08 : kembali ke titik awal

331 52 4
                                    




Selena jelas tahu dirinya seharusnya tidak mengiyakan ajakan Renata untuk bertemu, namun hatinya berkata lain. Mungkin ada sesuatu penting yang ingin disampaikan Renata padanya, begitu pikir Selena.

Dan disinilah Selena berada, di taman kota tempat yang dulu sering dia kunjungi bersama Renata saat masih berstatus sebagai sepasang kekasih.

Selena memeluk dirinya sendiri. Belakangan ini cuaca benar-benar tidak bagus, ditambah dengan angin kencang membuat Selena mengeratkan pelukannya pada dirinya sendiri.

"Selena!" Panggil seseorang yang Selena yakini adalah Renata.

"Maaf aku ngajak ketemua siang-siang gini, kamu bener gak lagi sibuk kan?" Tanya Renata sambil mendudukan dirinya di sebelah Selena.

"Gak kok, kalo gue sibuk ngapain juga gue iyain ajakan lo buat ketemuan." Jawab Selena sambil mengalihkan pandangannya.

Selena merasa menyesal karena dia mengambil keputusan ini, karena efek yang Renata berikan padanya masih sama. Jantungnya masih berdetak dua kali lebih cepat dan Selena masih ingin memeluk tubuh mungil Renata.

"Jadi lo mau omongin apa?" Tanya Selena tanpa basa-basi.

Terdengar Renata menghela nafas panjang membuat Selena mengalihkan pandangannya ke arah Renata.

"Maaf Selena," ucap Renata lirih. Netranya enggan bertemu dengan netra Selena.

"Maaf untuk semua yang terjadi 3 tahun lalu, maaf karena ninggalin kamu. Kamu memang pantas dapetin yang lebih baik dari aku."

Inilah yang ingin Selena dengar dari Renata. Selena ingin kata maaf keluar dari bibir Renata namun entah kenapa Selena sama sekali tidak merasa lega mendengarnya.

"Bahkan sampai sekarang aku berandai-andai, kalo dulu aku lebih berani sekarang kita gimana? Apa aku bakal tepatin janji buat dateng ke wisuda kamu? Apa kita bakal lebih bahagia?"

Selena memejamkan matanya saat mendengar ucapan Renata. Persis seperti apa yang dia pikirkan selama ini, selalu Selena bayangkan seperti apa mereka di masa depan jika malam itu keduanya lebih dewasa.

"Harusnya waktu itu aku lebih berani ngakuin hubungan kita, dengan begitu semua ini gak terjadi. Aku pernah bahagia sama kamu Selena, lebih bahagia dibandingkan sama mas Sagara."

Jantung Selena rasanya berhenti untuk beberapa detik mendengar perkataan Renata. Perkataan Renata menjadi titik kelemahan Selena karena Renata mengucapkan apa yang Selena harapkan darinya.

"Renata," panggil Selena pelan. Matanya beralih melihat detail wajah Renata yang masih sama, bedanya Renata terlihat lebih cantik.

"Apa yang lo omongin tadi sama persis dengan apa yang gue harapin waktu lo bilang kalo lo mau ngomongin sesuatu ke gue."

Tangan Selena terulur, mengusap lembut wajah cantik Renata. Dirinya merasakan euforia yang teramat sangat karena dapat menyentuh wajah wanita yang masih dia cintai.

"Gue masih sayang sama lo Renata, bahkan setelah 3 tahun berlalu rasa gue masih sama. Dan gue juga berandai-andai, kalo malam itu kita lebih dewasa mungkin gue gak harus kehilangan lo."

"Kamu gak kehilangan aku Na. Aku masih disini Na, kamu bisa kembali sama aku."

Hati Selena bersorak gembira mendengar ucapan terakhir Renata. Dengan lembut Selena bawa Renata ke dalam pelukannya.

Pikiran Selena hanya penuh dengan sosok Renata. Bahkan Selena tidak memikirkan Ayahnya, Ibunya, bahkan Sagara dan Kaitlyn yang kemungkinan sedang menunggu Renata untuk pulang rumah.

"Aku boleh kembali sama kamu Renata?" Tanya Selena memastikan. Terdengar suaranya lebih lembut saat berbicara pada Renata.

"Boleh Na, karena aku masih cinta sama kamu." Bisik Renata sambil mengeratkan pelukannya pada Selena.

"Aku juga Rena, aku masih cinta sama kamu."

Keduanya menghabiskan waktu mereka di taman kota sambil memeluk satu sama lain. Bahkan genggaman tangan mereka berdua tidak terlepas saat Selena mengendarakan mobil untuk mengantarkan Renata pulang.

Bahkan Selena masih sempat menyapa Sagara dan Kaitlyn yang sedang duduk di teras rumah mereka, mengatakan bahwa dia tidak sengaja bertemu dengan Renata saat pulang dari kampus.

Sagara bahkan masih sempat menanyakan bagaimana progres tugas akhir Selena dan Kaitlyn yang menunjukkan stiker pemberian Selena yang dia tempel di bukunya dengan bangga. Selena juga sempat menjanjikan Kaityln bahwa dia akan memberikan Kaitlyn lebih banyak stiker.

Begitu sampai rumahnya, Selene menerima telepon dari Ibunya yang menanyakan bagaimana bimbingan tugas akhir Selena dan dengan santai Selena menjawab bahwa bimbingannyan berjalan dengan baik.

Katakanlah Selena adalah manusia terbodoh yang ada di dunia dan Selena tidak akan peduli karena saat ini yang terpenting bagi dirinya adalah dia bisa menggapai kembali wanita yang sangat dia cintai.

[note : disini kalian akan melihat selena memilih pilihan yang bodoh, kalian bakal melihat selena menjadi versi terburuk dirinya sendiri, dan selena yang bakal hancur sehancur-hancurnya hanya untuk seorang renata]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


[note : disini kalian akan melihat selena memilih pilihan yang bodoh, kalian bakal melihat selena menjadi versi terburuk dirinya sendiri, dan selena yang bakal hancur sehancur-hancurnya hanya untuk seorang renata]

[✓] august | seulreneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang