3

8.7K 274 27
                                    

MILA POV

Tepat pada pukul 19.00 perawat masuk ke ruang rawat Jason. 

"Maaf Nyonya, saya mengantarkan makam malam dan obat yang harus Tuan Jason minum. Untuk obatnya ada yang harus di masukan melalui rektal. Ini obat pencahar yang nantinya akan membersihkan perut Tuan. Nyonya tidak perlu khawatir jika nanti malam Tuan diare." Perawat itu menjelaskan apa yang harus Aku lakukan. Aku memang berkomitmen akan mengurus suamiku selama dia sakit.

Tadi sore, setelah kunjungan dokter, Jason sudah melakukan rontgen untuk kedua lengannya.  Dokter Devan sudah menjelaskan apa yang akan terjadi besok. Nantinya sebelum memasuki ruang operasi Jason akan dibius total. Inilah kenapa kondisi Jason harus benar-benar fit.

Setelah perawat itu keluar, aku akan membangunkan jason untuk makan malam. Tapi sebelum itu aku harus mengecek popoknya apakah sudah penuh atau belum. Ternyata Jason belum menggunakan popoknya. Aku perlahan membangunkan Jason. 

"Baby, bangun dulu yuk. Kamu harus makan malam sebelum mulai puasa jam 8 nanti." Aku dengan lembut membangunkannya.

Setelah ia mulai bangun, ku rubah posisi ranjangnya menjadi setengah duduk. Bagian kepala lebih tinggi. 

"Yang, aku bisa makan sendiri." Jason mulai protes saat aku akan menyuapinya.

"Aku aja baby.. tangan kamu kan lagi cedera."

"Gapapa aku aja yang, mending kamu juga makan. Aku gak enak ngerepotin kamu terus-terusan."

"Aku sama sekali enggak merasa direpotkan kok. Kamu tenang aja." Aku keukeuh ingin menyuapinya. 

Akhirnya dia mau aku suapi. Tadi sore Axel mejelaskan padaku jika ada kemungkinan terjadi komplikasi pada operasi kali ini. Tapi Axel meyakinkanku bahwa ini jalan yang terbaik. 

Selesai menyuapi Jason, Aku memberinya obat setelah itu aku menyuruhnya untuk berbaring kemudian aku membuka popoknya, Kulihat lagi-lagi wajahnya merona. Sepertinya dia belum terbiasa. Setelah membuka popoknya aku membaringkannya dan membuat posisi menyamping, kedua lututnya aku dekatkan ke dadanya. Ini seperti posisi jongkok hanya saja dilakukan dengan posisi berbaring. Ini untuk memudahkanku memberinya obat pencahar secara rektal.

"Baby, kamu tahan sebentar ya.. Aku tau ini membuat Kamu enggak nyaman. Tapi ini harus dilakukan." Ujarku.

Aku kemudian memasukan obat pencahar lewat pantatnya. Dia meringis. Sepertinya ini membuatnya sangat-sangat tidak nyaman.

"Aww." Dia meringis.

Setelah obat itu masuk Aku kembali membenarkan posisi nya menjadi terlentang kemudian memasang kembali popoknya. Kulihat matanya sudah sayu. Sepertinya obat tidur itu sudah mulai bekerja. Tak lama setelah itu dia mulai tertidur. Setelah memastikan dia terlelap dengan pulas aku kemudian menyelimutinya.

Setelah itu aku kembali ke ruang tunggu. Aku menunggu orang tuaku yang katanya sudah ada di ruangan Papa.

Tak lama setelah itu pintu ruangan ini terbuka. Terlihat Papa dan Mamaku memasuki ruangan ini.

"Hai Ma, Pa,.. Apa kabar?" Aku menanyakan kabar kedua orang tuaku. Kami memang jarang sekali bertemu. Sekalinya bertemu, biasanya secara tidak sengaja di kantor pusat. Waktu Papa dihabiskan di rumah sakit sehingga jarang sekali mengunjungi kantor pusat, begitu pun Mama yang selalu ikut dimanapun Papa berada. Dan sudah dua bulan lebih aku belum bertemu dengan mereka. Baru hari ini mereka menyempatkan mengunjungi menantunya yang besok akan dioperasi.

"Kami baik sayang. Bagaimana kabar Jason, Dia dalam kondisi yang fit kan?" Mama bertanya. Kami masih mengobrol di ruang tunggu.

"Sampai tadi sore tidak ada yang perlu di khawatirkan Mam, hanya saja menurut Axel, operasi Jason kali ini ada kemungkinan terjadinya komplikasi. Tapi Axel akan melakukan yang terbaik. Semoga semuanya baik-baik saja." Aku menjelaskan kepada mereka. Sebenarnya aku pun takut, apalagi setelah Axel memberitahuku bahwa operasi kali ini cukup beresiko. Biarpun ini jauh dari organ vital, tapi tetap saja ada kemungkinan terjadinya komplikasi.

"Kamu yang tenang, jangan khawatir. Papa sama Mama disini menemani Kamu." Papa memberiku kekuatan.

"Kamu tenang aja sayang, besok Papa sama Mama bakal menemani kamu. Bahkan Abang kamu aja besok bakal datang."

"Makasih ya Ma, Pa.. Kalian udah mau nemenin Aku disini. Aku sungguu beruntung memiliki orang tua seperti mereka.

"Jangan bilang gitu, bagaimanapun sekarang Jason udah jadi anak Mama sama Papa, wajar dong kalau Mama sama Papa menemani dia disaat seperti ini. Ingat Kita ini keluarga loh sayang." Ujar Mama.

***

Setelah hampir satu jam kami mengobrol, aku izin kepada kedua orang tuaku untuk mengecek Jason. Aku hampir lupa jika tadi Jason sudah diberikan obat pencahar. Aku khawatir popoknya sudah penuh.

"Ma, Pa aku izin mengecek Jason sebentar ya. Aku khawatir popoknya bocor."

"Mama ikut, Mil." Mama kemudian berdiri untuk mengikutiku.

"Tapi Ma, Aku takut Mama enggak nyaman soalnya Aku yakin sekarang Jason sudah pup di popoknya." Aku melarang Mama ikut ke kamar Jason. Sungguh aku tidak enak dengan Mama, apalagi jika nantinya Jason pup.

"Apaan sih. Ya enggak apa-apalah. Sekalian Mama bantu kamu ngurus Jason. Gak usah mikirin Mama bakal kebauan atau enggak. Kalau kamu lupa, Mama ini perawat profesional sebelum akhirnya memutuskan pensiun 5 tahun yang lalu. Hal kayak gini mah enggak ada apa-apanya." Mama ngotot ingin mengikutiku. Aku hanya pasrah. Aku membiarkan Mama ikut masuk ke kamar Jason.

Aku bersama Mama mendekati ranjang Jason, kulihat popoknya sudah menggembung. Perlahan aku membenarkan posisi tidur Jason yang tadinya menyamping menjadi terlentang. Kemudian aku mulai membuka perekat popok Jason. Benar saja, Jason sudah pup. Untungnya, tidak sampai membuat popok ini bocor. Setelah membuang popok bekasnya, aku bergegas membersihkan area pribadi Jason. Aku khawatir Jason akan pup kembali. Aku mulai mengelap pantatnya menggunakan tisu basah, kemudian menggunakan tisu kering, baru setelah itu,aku angkat kedua kaki Jason agar aku mudah untuk menyelipkan popok yang baru setelahnya aku oleskan krim anti ruam. Aku khawatir akan terjadi iritasi di area pribadinya, aku juga menaburkan bedak terakhir aku rekatkan dengan kencang  popoknya agar tidak bocor dan nyaman saat Jason memakainya.

"Mil, kenapa suami kamu terlihat lebih imut. Oh Tuhan dia sungguh cocok untuk jadi anak bungsu Mama." Mama terpana dengan penampilan Jason sekarang. Memang Jason makin imut. Jason seperti anak kecil, dengan perawakan tubuhnya yang pendek kemudian dia menggunakan baju pasien dan popok.

Enggak lama Papa masuk ke kamar ini,

"Udah selesai Ma?" Papa bertanya pada Mama.

"Sudah Pa, Pa coba kamu lihat, menantu kita sungguh sangat imut." Mama memperlihatkan Jason pada Papa. Soalnya saat Papa masuk, Jason tidak terlihat karena tertutupi oleh Aku dan Mama.

Mama langsung menciumi Jason. Sepertinya Mama sangat gemas dengan Jason.

"Mam, hati-hati Jason bisa terbangun." Ujar Papa.

"Tenang aja Pa, Jason sedah diberi obat tidur. Dia akan tertidur sampai besok pagi." Ujarku.

***

Hai guys maapin ya klo part ini makin enggak nyambung.. Huhuhu semoga kalian suka 🤗🤗

***

TRAPPEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang