10. DEKAPAN HANGAT

34 5 0
                                    

Ringisan tertahan keluar dari mulut lelaki itu, tak berhenti melayangkan tatapan tajam pada gadis dihadapannya.

"Lagi-lagi gadis sialan kek lo keluyuran malem! Melacur lo?!" lontaran menyakitkan tersebut menusuk hati Naya, namun respon Naya justru tersenyum. Seolah tak apa dirinya dihina.

"Naya abis ke rumah Genta.." ujar Naya, menutup luka dipelipis Zayn dengan plaster.

"Zayn sendiri? Abis berantem ya?" tanya Naya kepo. Sedikit khawatir melihat keadaan Zayn, tadi sewaktu Naya sedang berjalan riang. Dirinya dikejutkan oleh beberapa preman yang mengoroyok seorang lelaki yang tepar. Hal itu membuat Naya tak tinggal diam, meski sejujurnya ia takut. Dengan segala keberanian Naya mengambil beberapa batu besar dan mulai menimpuki preman-preman tersebut. Hingga berlari terbirit-birit.

Segera saja Naya menolongnya, dan membawanya ke rumah. Gadis itu dibuat terkejut lagi. Tak menyangka lelaki yang di keroyok tersebut ialah Zayn, dunia sesempit itu ya?

Masih mengompres lebam tersebut, Zayn tanpa sadar menatap Naya. Ada perasaan rindu didalam dadanya, tawa itu ia ingat. Ah memikirkan itu membuat luka lama terbuka kembali, Zayn belum sepenuhnya berdamai dengan luka lama. Membuatnya menjadi sosok arogan dan terkesan menjauhi orang-orang terdekatnya.

"Selesai.. Anggap aja hutang budi Naya yang pernah ditolong Zayn waktu itu," ujar Naya membereskan kotak P3K tersebut.

Zayn masih diam, memandang serius wajah Naya. Banyak berubah, tentunya jauh lebih cantik dan dewasa dari dulu nya. Sudut bibir Zayn tertarik membentuk senyuman tipis, tanpa sadar memori kenangan dulu melintas dalam benaknya.

"Zayn! Mau permen?"

"Gue bukan anak kecil Ay.."

"Yaudah kalau gitu, buat Ara aja.. ARAA YUHUU! MAIN YUK." pekiknya, membuat Zayn yang disebelahnya mendengus.

Langkah lebar terdengar dari dalam rumah, dengan wajah sumringah. Terlihat disana gadis cantik berambut pirang, serta membawa boneka kelinci kesayangannya.

"Ayo Ay, Ara punya boneka pikachu baru loh.." ajaknya menarik tangan Naya memasuki rumah.

Sedangkan sosok lelaki dengan ember ditangannya pun mendengus, namun setelah itu tersenyum melihat tawa dari kedua gadis tersayangnya.

Melempar asal ember berisi air cucian motor tersebut, dan menyusul kedua gadis itu dikamar nya.

Seperti biasa, merecoki dan membuat gadis itu memekik kesal adalah hobynya. Usianya terpaut 2 tahun diatasnya namun tingkahnya selalu membuat kedua gadis itu naik pitam.

Ara dan Aya, gadis cantik berusia 12 tahun pada saat itu. Kedua gadis yang seperti anak kembar, hanya berbeda warna rambut saja. Selalu kemana-mana berdua, membuat keduanya dijuluki dua princess A.

"Abang ih!! Boneka Ara jadi kotor hue!!" tangis Ara pecah membuat Zayn terbahak. Zayn sengaja melap tangannya yang masih tersisa busa sabun ke boneka pikachu yang baru dibelikan sang papa.

Aya tentu tak tinggal diam, gadis itu geram menindihi perut Zayn dan memukuli badan lelaki itu brutal.

"Adoh! Adoh ampun Ay.."

"Mampus tuh! Makanya jangan rese!" ketus Aya, berhenti menggebuki lelaki itu. Beralih menenangkan Ara.

"Udah yuk Ra, main di rumah Aya aja.. Disini ada setan penganggu!" ajaknya, melirik sinis ke arah Zayn yang terkekeh kecil.

Zayn terkekeh pelan, membuat Naya kebingungan juga merona. Saat tatapan mereka bersibobrok tak sengaja.

"Eh, Naya.. Masuk dulu. Zayn mau minum apa?"

ZAYNDRA ALCATRAZ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang