part 22 wedding day

1K 93 0
                                    

seminggu pun telah berlalu setelah rencana yang lisa beri tahu pada jennie, yang akhirnya mau tak mau jennie pun menerima pinangan lisa meski sedikit keraguan dalam hatinya untuk menikah dengan lisa. tapi mau tak mau ia harus menerima karena jika ia menolak ia mungkin akan kehilangan bersama dengan limario setiap harinya.

kini lisa tengah menatap wajahnya yang tengah mengenakan setelan jas yang makin menambah kecantikannya dan ketampananya secara bersamaan ''anak daddy ternyata tampan juga" ucap marco yang kini berdiri disebelah lisa

"Daddy bisa saja" ucap lisa tersenyum sumringah

"Oh ya nak kenapa kamu tak memperbolehkan daddy bertemu dengan calon istrimu, apa dia jelek sehingga kamu tak mau memperlihatkan wajahnya pada daddy. Dan kenapa kamu tiba tiba saja ingin menikah secepat ini, bukannya dulu kamu bilang tak akan menikah" marco mulai mencecar lisa dengan seribu pertanyaan yang berada di fikirannya, karena ia tak ingin sang anak terluka karena pernikahan yang terlalu cepat

"Daddy bisa saja, wanitaku sangat cantik buktinya aku bertekuk lutut padanya. Dan oleh karena itu aku ingin dia segera menjadi miliku dad" jelas lisa pada marco yang tak ingin berfikiran buruk pada jennie, meski sebenarnya dia masih sedikit kecewa karena jennie masih diam dengan rahasia yang ia simpan rapi

"Baiklah daddy dan mommy percaya pada pilihanmu" disaat lisa dan marco tengah mengobrol tiba tiba rose menyela di anta keduanya yang sangat akrab

"Dad.. bolehkah aku berbicara 4mata dengan mu" tanya rose dengan wajah yang sedikit pucat

"Oh tentu, ayo kita bicara dimana anaku" marco sudah menganggap rose sebagai anak kandungnya, terlebih marco dan ayah kandung rose sudah berteman lama.

Rose dan marco pun berjalan ke suatu ruangan yang tanpa ada orang lain fitempat itu, marco segera dudu di kursi yang tersedia hingga ia melihat rose dengan wajah yang mulai tak tenang " ada apa rose, apa ada masalah yang mengganggu pikiranmu. Apa yang daddy bisa bantu" tanya marco pada rose

Rose sejenak menarik nafasnya dalam dalam dan ia hembuskan secara perlahan dan ia pun kembali membuka bibirnya untuk memulai percakapan dengan marco "dad apa kamu sudah bertemu dengan calon istri lisa"

Marco segera menggelengkan kepalanya, karena lisa sama sekali tak memberi tahunya tentang calon istrinya "lisa masih belum memberi tahuku siapa calon istrinya rose" ucap marco yang mulai kebingungan

"Calon istri lisa adalah anak dari korban kecelakaan lisa 6tahun yang lalu dad, tapi aku juga tak memberi tahu calon istrinya karena menjaga perasaanya" sejetika keduanya pun membatu memikirkan bagaimana nasib rumah tangga lisa selanjutnya

Marco menggengam tangan rose dengan mata yang berkaca kaca merasakan kesalahannya "rose kuharap kamu bisa menyimpan rahasia ini rapat rapat, jangan sampai ada yang tahu jika lisa tersangka kematian dari ibu jennie. Kasian lisa jika harus menanggung kesakitannya kembali" marco sudah mengetahui alasan lisa yang sebenarnya hingga mau menikah dengan jennie

Disudut tempat itu tengah berdiri seorang laki laki dengan rekaman handphone yang merekam percakapan marco dan rose " aku punya cara akbirnya menjatuhkan keluarga ini"

Ditempat lain jennie terus menggenggam tangan limario erat seakan ketakutan yang terus menghantam pikirannya "mommy kenapa diam saja" tanya limario yang senatiasa menemani jennie

"Mommy tidak apa apa sayang" ucap jennie yang masih berusaha tenang

Tiba tiba pandangan keduannya tertuju pada sosok wanita paruh baya yang tersenyum ke arah jennie "grandma.."

Sontak jennie pun terbelalak matanya ketika limario berlari ke arah wanita yang ia panggil grandma

"Mommy lim cantik kan grandma" ucap limario lantang pada sang nenek

One TimeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang