07. HANYA SEMU

31 5 0
                                    

Weekend kali ini Naya sudah siap dengan setelan jogging nya, tak lupa memakai topi. Gadis itu berlari kecil mengelilingi komplek.

Naya ingat dirinya akan berkunjung ke rumah Genta, Naya berlari dengan senyum yang tak luntur diwajahnya.

Pagi yang cerah ini, moodnya sedang dalam kondisi baik.
Nyatanya efek Zayn memang sebesar itu pada hidupnya, entah kenapa perlakuan kasar lelaki itu tak pernah membuat Naya gentar dan goyah.

Hatinya terlapisi baja, yang siap dibanting oleh Zayn beribu kali.

Berlarian kecil menuju rumah Genta, yang berbeda komplek namun tak terlalu jauh.

Dengan headset ditelinganya Naya asyik mendengarkan musik.

Bersenandung kecil, sembari berlari kecil di trotoar.
Karena terlalu fokus Naya tak sengaja menabrak bahu tegap seseorang yang sedang berdiri.

Segera saja Naya menunduk meminta maaf, "Maaf, aku gak sengaja." sesal Naya. Mendongak dan tertegun.

"Ck, gak punya mata!" desis lelaki itu, kemudian berlalu begitu saja tanpa memperdulikan Naya.

Naya terpaku, gadis itu merasakan denyutan nyeri disudut hatinya. Zayn, lelaki dengan setelan kaos oblong yang tadi tak sengaja menabrak bahunya.

Bukan hal itu yang membuatnya sakit, melainkan tangan Zayn yang senantiasa menggandang tangan serena. Lagi-lagi gadis cantik blasteran korea tersebut berhasil mengalihkan atensi Zayn.

Naya bisa apa? Perlakuan Zayn tadi malam ternyata hanya sebatas rasa kemanusiaan. Naya nya saja yang terlalu baperan dan berfikir bahwa Zayn mulai menyukainya.

Gadis itu menggeleng pelan, melanjutkan laju larinya yang sempat tertunda. Masih dengan pikiran yang tertuju pada sosok Zayn.

Kini setibanya Naya di gerbang rumah Genta, Naya mengetok pintu.

"Assalamualaikum..."

Tak berselang lama, pintu terbuka menampilkan bunda Lily dengan masih memakai celemek..

"Eh, Naya.. Sini masuk sayang, nyari Genta ya?"

"Hehe iya bundaa.. Genta nya ada kan?"

"Ada, dikamar.. Gak mau turun dari kemarin, kasian bunda liatnya abis berantem kena skor."

Naya terdiam, ini semua karenanya.

"Yaudahh bundaa, Naya keatas dulu ya.." pamitnya kepada Lily.

Lily mengangguk Naya segera berlalu menuju kamar yang terletak dilantai atas, membuka pintu berwarna coklat.

"Genta, Aya masuk ya?" tanpa persetujuan dari Genta, Naya segera memasuki kamar dominan warna Abu-abu.

Diliriknya Genta yang tengah berbaring di karpet bulu, dengan stick PS ditangannya.

"Ngapain?"

"Hah?" tanya Naya tak paham, gadis itu mendudukan pantatnya di karpet bulu sebelah Genta.

Genta berdecak, melirik singkat ke arah gadis tersebut.

"Ck, Ngapain kesini?"

"Naya mau jenguk Gege, emang gak boleh ya?" cicit Naya menunduk dalam, takut dengan nada bicara Genta yang dingin. 

Genta menghela nafas, menaruh stick PS tersebut. Dan beralih menatap Naya sepenuhnya.

"Abis jogging?"

"Iya.."

"Belum sarapan?" Naya menggeleng pelan, sebagai jawaban.

Genta menarik tangan mungil Naya dan berdiri, "Ayo sarapan.. Nanti magh lo kambuh." ajaknya rautnya tak se dingin tadi.

ZAYNDRA ALCATRAZ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang