04. ICE CREAM&KENZO

33 6 0
                                    

[aku ingin mencintaimu dengan cara yang paling rahasia, yang bahkan air mata pun tidak akan
mampu menjabarkan kesakitannya.]
/kanaya Albreenna/

******

"Makasih.." cicit Naya lirih, bahkan Kenzo mati-matian menahan diri untuk tidak mencubit pipi gadis dihadapannya ini.

"Apa? Coba ulangi?" senyum tengil Kenzo terbit.

"Makasih Kenzo."

"Hah? Gue gak denger," Naya memberenggut kesal.

"MAKASIH KENZO! Budeg ya kupingnya.." pekik Naya kesal, Kenzo malah terbahak keras.

Wajah Naya menggemaskan sekali, "Udah gak sedih kan?" tanya Kenzo, setelah berhasil meredakan tawa nya.

Naya mengangguk, gadis itu baru saja menghabiskan 3 cup jumbo ice cream berbagai rasa. Kenzo lelaki itu menepati omongannya akan mengajak Naya ke kedai ice cream.

"Ice cream nya enak gak?" tanya Kenzo.

"Enak, tapi Naya lebih suka yang vanilla." Kenzo tersenyum.

"Yaudah gih pesen yang vanilla lagi," dengan entengnya Kenzo berujar.

Naya melotot, "Ish, kembung nanti kebanyakan makan Ice Cream.. Kapan-kapan ajaa kesini lagi."

"Eh, ejo kok keliatan akrab sama penjual ice creamnya. Ejo sering kesini ya?" celetuk naya penasaran.

"Nama gue Kenzo Nay, seenaknya diplesetin." kenzo memutar bola matanya malas.

Naya menyengir, "Hehe, biar gampang ejo aja."

Pada akhirnya Kenzo mengangguk saja, "Gue sering kesini sama Zie.. Adek gue, dia maniak ice cream." jelas Kenzo menjawab pertanyaan Naya.

Sedangkan Naya hanya ber oh ria.

Kenzo terkekeh, tak tahan ingin mencubit gemas pipi gembul Naya, "Habis ini mau pulang?"

"Iya, udah sore banget.. Takut dicariin Abang," keduanya kini bangkit, sebelum itu kenzo membayar ice cream yang mereka makan.

Kendaraan beroda dua tersebut melaju, ikut bergabung diantara pengendara lainnya.

"Nay, rumah lo dimana?" teriak kenzo.

"Hah? Di perumahan Griya, komplek anggrek.. Rumahnya nomor 34," jawab naya.

Beberapa menit setelahnya, keduanya tiba di depan rumah berpagar yang menjulang tinggi.

"Ini beneran rumah lo Nay?" tanya Kenzo memastikan.

Naya mengangguk sembari menyerahkan helm tersebut, "Ejo mau mampir?"

"Eum lain kali, gue buru-buru.. Udah dicariin zie." Kenzo melambaikan tangan pertanda pamit.

Naya tersenyum, sebelum itu sempat mengucapkan terimakasih.

Naya memasuki gerbang, dan berlari menuju kamarnya.

Melempar tasnya asal, dan membanting tubuhnya ke ranjang. Naya menutupi wajahnya dibantal.

Ia terisak, nyatanya ice cream tak mampu melupakan kejadian tadi.

Zayn yang kasar, Naya ingat  betul ucapannya serta makian kasarnya. Selalu begini, walau sudah terbiasa akan tetapi tetap sakit juga.

Lebih dari setahun ini Naya terus mengejar Zayn, anggap saja dia tak tau malu. Namun, cara ini lah agar ia bisa terua dekat dengan Zayn.

Lelaki yang membuat Naya merasakan apa itu cinta, debaran aneh. Dulu SMP, naya pertama kali mengenal Zayn. Zayn yang tak sedingin sekarang, Zayn yang tak sekasar sekarang.

ZAYNDRA ALCATRAZ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang