part 15 yes or no

1K 112 1
                                    

''maaf aku hanya menganggapmu sebagai adik dan lebih dari itu lisa..'' ucap jisoo penuih penekanan pada lisa meski dengan berat hati ia akan menyakiti perasaan lisa

lisa langsung berdiri tepat dihadapan jisoo sambil menatap matanya tajam, ''apa kamu yakin dengan ucapanmu kim jisoo, dan apa kamu benar benar tak memiliki perasaan padaku kim jisoo'' lisa langsung merangkuh kedua lengan jisoo dengan sangat keras

''lisa sakiiit'' lengan jisoo mulai sedikit memerah oleh genggaman lisa yang sangat erat pada kedua tangannya "lisa lepas, aku tidak bisa menerimamu"

Lisa kemudian menatap jisoo dengan mata yang sudah memerah karena emosi yang kini memuncak dari dirinya, " aku sangat mencintaimu jisooya sejak awal kita bertemu sampai sekarang, dan apa kamu benar benar tidak tahu betapa rasa besarnya rasa cintaku padamu kim jisoo. Kenapa kamu tak pek.." ucapan lisa yang sedikit nyaring terdengar sontak langsung terhenti ketika jisoo mulai membuka bibirnya untuk berbicara

"Itu dia masalahnya lisa" jisoo pun menunduk menahan amarahnya agar tak membuat lisa makin terbawa emosi "aku tidak benar benar tahu jika selama ini kamu menyukaiku lisa, aku menunggumu lisa menunggu. Tapi hingga aku bertemu dengan haein kamu tetap saja tak mau mengungkapkan perasaanmu padaku lisayah. Tapi akhirnya aku sadar satu hal lisa kamu tak benar benar menyukaiku, buktinya buat berbicara yang sebenarnya selama ini kamu tak berani berarti kamu tidak yakin lisa, kamu malah menikmati perasaan itu sendiri. Egois... kamu egois nama nya lisa"

Perlahan lisa melepaskan genggaman tangannya pada kedua tangan jisoo, dan ia pun langsung terduduk luruh dilantai dengan air mata yang mulai deras membasahi pipinya "sebaiknya kamu pulang lisa" jisoo langsung berbalik membelakangi lisa dengan menahan emosinya agar tak menangis didepan lisa. Jisoo pun melangkahkan kakinya menuju tangga rumahnya dan masuk kedalam kamarnya

Disaat berada didalam kamarnya jisoo memegangi dadanya yang terasa sesak karena ia tak berani mengungkapkan yang sesungguhnya jika dia juga menyukai lisa selama ini, ia tak berani mengungkapkan perasaanya hanya karena lisa tak pernah menunjukan dan mengungkapkan rasa sukanya pada jisoo "lisa mianhae... mianhae"

Lisa yang masih setia melihat ke arah kamar jisoo perlahan menhapus air matanya secara perlahan, ia berjalan dengan lemas keluar dari rumah megah jisoo "baiklah jika itu inginmu, mulai hari ini aku benar benar akan melupakanmu"
Lisa pun bergegas masuk kedalam mobilnya, karena ia mengingat sosok anak laki laki yang menjadi tanggung jawabnya kini

Dari kejauhan jisoo masih terus menangis menatap kepergian lisa yang kini pergi dari halaman rumahnya..

*

"Jean apa kamu pernah berkunjung ke tempat kremasi ibumu" tanya rose dari sebrang telfon yang kini tengah bertukar informasi dengan jennie

"Aku sering kesana rose, dan pihak pengelola abu jenasah ibuku juga pernah menawari sisa barang terakbir miliknya, tapi aku belum berani mengambilnya karena aku takut makin sakit mengingat pengorbanan omma semasa hidupnya untukku" ucap jennie dengan penuh penekanan

Rose pun mulai mencerna ucapan jennie dan ia langsung memiliki ide yang terbesit dalam pikirannya "apa besok kamu mau pergi bersamaku ke tempat penyimpanan abu kremasi ibumu" tanya rose dengan penuh harapan akan barang peninggalan terakbir milik ibunya

"Aunty.." jennie pun langsung melihat ke arah kamarnya ketika mendengar rengekan limario yang telah terbangun dari tidurnya "rose kita sambung besok ya, limario bangun dari tidurnya''

''ya sudah kita bahas besok dikantor, sekarang kamu urusi limario terlebih dahulu dan puaskan rasa rindumu padanya'' rose pun menutup telefonnya. sedangkan jennie langsung menuju ke arah kamrnya dimana limario tengah berbaring sedari tadi, dan ia langsung tersenyum melihat limario yang tengah terduduk dengan senyuman manisnya yang mengarah ke jennie ''baby kamu sudah bangun'' tanya jennie sambil menyodorkan segelas air putih kepada limario ''minum dulu''

One TimeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang