6. Parents

1 1 0
                                    

Bulan berlalu, tahun berganti.

Semua orang sibuk dengan pekerjaan mereka masing-masing. Tapi, ada juga yang mulai menabung untuk pernikahan.

Posisi Victor saat ini berada di posisi yang lumayan tinggi.
Dan, bagi orang Indonesia, umur 28 sudah 'kematengan' untuk menikah. Tapi bagi gen Y dan gen Z, umur 40 belum nikah juga ga masalah sih...

Dan ya, Victor dan Terissa mulai diburu pertanyaan "Kapan nikah?"

.

"Kamu kapan mau bawa Terissa ke sini sebagai pacar kamu?"
Tanya Ibu Victor di tengah waktu sarapan

Vicky (Kakak Victor), Victor, dan Vico langsung sedikit tersedak dan mulai batuk-batuk kecil.
Tapi yang paling parah tersedaknya adalah Victor. Vicky dan Vico pun mulai meledek Victor dengan menepuk-nepuk punggung Victor.

"Pelan-pelan tor, ibuk* ga langsung nyuruh nikah kok"
Ucap Vicky sambil menepuk-nepuk pundak Victor

Vico pun seolah memanfaatkan kesempatan untuk membully balik masnya itu.
"Nih mas minum dulu, minum dulu. Belum putus kanm? Lagi ga ada masalah kan? Jangan panik dong wkwk"

Ibu mereka pun hana bergeleng-geleng melihat kelakuan putra-putra nya ini.
"Udah udah, jangan digituin toh"

"Tapi, kamu inget kan Bang Theo, sahabat mas itu? Dia kan udah nikah tuh beberapa bulan lalu. Trus di adat batak tuh ada namanya "Sulang-sulangan pahompu", itu tuh semacam acara adat buat opung mereka yang nikah tapi belum dapet marga, kalo bukan orang batak ya pasangannya.
Nah, kalo ga salah mamanya Terissa itu batak kan? Papanya yang bukan, orang apa tuh camer mu? Wkwk. Nah itu berarti, kalo kamu punya anak, nanti bikin pesta "Sulang-sulangan pahompu" tuh. Belum lagi kalo kamu juga mau dapet marga. Kalo ga salah sih gitu.
Gimana, sanggup?"
Ucap Vicky

"Emang sok tau itu ga baik ya...
Ga harus nunggu anaknya Terissa. Kan ada anak abangnya. Kalo udah ada duit mah bisa-bisa aja.
Lagian aku juga ga usah pake marga lah. Orang Terissa aja ga ada marga nya kan?

Lagian kok ngeribetin aku. Mas aja kapan tuh nikah sama mba Ayu"
Balas Victor

"Loh loh, kamu pikir nikah itu sat set sat set? Butuh persiapan materi, mental. Yang penting kan kalian dah kenal Ayu. Mas juga udah dikenalin ke keluarga nya Ayu. Ya tinggal tunggu persiapannya selesai, langsung mas lamar dia."
Ucap Vicky

"Ya kan bu, ibuk udah tau Terissa pacar aku. Udah kenal banget juga sama Terissa. Apa masih harus aku kenalin lagi buk? Nanti aja kalo mau lamaran. Ya buk ya?"
Victor berusaha menghindari perintah ibunya, tapi tak mau terlihat demikian

"Ya udah. Tapi keluarganya Terissa udah tau kamu pacarnya?"
Tanya Ibu Victor kembali

Victor diam.
Dia baru sadar bahwa selama ini Terissa tak pernah cerita, apakah dia sudah memberi tahu orangtuanya soal mereka atau belum.
Victor mulai berpikir, apa orangtua Terissa masih berpikir bahwa mereka dekat hanya sebagai sahabat?

"Belum tuh buk berarti"
Sahut Vico

"Heh, cangkem-mu*!
Aku ga tau buk. Aku ga tau, Terissa udah ngasih tau soal kami atau belum ke orangtuanya."
Ucap Victor

"Yowes, temui orangtuanya, biar jelas."
Ucap Ibu Victor lembut

"Iya buk"
Jawab Victor

"Kamu juga ky, masa mau dilengka'i adekmu"
Ucap Ibu Victor

"Kalian mo ngelangkahin aku? Ato seenggaknya udah ada niatan gitu?"
Tanya Vicky sambil menodong adik-adiknya dengan sendok

Victor dan Vico menggeleng. Meskipun sering nakal sama mas nya, mereka selalu takut dan patuh dengan yang lebih tua. Karena itulah, kalo ada kesempatan, mereka langsung ngeledek mas nya.

"Tuh buk, ga ada.
Tapi rencana nya, Maret mau coba daftar pembekalan pra-nikah. Jadi rencananya tahun ini nikah. Rencana nya gitu sih Buk. Doain ya buk"
Ucap Vicky

"Puji Tuhan!
Ibuk doain, semoga lancar ya semua urusan."
Ucap ibu Victor

"Trus bapak?" Tanya Vico dengan nada lemas

Vicky dan Victor pun langsung memelototi adik bungsu mereka ini.
"Ngomong apa sih bocah ini, bikin ibuk sedih aja". Tatapan mereka seolah berkata demikian

Ibu mereka pun sedikit murung.
"Ya, tetaplah, kasih tau bapak kalian. Minta restu nya.
Oh ya, jangan lupa kenalin pacar kalian ke bapak kalian. Entah dia yang kesini atau kalian yang kesana, yang penting bapak kalian kenal calon mantu nya.
Kalo masalah siapa yang di pelaminan nanti..."

"IBUK!" Seru mereka bertiga berbarengan

"Ibuk sama pa'de atau pa'le juga gapapa kalo tante itu ga bolehin bapak di pelaminan bareng Ibu. Pokoknya Ibuk yang paling penting di pelaminan"
Seru Vicky

Victor dan Vico pun mengangguk tanda amat setuju.
Padahal ayah mereka penyumbang materi terbesar selama ini. Tapi rasa kecewa itu membuat mereka lebih menghormati dan menyayangi ibu mereka.

Ibu mereka pun tersenyum, tak menyangka bahwa anak-anaknya sesayang itu padanya.

"Yowes, sana berangkat, nanti terlambat."
Ucap Ibu mereka

Mereka pun langsung membereskan meja makan. Padahal ibu mereka sudah melarang, tapi mereka kekeuh membantu ibu mereka.
Mereka pun langsung berangkat ke kantor dan kampus masing-masing.

.

"Ris, temen mu yang namanya piktor piktor, itu temen aja atau cowokmu?" Tanya Bang Tio, abang Terissa

"Apasih, kepo amat" Jawab Terissa dengan nada centil. Karena kalo pake nada tinggi ntar ribut

"Kalo cowokmu dia, bawa kesini. Unang marhalet dok boruni halak, alai dang iboto orangtua-na"
Ucap Mama Terissa

"Victor itu yang temen-mu itu kan? Kerja apa dia sekarang?" Tanya papa Terissa dengan tegas

"Kerja di dinas informatika pa"
Jawab Terissa

"Ya udah bawa lah kesini kalo memang pacarmu... Masa papa gatau siapa calon mantu papa"
Nada bicara papa Terissa langsung berubah drastis, dari yang tadinya seolah hampir marah, malah jadi semangat pas tau calon mantu nya PNS

"Stereotype PNS hidupnya sejahtera belum hilang ya wkwk... padahal Victor juga bukan PNS, tapi PPPK."

"Langsung lampu ijo pa? Dulu Sella susah dapet restu papa-mama."
Keluh Bang Tio

Sella itu mantannya Bang Tio. Dulu perjuangan banget sih supaya dapet restu. Terissa juga sering dibantu belajar. Akhirnya putus karena Kak Sella nya terlalu posesif.

Istri Bang Tio pun jadi agak murung...
Siapa yang ga kesel atau sedih kalo suaminya bahas soal mantan?

Terissa pun menyadari hal itu, dia pun langsung mengingatkan abangnya tapi dengan nada becanda
"Udah ah bang. Ngapain ngingat yang lalu lalu, kan udah ada kak Sarma, udah ada Bileam juga kan."

Sarma adalah nama kakak ipar Terissa yang dijodohkan dengan Bang Tio. Dari pernikahan Kak Sarma dan Bang Tio, lahirlah Bileam.

Mereka pun melanjutkan sarapan pagi dengan tenang.
Begitu selesai sarapan, Terissa membantu mamanya membereskan meja makan, kemudian berangkat mengajar.

.

Singkatnya, waktu menunjukkan pukul 5 sore.

"Tor, bisa ke *Agave ga? Jemput gw. Abistu kita jalan?"

"Bisa. Kebetulan banget gw dah lesai kerja. Otw ke sana ya"

Chat singkat Terissa dan Victor.

.
.
.
.

*keterangan:
- Ibuk = ini penyebutannya dengan aksen Jawa ya.
- Mas = panggil mas karena orang jawa.

- Unang marhalet dok boruni halak, alai dang iboto orangtua-na
= dalam bahasa batak artinya "Jangan pacaran sama anak gadis nya orang, tapi ga tau orang tua nya."
CMIIW ya

- Agave = nama baru tempat Victor, Terissa, Ray, Edgar, Ethan, dan Karina pernah bersekolah

Friend To LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang