18. moon light

2.5K 245 11
                                    

Napas mereka memberi bersahutan dengan suara derit ranjang yang ikut bergerak karena pergerakan beban di atasnya. Naufal memejamkan matanya erat, Jeandra selalu bermain-main dengan tubuh nya, sampai pada akhirnya benda sialan milik Jeandra benar-benar menancap di lubang miliknya.

Nauval mengerang, sakit, sekaligus perih dan bercampur aduk dengan rasa nikmat. Kepalanya pening, Nauval sudah mengeluarkan orgasme nya sampai kedua kalinya sedangkan Jeandra, lelaki bongsor yang tengah menggagahinya itu sama sekali belum mengeluarkan cairan apapun.

"A-aahhh sshh p-pelan!" Nauval mendesis, menekuk tungkainya menahan guncangan hebat yang di perbuat oleh Jeandra. Sedangkan Jeandra malah terkekeh puas melihat wajah memerah Nauval yang seakan memintanya lebih.

Jeandra menggeram rendah, menghentakkan penisnya semakin dalam, Nauval menjerit seraya melempar tatapan tajam ke arahnya. Ia terkekeh dan kembali menggempur lubang berkedut milik Nauval.

"Nghhh pliss haahh Jean~"

Nauval mengeluarkan kembali cairan miliknya, mengotori sebagian perut Jeandra yang tengah berada di atasnya. Kepalanya mendongak, menikmati pelepasan kali ketiganya. "Ahhh.. "

"Lubang lu sempit sshh, jangan di jepit" Pinta Jeandra yang merasakan penisnya semakin di hisap lebih dalam oleh lubang Nauval, Jeandra kembali menggerakan pinggulnya dan terus menambah tempo hentakan penisnya kedalam hole Nauval.

Suara desahan yang keluar dari mulut Nauval mengalun indah di telinga Jeandra, membuat nafsunya semakin menggebu. "Ouh shit emhh" Cairan miliknya menyembur di dalam lubang Nauval. Becek.

Keningnya mengernyit bersamaan dengan rasa hangat dan penuh yang menjalar di bagian tubuhnya. Matanya terpejam, bibir bengkak nya sedikit terbuka. "Cantik, makasih" Ucap Jeandra seraya mengecup bibirnya sekilas.

Menghentakkan kembali miliknya, membuat sisa-sisa sperma mengalir keluar dari lubang Nauval. Setelah melepas penyatuan tak henti-henti nya Jeandra memuji karya yang di hasilnya.

Nauval mengutuk lelaki di depannya. "J-jangan liatin gw kayak gitu!" Ia berdecak keras, hendak mengambil kembali selimut yang tergeletak di lantai, namun Jeandra menahannya dengan cepat.

"Lepas!"

"Apasih, udah di tusuk masih aja galak" Celetul Jeandra tak tahu malu. Dia nyengir membuat Nauval semakin berdecak kesal.

"Sakit sat!"

"Tapi lo desahin nama gw tadi"

"Anyink lo" Ketusnya sambil memukul wajah Jeandra dengan guling di sebelahnya. Lelaki bongsor itu tertawa kemudian memeluk tubuh Nauval erat.

Membiarkan bagian selatan mereka saling bergesekan satu sama lain. Nauval mati-matian menahan desahannya, sedangkan Jeandra dengan otak mesumnya malah dengan sengaja menggesekkan miliknya dengan milik Nauval yang kembali terbangun.

Ia terbahak, lalu mengecup leher Nauval yang nampaknya sudah di penuhi oleh bercak merah. Tentu saja itu ulah Jeandra.

"Udah! Gw capek!" Nauval mencebik. Jeandra cemberut.

"Satu ronde lagi serius"

"Ogah! Nggak ada satu ronde lagi, lu udah bikin gw lemes bangsat!" Memberontak dalam pelukan Jeandra, kekasihnya itu kembali mengeratkan pelukannya.

"Sayang~"

"Nggak Je— ahhh!"

-

Kepalanya pening bukan main, Nauval terbangun dari tidurnya. Dia tertidur setelah kembali melakukan sex dengan Jeandra, katanya ronde terakhir tapi menurut Nauval itu nggak ada akhirnya!

JEANDRA - Nomin ( On Going ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang