Malam ini Naya tengah bersiap-siap, Virgo mengajak gadis itu ke kedai ice cream.
Tentu saja Naya semangat, Naya sudah mengirim kan pesan pada Arga. Bahwa gadis itu akan keluar malam ini bersama teman. Naya masih merajuk pada Arga, entah urusan apa Arga sampai tak pulang.
Katanya nanti sekitar pukul sepuluh malam Arga pulang, Naya hanya membaca pesannya saja tanpa membalasnya.
Naya dengan hoodie pink, serta rok yang berwarna senada dengan hoodienya.
Naya meraih tas kecil yang berisi dompet serta ponsel. Gadis itu beranjak dari meja riasnya, meneliti penampilan sekali lagi dan tersenyum manis.
Naya menuruni anak tangga, melirik teras terdapat Virgo yang sudah menunggunya.
"Hai, Gogo udah nunggu lama ya?" ujar Naya setelah sampai di hadapan Virgo.
Virgo sempat terpaku, "Eh enggak kok.. Yaudah yuk, keburu malam." paparnya.
Keduanya kini berjalan menuju mobil Virgo, "Kamu tambah cantik malam ini.." ucap Virgo, menatap Naya yang tampak salah tingkah.
"Hehe.. Naya emang cantik," ujar Naya seadanya.
Kini mobil yang ditunggangi keduanya melaju, ikut bergabung dengan pengendara lainnya.
"Jauh gak go?"
"Deket.. Btw Nay lo ada hubungan apa sama Genta?" tanya Virgo penasaran.
Pasalnya sedari awal memasuki sekolah, mereka terlihat sangat dekat.
"Oh itu.. Gege sahabat Naya, dari kecil.. Sama Za— Zara iyaa Zara hehe.." hampir saja Naya keceplosan menyebut nama Zayn.
Virgo hanya ber oh ria.. Kini keduanya tiba di kedai ice cream, Naya berbinar. Tempat itu lumayan ramai.
Padahal baru buka, Naya kini berjalan beriringan dengan Virgo. Menuju meja.
"Mau pesen yang rasa apa Nay?" tanya Virgo.
Naya terlihat berfikir, menatap buku menu ditangannya.
"Yang rasa vanilla milk aja."
"Sama apa lagi?"
"Eh, emang boleh pesen lagi?" tanya Naya. Virgo terkekeh melihat tingkah lugu Naya.
"Boleh dong, kata nya lo suka banget kan sama ice cream." ujar Virgo menampilkan senyum manisnya.
Naya berbinar, gadis itu menunjuk pesanan lagi membuat Virgo menggeleng pelan.
Kini keduanya tengah menyantap ice cream, Naya terlihat asyik memakan dua cup ice cream dengan varian berbeda.
Hingga sudut bibirnya belepotan, Virgo inisiatif membersihkan noda tersebut.
"Makannya belepotan.." Naya mematung, dan tersenyum tak enak.
Sejujurnya ia sedikit tak nyaman, "Emm, disini rame ya.." Naya berbasa-basi.
Virgo mendongak dan tersenyum, mendadak kegugupan kembali menyergapnya. Menghela nafas dan menghembuskan guna menetralkan kegugupannya.
Perlahan Virgo meraih jemari Naya, menatap netra Naya yang tampak terkejut. "Nay, gue gak bisaa romantis. Gue bukan cowok yang pandai menyembunyikan perasaan, intinya gue suka sama lo.. Dari awal masa orientasi, gue jatuh cinta ngeliat lo. Lo mau gak jadi pacar gue?" lontaran tersebut berhasil membuat Naya mematung.
Terkejut, bingung harus menjawab apa. Tak pernah berada disituasi seperti ini, bukankah Virgo tau dirinya mencintai Zayn hingga mengejar lelaki itu.
"Em, Virgo.. Naya gak bisa, Naya—"
"It's okay Nay, gue paham.. Tapi, kalau lo udah bener-bener nyerah. Gue siap ngebuka tangan lebar-lebar buat meluk lo," ujarnya sedikit pelan. Tersirat nada kekecewaan didalamnya. Naya meras tak enak, gadis itu perlahan melepas dekapan tangan Virgo.
"Virgo, mau pulang.. Naya udah dicariin abang," celetuk Naya, tak nyaman berada disini lama-lama. Apalagi setelah pernyataan Virgo tersebut.
Virgo mengangguk, keduanya kini beranjak pergi. Sebelum itu sempatkan membayar ice cream yang tadi.
Didalam perjalanan pulang terjadi keheningan, hingga sampai rumah Naya pun. Keduanya masih setia bungkam.
"Nay, setelah gue confess lo jangan berubah ya.. Tetap jadi Naya ceria yang gue kenal, jangan berusaha menjauhi gue Nay." papar Virgo, Naya mengangguk dan tersenyum meyakinkan.
"Iya gogo! Makasih buat traktiran ice cream nya hehe, lain kali Naya yang traktir deh."
Virgo tersenyum hangat mendengar itu, ia kira Naya benar-benar akan menjauhinya. Namun ternyata tidak, setidaknya ia masih bisa mencintai gadis itu meski hanya sebatas teman.
"Yaudah gue pamit ya, jangan begadang nay.. Jangan lupa cuci muka, cuci kaki, baca doa dan tidur."
"Iya-iya bawel banget si.."
Virgo terkekeh, ia sempatkan mengusak rambut Naya membuat gadis itu mendelik kesal. Namun dimata Virgo terlihat menggemaskan.Setelah memastikan Virgo pulang, Naya pun mulai memasuki rumah nya. Baru membuka pintu utama, terlihat siluet lelaki yang tengah menatap Naya dengan pandangan intimidasi.
"Darimana?" tanya nya dengan menekan.
Naya mendadak gugup, ia menggigit bibir bawahnya gelisah. "Em, da-dari kedai ice cream.." cicitnya jujur, Naya memang tak pandai berbohong. Bundanya selalu mengajari nya untuk selalu berbicara jujur.
Lelaki yang duduk disofa segera bangkit, ke arah Naya. Dan menatap Naya tajam.
"Udah jam berapa? Kenapa keluyuran? Kenapa gak ngabarin abang? Kalau terjadi sesuatu gimana?!" pertanyaan beruntun tersebut dilayangkan Arga, membuat Naya menunduk takut. Melihat wajah marah Arga.
"Ma-maaf, tapi Naya udah izin ke abang lewat WA tadi." cicitnya..
Arga menghela nafas pelan, menarik Naya dan mendekapnya. Perasaan takut kehilangan dan khawatir meluap begitu saja, pasalnya saat arga pulanh dirinya tak menemukan adanya Naya, adik kesayangannya.
"Maafin abang, udah buat kamu takut. Abang akhir-akhir ini sibuk ngurusin café punya bunda, kasian bunda gak ada yang bantuin. Minggu depan bunda pulang, sekarang Naya tidur ya. Udah malem besok sekolah kan?" Naya mengangguk dan melepas pelukannya.
Netranya yang tadi berkaca-kaca kini berbinar cerah mendengar kata bunda nya yang akan pulang, pasalnya ia sangat rindu akan wanita paruh baya tersebut.
"Ayey!! Bunda pulang. Dadah abang!" cup. Naya mencium pipi Arga sekilas, dan berlari semangat ke kamarnya.
Arga terkekeh dibuatnya, lelaki dengan setelan kaos oblong tersebut terlihat merogoh ponsel. Dan menelfon seseorang.
"Ketemu?"
"Iya ga, dia satu sekolah.. Dia juga yang udah buat kesayangannya lo nangis."
"Awasin dia, ikutin kemana pun.. Nanti gue turun tangan, lo jangan lupa share lock tongkrongan yang biasa dia singgahi."
"Bonus?"
"Ck, nanti gue transfer!" tutt panggilan terputus sepihak, raut Arga memerah menahan amarah. Kali ini ia tak akan melepaskan 'dia'sudah cukup dirinya diam.
Tangannya terkepal erat, Arga bergegas ke kamarnya. Masih dengan emosi yang sebentar lagi akan membludak.
"Brengsek lo! Berani-berani nya lo nyakitin dia!" gumamnya.
Hadeuh, silent semua:(
Up tergantung antusias kalian gesss!!Cek typo!
Votenya dongg jangan pelitt, jangn lupa follow akun inii juga😫Follow my instagram: ravelchann
Maaf kalo kurang memuaskan, di part selanjutnya bakal lebih seru dan membuat kepo para Readerss..
Yuk pantengin terus yuk, Up tergntung antusias kalian yaa
See you ❤
KAMU SEDANG MEMBACA
ZAYNDRA ALCATRAZ
Teen FictionZayndra Alcatraz, Nama yang tak asing bagi siapa yang mengenalnya. Siapa yang tak mengenal sosok Zayndra Alcatraz, lelaki menyeramkan dengan tatapan tajamnya serta mulutnya yang pedas. Tak ada yang berani mendekati nya kecuali jika ingin mencari m...