01 : kanaya azalena

506 65 1
                                    




Setiap kali melihat Kanaya, masih ada rasa tak percaya dalam hati Selena. Fakta bahwa dia berteman baik dengan Kanaya yang dijuluki sombong saat acara penerimaan mahasiswa baru masih sedikit sulit diterima oleh otaknya.

Bukan apa, tapi saat itu Kanaya paling dibenci oleh kakak-kakak tingkat sok berkuasa karena sikap cueknya. Selena ingat betul dia sempat merasa khawatir dengan kehidupan kampus Kanaya setelah rangkaian acara penerimaan mahasiswa baru berakhir.

Awal mula pertemanannya dengan Kanaya hanya karena mereka berada dalam satu kelompok mata kuliah Miss Tiffany. Dan Selena benar-benar bersyukur karena Kanaya sangat membantu dalam tugas kelompok mereka kala itu. Apalagi Selena benar-benar payah dalam urusan Bahasa Inggris.

Setelah itu, jika Miss Tiffany membuat tugas kelompok lagi, Selena dengan muka tebalnya meminta Kanaya agar mau satu kelompok dengannya. Awalnya Selena yakin dia akan ditolak karena dianggap beban kelompok, namun Kanaya malah mengiyakan ajakan Selena. 

Berteman dengan Kanaya membuat Selena tahu seperti apa sosok sebenarnya Kanaya. Kanaya boleh terlihat sombong dan cuek, apalagi dengan garis wajah Kanaya yang tegas seolah mendukung opini orang-orang tentang Kanaya.

Tapi sebenarnya Kanaya adalah orang yang sangat sangat baik. Jika sudah dianggap teman oleh Kanaya, berarti kalian akan melihat sifat baik Kanaya. Kanaya tidak punya banyak teman, oleh karena itu Kanaya benar-benar mencintai teman-teman dekatnya. Salah satunya adalah Selena.

Dan sifat Kanaya yang membuat Selena kaget adalah Kanaya sangat menyukai afeksi. Tak jarang, saat berkunjung ke rumah Kanaya, Selena akan mendapati Kanaya yang bergelayut manja pada kakak perempuannya dan Ibunya. 

Selena senang berteman dengan Kanaya, namun belakangan ini ada yang mengganggu pikiran Selena dan Selena berharap ini hanyalah pikirannya saja.

"Kita mau kemana?" Tanya Kanaya begitu memasuki mobil Selena. Seperti janji, mereka sepakat untuk menyegarkan pikiran mereka sebelum kembali berkutat dengan tugas akhir mereka.

"Street food aja gimana?" Tawar Selena dan langsung disetujui Kanaya.

Sepanjang perjalanan, Selena dan Kanaya bersenandung mengikuti lagu dari playlist Kanaya. Selena mengakui bahwa selera musik Kanaya benar bagus dan Kanaya sering merekomendasikan lagu untuk Selena.

Mereka sampai di sebuah pasar malam yang menyajikan banyak makanan ringan maupun makanan berat. Kanaya yang lapar mata menarik Selena kesana-kemari untuk mencicipi banyak makanan.

"Lo gak makan takoyaki kan?" Selena menganggukkan kepalanya. Sejak dulu dia tidak terlalu suka dengan olahan gurita kecil itu.

"Naya pelan-pelan makannya ih!" Seru Selena begitu melihat sudut bibir Kanaya yang terkena saus takoyaki. Selena mengambil tisu dalam tasnya dan memberikannya pada Kanaya.

"Maaf-maaf. Gue kalo street food suka kalap." Kanaya menyunggingkan senyum lebar yang membuat Selena juga ikut tersenyum. 

Kanaya segera menggamit lengan Selena untuk berjalan-jalan mencari makanan lagi. Dan Selena akui, Kanaya versi lapar mata sangat melelahkan untuk diikuti karena terlalu antusias. 

Selena dan Kanaya mengakhiri acara street food mereka dengan membeli jagung bakar dan memakannya di salah satu bangku yang sudah disediakan.

"Gue kadang masih heran sama nafsu makan lo Nay." Ujar Selena sembari mengoleskan jagung bakarnya dengan mentega. 

Kanaya terkekeh pelan, "Lo selalu ngomong kayak gitu tiap kali kita makan berdua Na."

"Tugas akhir lo aman?" Tanya Selena, mengganti topik pembicaraan.

"Sebenernya aman-aman aja, cuma gue otak gue lagi penuh aja gitu. Lo gimana?"

"Sama kayak lo. Tapi gue bertekad buat lulus tahun ini Nay, gue gak mau nambah semester lagi. Ntar lama-lama gue jadi mahasiswa abadi."

"Pasti lulus tahun ini kok," ucap Kanaya sembari merapikan poni rambut Selena yang berantakan. "Kita harus berusaha supaya bisa lulus sama-sama." Kanaya menyunggingkan senyum menenangkan pada Selena.

"Na," panggil Kanaya setelah keheningan menyelimuti mereka beberapa menit.

"Hm?"

"Lo ada suka sama seseorang?" 

Shit, here we go, batin Selena.

"Gak. Gue lagi gak suka sama siapa-siapa." Ucap Selena. Namun pandangannya lurus ke depan, enggan bertatap dengan Kanaya.

Bohong, karena Selena tahu bahwa ada seseorang yang masih dia sukai sampai sekarang. Bahkan setelah 3 tahun gue gak ketemu, tetap aja rasa itu masih ada.

"Bener?" Tanya Kanaya memastikan. Senyum jahil terpatri di wajah cantiknya membuat Selena tertawa.

"Beneran Nay. Kenapa emangnya?"

"Gak kok, cuma mau mastiin aja." Ujar Kanaya sebelum kembali memakan jagung bakarnya.

Ini yang ditakutkan Selena. Selena takut Kanaya menyukainya lebih dari seorang teman karena Selena hanya menganggap Kanaya sebagai teman seperjuangannya saja, tidak lebih.

Dan ketakutan Selena benar.

Inilah kenapa Selena selalu mempercayai instingnya karena sembilan puluh lima persen insting Selena selalu benar.


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
[✓] august | seulreneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang