Setelah mengantar Rose, Jeffrey bergegas menuju kosan Bima dkk. Di teras depan dirinya melihat Juna dan Yoga sedang bermain gitar.
"Wih Pak Ketu ngapain kesini pagi-pagi," tanya Juna.
"Mau ketemu si Bima," jawab Jeffrey.
Yoga meminum kopinya pelan,"Oh si Bima ada tu di dalem masuk aja ke kamarnya biasanya jam segini masih molor,"
Jeffrey hanya mengangguk, dan melenggang masuk ke dalam kosan. Matanya tertuju pada pintu kayu bercat putih dengan stiker huruf B, tanpa mengetok pintu terlebih dahulu dirinya langsung masuk ke kamar tersebut. Jeffrey menghela napas pelan melihat Bima tertidur dengan posisi yang cukup aneh menurut Jeffrey. Kaki Bima berada di dinding sedangkan kepalanya hampir menyentuh lantai.
"Bim bangun bim," panggil Jeffrey.
"Iya bebeb Lisa nanti Aku beliin gorengan Mang Bobby segerobak khusus buat kamu,"
Jeffrey mengerutkan keningnya, sepertinya temannya sedang di fase ngelindur terbukti dengan ucapan Bima yang rada nyeleneh menyebut nama Lisa, tanpa menunggu lama lagi Jeffrey mengambil segelas air di atas nakas dan menyiramkan ke muka Bima.
"EH BANJIR WOY BANJIR," teriak Bima sambil mengusap wajahnya.
Jeffrey tersenyum tipis melihat wajah pias Bima, "Bukan banjir"
Bima melemparkan bantalnya ke muka Jeffrey,"Kampret lu Jef gue lagi enak-enakan mimpi kencan sama si Lisa lu malah ngerusak suasana. Ngapain pagi-pagi lu kemari?"
"Main PS sekaligus mau curhat"
"Soal si Mawar?" tanya Bima pelan.
Jeffrey hanya mengangguk pelan, dirinya mengambil kursi dan duduk menghadap Bima yang sedang merapikan kasurnya.
"Tadi gue sarapan bareng sama dia,"
Bima menolehkan kepalanya menghadap Jeffrey, "Tumben sarapan di luar, biasanya kan semedi tu anak di kosan. Lu dapet info dari si Lisa kalau Rosa hari ini keluar buat sarapan?"
"Iya"
"Terus lu mau curhat gitu doang?"
Jeffrey menggeleng, "Bukan, gue mau tanya hubungan Erland sama Rosa."
Bima memegang dagu sambil menganggukkan kepalanya, "Lo kenal Rosa pas kerja di kantor kan? Kalau Erland karena dia sekampus sama gue otomatis dia juga sekampus sama Rosa. Dulu pas di kampus emang Rosa deket sama Erland selain gue sama Mike, tapi kek hubungan mereka susah dijelasin gitu. Lo paham maksud gue nggak?"
Jeffrey menggelengkan kepalanya membuat Bima menghela napas pelan, "Hubungan mereka tu kayak ada di tengah-tengah antara sahabat sama hubungan asmara. Rosa yang cuek dan Erland si kulkas dua pintu setelah lo."
"Jadi mereka friendzone?" tanya Jeffrey.
"Mungkin? Soalnya gerak-gerak Erland menurut gue lebih tertutup dibanding semua cowok kampus yang confess ke Rosa," jawab Bima sambil membuka bungkus kuacinya.
"Seberapa banyak cowok di kampus lo yang pernah confess ke Rosa?"
"Rata sih menurut gue dari adik tingkat, angkatan, kakak tingkat, bahkan kampus tetangga. Mungkin kalau lo dulu sekampus sama gue lo bisa lihat sendiri hampir tiap hari cowok yang confess sama dia."
Jeffrey mengurut keningnya pelan, "Menurut lo siapa aja yang masih berhubungan sama Rosa selain Erland?"
"Keknya masih banyak Jef cuma kalau dibandingin sama lo keknya yang jadi kandidat terkuat emang si Erland."
"Jadi gue harus-"
"Wih lagi ngomongin apa nih keknya seru," sela Mike sambil duduk di pinggir kasur Bima.
"Ganggu aja lu, ngapain di sini? Emang ngecat pager depan udah selesai?" tanya Bima.
Mike mengangguk, "Udah kok, buktinya Deka udah apel ke kosan Yunita dan gue karena gabut kesini deh. Jadi pada bahas apaan?"
"Kasih tau nggak Jef, dia termasuk saingan sih meski masih di bawah lo," Bima menunjuk Mike dengan dagunya.
Mike mengurutkan keningnya, "Saingan apaan dah?"
"Rosa," jawab Jeffrey singkat.
Mike membelalakan matanya sambil menunjuk Jeffrey, "Lo juga suka sama ayang Oca?"
Bima tertawa pelan, "Udah cinta keknya"
Mike menggelengkan kepalanya tak percaya, "Gila saingan gue bertambah, kenapa lo bisa suka sama ayang Oca?"
"Gue juga nggak tau," jawab Jeffrey pelan.
Bima menepuk pelan bahu Mike," Sabar ya bro, pas di kampus saingan terkuat lo Erland eh sekarang di kantor nambah si Jeffrey."
Mike menggelengkan kepalanya, "Bukan Bim, kita bertiga tu ibaratnya masih di garis start. Ada 1 orang lagi yang menurut gue rada sulit buat dilawan dari segala aspek."
"Hah siape?" tanya Bima.
Mike menatap Jeffrey, "Orang ini kalau menurut gue harus kita sisihin dulu biar kita bertiga bisa tenang buat dapetin hatinya ayang Oca."
Jeffrey menyipitkan matanya, "Siapa?Dia sekantor sama kita?"
"Dia secara nggak langsung terlibat sama kantor 97," jawab Mike sambil menatap kedua temannya.
Bima menabok lengan Mike, "Siape sih? kita kenal nggak? Lo jangan bikin penasaran dong."
"Bentar" ucap Mike sambil mengambil ponsel di saku celananya.
Mike menunjukkan postingan instagram lewat ponselnya, "Orang ini."
Bima membelalakan matanya sedangkan Jeffrey raut wajahnya terlihat tidak suka setelah melihat postingan instagram tersebut.
"Dia siapa?" tanya Jeffrey sambil menunjuk gambar pria di foto tersebut.
"Gue juga baru pertama kali liat," tambah Bima.
Mike menipiskan bibirnya, "Sean, cinta pertamanya ayang Oca."
"HAH," teriak Bima dan Jeffrey bersamaan.
"Lo serius? Kok gue nggak tau?" ucap Bima.
"Gue juga baru tau baru-baru ini sih dari akun lambe, iseng lihat highlight post-nya ada postingan itu. Dan lo tau apa yang bikin gue shock?Ternyata dia adiknya Pak Santoso," jawab Mike.
"HAHAHAHAH," Bima tertawa sambil memegangi perutnya.
"Gila saingan kalian nggak main-main," tambah Bima.
"Tapi Jef dari berita yang gue denger si Sean ini lagi nggak di Indonesia, jadi kita masih bisa bernafas lega," ucap Mike.
Jeffrey hanya diam tanpa membalas ucapan Mike. Kepalanya sedikit pusing setelah mengetahui saingan-saingannya yang ternyata tidak sedikit.
Urusan Erland aja belum kelar nambah lagi si Sean, batin Jeffrey.
🏢🏢🏢
Sorry kalau lama update ceritanya😭😭. Jangan lupa share, vote, dan komen ya. Makasiii.😊
KAMU SEDANG MEMBACA
KANTOR 97 🏢
RomanceKisah romansa Jaerose ft 97 line di Kantor 97. ⚠️WARNING⚠️ Cerita ini hanya fiktif, jika tidak suka fiksi Jaerose bisa meninggalkan lapak ini. Rada absurd tapi sangat cocok untuk menghibur kehaluan Anda. Thx. Start: 24 Juli 2022 End: 24 Juni 2024 -N...