21. sepupu gw

1.9K 185 8
                                    

"Pak tolongin bawa koper nya ya,  tolong banget!  Abis itu bawa masuk ke apartment saya.  Nanti saya kasih uang tambahan" Celoteh pemuda sipit yang baru saja keluar dari dalam mobil taksi yang mengantarnya.  Pak sopir mengangguk dan memenuhi keinginan anak muda itu. 

Setelahnya dia memberi beberapa lembar uang dengan nominal lima puluh ribuan dan memberikannya kepada pak sopir tadi.  "Aaaaa thank you" Katanya.  Ia masuk kedalam apartment milik nya dengan penuh antusias,  di lihat nya setiap inci ruangan ini,  tak ada yang beda selain punya tetangga yang berisik? Mungkin.

Reza merebahkan tubuhnya di sofa panjang ruang tengah sambil sesekali mengabari tante nya yang tinggal di sekitaran kota Jakarta.  Reza itu masih sekolah,  tapi dia juga mau jadi anak rantau,  etss bukan dia ikut ke Bandung karena pekerjaan orang tua nya.  Nah sekarang dia hanya kembali pada tempat awal. 

Dengan pakaian celana jeans kodok yang di padukan kaos oblong pendek berwarna putih,  cukup membuatnya menjadi pusat perhatian,  bagaimana tidak?  Porsi tubuh yang mungil,  di padu padan kan dengan rambut berwarna coklat madu yang sedikit terang di warna kulit nya yang putih mulus.  Siapapun akan mengira bahwa dia adalah jelmaan dewa dewi Yunani yang awet muda. 

"Tante udah share lock sih,  oke dah gw kesana sekarang.  Bosen juga tinggal sendirian di apartment segede ini" Celoteh nya.  "Ayah nih,  milih apartment nggak kira-kira" Ia mendumel sembari memasukkan kopernya kedalam kamar dan kembali hanya membawa ponsel juga dompet berisi uang tentunya. 

-

Nauval menguap sepanjang jalan,  efek gadang semalam ternyata masih ada.  Belum lagi,  waktu tidur siangnya tersita. Jadilah dia harus sekuat tenaga menahan rasa kantuk di matanya.  Jeandra menoleh sekilas ke arah spion,  mengusap lengan Nauval yang melingkar di perutnya.  "Pegangan yang erat,  ntar lo jatoh gw nggak tanggung jawab"

Nauval mencibir kesal,  semakin mengeratkan pelukannya ke tubuh Jeandra.  "Bau acem"

"Kan abis latihan sayang"

"Tapi suka" Nauval mendusal disana layaknya anak kucing yang sedang mencari kenyamanan. 

"Na"

"Hum?" Nauval berhenti sejenak sebelum kembali melakukan kebiasaannya. 

"Jangan gemesin bisa?  Gw nggak mungkin gigit lo di jalanan kan?"

Lelaki submisif itu menggertakan giginya keheranan.  "Jadi lakik baperan amat!" Tukasnya di sertai tekanan di akhir kalimat.  Jeandra terkekeh, masa bodoh dengan apa yang di ucapkan Nauval.  Dia jujur kok.  Apa salahnya?

Sesampainya di jalan komplek,  pak satpam yang bertugas di depan langsung membuka gerbang masuk untuk mereka.  Pandangan Nauval teralihkan kepada sosok mungil yang tengah mengobrol bersama bunda nya di teras.  "Stop stop stop" Kata Nauval. 

Jeandra menepikan motornya,  dengan aksi bar bar miliknya,  Nauval segera meloncat dari motor Jeandra.  Omong-omong dia emang nggak pake helm pas pulang tadi,  makanya leluasa mendusal di punggung Jeandra. 

"WOYYY LO UDAH SAMPAI?!" Pekik Nauval nyaring.  Jeandra yang penasaran akhirnya ikut turun,  toh rumahnya juga ada di sebrang,  nggak perlu repot-repot. 

Reza yang melihat sepupunya baru pulang dari sekolah ikut memekik riang,  "HEH LO TINGGI BANGET,  KASIH TUTOR!"

Lalu keduanya berpelukan apa teletubies.  Bunda menggeleng heran,  begitu juga Jeandra yang malah gemas sendiri melihatnya.  Ia memberi salam kepada bunda Nauval,  aka calon mertua.  "Jean baru pulang?"

"Iya bun"

Nauval melepas pelukannya.  Di lihat,  Reza malah semakin cantik juga imut gitu.  Atensi yang lebih mungil langsung tertuju kepada sosok lelaki lain yang berada disana.  "Ini siapa?"

JEANDRA - Nomin ( On Going ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang