part 3 (visible hope )

1.4K 142 2
                                    

ketika semua orang berbahagia menyambut kehadiran anak pertamanya dengan penuh riang canda dan tawa, tapi berbeda dengan jennie kim yang tengah memikirkan bagaimana caranya ia segera bebas dari penjara yang membelenggunya dan lepas dari fitnah yang ia terima. ''mommy pasti bisa keluar dari tempat ini, kita tinggal tunggu waktu agar semuanya terbongkar'' ucapnya sambil mengelus perutnya yang makin membuncit

pagi ini semua tahanan di ajarkan bagaimana cara membuat kerajinan, dan jika keluar dari lapas suatu saat nanti sudah memiliki bekal yang bisa mereka manfaatkan, jennie kini tengah tak bersama sana dan kawan kawan, ia memutuskan untuk belajar merajut karena sedari kecil ia sangat ingin belajar merajut. tapi sang ibu tak memperbolehkannya karena takut tangannya terluka atapun tergores benda tajam itu

jennie dengan sipir yang mendampingi pun fokus mengikuti arahan sang instrutur dengan cermat, dan kini jennie harus tinggal sendiri karena sang petugas sedang dipanggil sang atasan '' jennie si kamu disini dulu, sebentar lagi saya kembali'' jennie pun mengangguk dan kembali meneruskan rajutannya kembali

ryujin yang sedari awal sudah memperhatikan jennie pun tersenyum jahat melihat kesempatan yang kini ada tepat didepan matanya ''Tuhan memang menyangiku untuk melenyapkan anak wanita itu'' ryujin pun berjalan kearah jennie dan ia pun segera menyapa jennie ''hay jenn bisakah kamu membantuku sebentar, aku ada hal yang harus kulakukan tapi tak bisa sendiri''

jennie yang tak menaruh rasa curiga pada ryujin, pun mencerna ucapan ryujin sejenak dan beberapa saat kemudian ia pun tersenyum kearah ryujin ''baiklah,, kamu ingin aku bantu apa'' tanyanya dengan wajah yang amat sangat tulus

ryujinm yang mendengar jawaban jennie pun tersenyum kemenangan, dan kini keduanya pun melangkah kearah kamar mandi yang disediakan khusus untuk penghuni rutan, tanpa diketahui ryujin sana yang sedari tadi mengamati tingkah laku ryuji yang menurutnya mencurigakan pun terus memperhatikan keduanya, dan ia pun mengikuti keduanya sedari tadi

hingga sana melihat ryujin dan jennie masuk kearah kamar mandi, ia sengaja tak masuk kedalam karena sana ingin mengamati apa yang akan dilakukan oleh ryujin selanjutnya. ''tooolooong...'' , hingga beberapa saat kemudian sana mendengar jeritan tolong jennie yang seakan tengah kesakitan didalam kamar mandi. sontak sana pun segera berlari dan masuk kedalam tempat dimana ryujin dan jennie berada. dan mata ryujin tiba tiba terbuka lebar menatap jennie yang tengah tersungkur dan ia pun melihat arah bagian pahanya sedikit mengeluarkan darah.

''buuuk'' sana yang reflek pun menendang ryujin hingga terbentur tembok, dan pelipis ryujin pun sontak mengucurkan darah sangat amat banyak, tak puas dengan yang sana lakukan ia kembali menghantam pipi ryujin tengan tangannya yang mengepal ''berani beraninya kamu mengusik adiku, mau kuhabisi kamu didalam sini hah'' sana berkali kali menghantam tubuh ryujin dengan kepalan tangannya hingga ryujin kini terkapar tak berdaya, ''maaf,,,, aku berjanji tak akan menyakitinya kembali,, aku mohon jangan hajar aku kembali'' ryujin kini meringis kesakitan merasakan setiap hantaman dari sana

dan ketika sana akan menghajar ryujin kembali ''unnie sakit,,,, tolong aku'' sana pun tersadar jika harus segera menyelamatkan jennie, ia pun kini berbalik menatap jennie yang sedari tadi memegangi perutnya karena kesakitan ''kamu harus bertahan jennie, unnie akan menyelamatkanmu'' dengan sekuat tenaga sana kini membawa jennie dengan tubuhnya jennie yang kini ada dipunggung sana. sana berhenti sejenak menatap ryujin yang kini juga tengah meringis kesakitan '' mungkin hari ini malaikat maut belum tiba dihadapanmu, dan jika kamu menyakiti jennie kembali, aku pastikan kamu akan menemui malaikat maut'' setelah mengancam ryujin sana pun segera membawa ajennie ke klinik yang tersedia di rutan itu

*

kim sou young yang kini masih menyatukan kedua tangannya dihadapan sang recepsionis memohon untuk bertemu lisa, dan akhirnya sang recepsionis pun mengangguk ''baiklah tunggu sebentar nyonya, aku sambungkan dengan nona rose dulu''

One TimeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang