8. TGIF

1 0 0
                                    

Thank God, It's Friday

"Ris, nanti pulang jam berapa?"

"Mau dijemput?"

"Iya... sekalian jalan."

"Gw pulang jam 6 kayaknya...
mau koreksi tugas murid dulu"

"Ya, nanti gw langsung ke kantor aja kalo ga ya... nemenin lu"

"Engga ah, tunggu di bawah aja.
Kalo berduaan ntar ada setannya"

"Gw ga sebajingan itu sih wkwk..
Tapi oke lah"

Chat singkat Victor dan Terissa.

.

"Victor!" Ucap Pak Agung, mantan guru yang juga paman ayahnya Victor

"Eh mbah..."
Ucap Victor seraya salim dengan mbah nya itu

"Jemput Terissa?"
Tanya Pak Agung

"Iya mbah... masih lama ya dia nya?"

"Wah, mbuh* aku...
Oh ya... kapan mau nemuin orangtuanya?"

"Besok" Ucap Victor dengan tegas dan berani

"Nah gitu toh le.
Apa kamu ada rencana ngelengkahin mas mu?"

"Wah, kalo itu sih aku Ndak berani Yo mbah...
Ibuk pernah bilang soal itu, mas langsung sinis sama aku sama Vico, ya seolah-olah bilang "Awas kalian ngelengkahin aku". Mana berani aku"

"Ya kalo udah sama-sama siap kenapa engga ya kan? Mamas mu juga pasti paham kok."

Postur tubuh Victor sedikit turun. Victor menarik napas dan tersenyum pahit.

"Persiapan ku belum sebanyak mas Vicky Mbah. Mamas pasti nikah duluan kok."

"Yowes...
Pokok'e Mbah doain sing terbaik buat kalian."
Ucap Pak Agung sambil menepuk bahu Victor

"Nggih, matur suwun gih Mbah"
Ucap Victor seraya manggut-manggut

Lalu kemudian terdengar langkah heals mendekat.
Terissa telah menyelesaikan tugasnya.

"Eh, pak Agung"
Ucap Terissa sembari menyalim rekan kerja yang juga mantan gurunya itu

"Belum balik pak?" Tanya Terissa

"Belum Ris.
Ya udah, kalian hati-hati ya.
Mari!"
Pamit Pak Agung

Terissa pun mengalihkan pandangannya ke Victor yang beranjak berdiri dan mereka berdua sama-sama tersenyum setelah menarik napas gugup.

"Ya udah, langsung yuk"

"Yuk..."
.
.

Cafe

"Ada yang mau lu omongin?" Tanya Terissa sembari meminum kopi nya

"Ah... Emm...
Ya.. ada sih, tapi gw bingung gimana ngomongnya.
Takut malah jadi canggung juga"

"Apasih... Ngomong aja kali.
Ato ga, tarik napas.... Buang... Tarik napas.... Buang...
Nah, lega kan?"
Tanya Terissa sembari memberi instruksi relaksasi sederhana yang tentunya diikuti Victor

"Huuh... Oke.
Jadi...

Gw beneran cinta sama lu. Gw sayang banget sama lu. Entah kenapa gw ngerasa nyesek kalo lu sama yang lain, dan gw gamau kalo lu harus survive sendiri lagi.

Dan kayak nya gw ga siap deh kalo ntar tiba-tiba dapet undangan nikahan lu atau bahkan, kabar kematian elu. Wkwk...

Jadi, gw mau Dateng ke orang tua lu sebagai pacar lu, dan gw mau kenalin lu ke bokap. Baru kita sama-sama mantepin diri buat naik ke tingkat selanjutnya."

Friend To LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang