan seorang cewek cantik. Sepertinya akrab sekali. Cewek dengan mata bulat berbinar-binar itu benar-benar cantik, layaknya primadona.

Zora jadi tidak enak hati dan segera melihat foto lainnya terjatuh. Dan ternyata semuanya foto Nathan dengan cewek itu. Keduanya tampak bahagia sekali. Entah kenapa, dada Zora jadi sakit saat melihatnya.

Lalu ada juga foto sewaktu upacara masuk sekolah. Mungkin di sekolah Nathan yang dulu. Mereka berfoto di depan gerbang sekolah dengan berpakaian seragam. Ketika Zora membalikkan foto itu, terdapat tulisan : "foto kenangan di gerbang sekolah bersama Rania". Zora terdiam. Dia berpikir apakah cewek yang ada di foto itu pacar Nathan.

Zora senang sekali mendengar cerita tentang keluarga Nathan, ibunya yang menikah lagi, dan neneknya. Zora merasa dekat dengan Nathan ketika dia mau berbagi cerita tentang keadaan keluarganya. Tapi.. sekarang rasanya Zora sedang bersama Nathan yang sama sekali tidak dia kenal. Zora sama sekali tidak tau tentang dia. Dan cewek yang bernama Rania, pasti paling tau dibandingkan siapapun.

Perasaan Zora berkecamuk. Zora tersadar dari lamunannya ketika mendengar teriakan Nathan yang gembira dari arah dapur.

"French toastnya udah jadi."

Nathan keluar dari dapur, lalu meletakkan dua buah piring di atas meja.

"Maaf ya, kelamaan nunggunya. Eh, Lo kenapa? Sakit?" Tanya Nathan khawatir. "Muka Lo pucat."

Zora menggeleng. "eh, nggak kok. Hmm, wangi banget nath. Gue cobain ya." Zora berusaha mengalihkan perhatiannya. Lalu mencoba memakan French toast buatan nathan.

"Enak, nggak?" Tanya Nathan.

Entah kenapa, Zora bahkan tidak bisa merasakannya. Karena pikirannya masih terbayang akan foto itu. Zora jadi tidak peduli dengan pertanyaannya. Tenggorokan Zora serasa kering, dan tak bisa menjawab.

"Lo kenapa ? Lo sakit?"

"Ehm..."

"Oh, Lo tadi liat album foto itu?" Sambil berkata begitu Nathan melihat pada album yang sedang Zora pegang. "Itu Rania, temen deket gue pas di sekolah dulu." Jelasnya.

Tiba-tiba Zora merasa kecewa. Rasanya dia tidak bisa berpikir lagi. Yang Zora inginkan sekarang hanyalah pulang, segera beranjak dari sini, meninggalkan Nathan. Pergi ke pantai, menangis, dan mengadu pada ombak di lautan sana..





TBC ✨✨✨✨✨✨✨✨✨✨✨

(ノ≧∇≦)ノ ミ ┻━┻   💔    .·´¯'(>▂<)´¯'·.

Love at the First Sight (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang