Waktu menunjukkan pukul 7 pagi, dan Selena masih terbaring di tempat tidurnya, menatap pemandangan perumahan tempat dia tinggal. Posisi kamar Selena yang berada di lantai dua, membuat Selena bisa menatap kawasan perumahan hanya dari jendela kamarnya saja.
Harusnya Selena bersiap-siap karena dia akan menemui dosennya mengenai tugas akhirnya. Sebelum itu, dia juga harus menjemput Kanaya karena Kanaya juga memiliki urusan di kampus.
Tapi Selena malah masih berbaring di tempat tidurnya dengan damai sambil mendengarkan kicauan burung yang samar-samar terdengar. Mata Selena tidak pernah lepas dari rumah berukuran cukup besar yang berwarna putih itu. Membayangkan penghuni disana sedang melakukan apa.
Selena sontak bangun dari tidurnya ketika dia melihat Renata dan anaknya, Kaitlyn keluar dari rumah itu. Diikuti oleh Sagara yang membawa beberapa mainan.
Kayaknya mereka mau main di halaman rumah mereka.
Selena memperbaiki posisinya dengan duduk sambil menyilangkan kakinya. Posisi rumah Renata yang tidak terlalu jauh membuat Selena dapat melihat mereka sekeluarga dengan jelas.
Bahkan sekarang Selena masih mendapati dirinya terkagum-kagum dengan kecantikan Renata. Masih bertanya-tanya kenapa ada manusia secantik Renata. Masih berandai-andai, bagaimana hidupnya dan Renata jika Renata sedikit berani mengakui hubungan mereka.
"Selena!" Teriak Ibunya dari lantai bawah. Selena baru ingat kalau dia juga memberitahu Ibunya jika dia harus ke kampus untuk mengurus tugas akhirnya.
Dengan cepat, Selena melompat turun dari tempat tidurnya. Selena berbalik, sekedar untuk melihat Renata terakhir kalinya dan Selena mendapati Renata yang tertawa sembari bersandar di bahu Sagara.
"Selena! Nanti kamu telat nak!"
Teriakan Ibunya yang kedua kali membuat Selena segera turun ke bawah.
"Kamu kenapa dipanggil gak dijawab?" Tanya Ibunya sembari memberikan Selena sepiring nasi dengan lauk seadanya.
"Maaf Bu, aku masih dikamar mandi tadi."
Ibunya memutuskan untuk tidak bertanya lebih jauh lagi dan fokus mempersiapkan barang-barangnya untuk berangkat ke rumah sakit.
"Kamu langsung ke kampus?"
"Gak Bu, aku masih jemput Kanaya dulu. Dia juga ada urusan dikampus katanya." Jawab Selena dengan mulut penuh membuat Ibunya menegur kebiasaan buruknya itu.
"Nak, kamu sama Kanaya pacaran?"
Selena terbatuk mendengar pertanyaan Ibunya. Atas dasar apa Ibunya bertanya demikian?
"Ibu cuma nanya. Ibu sakit hati loh kalo kamu pacaran sama Kanaya tapi kamu gak kasih tahu Ibu."
Selena buru-buru meminum airnya hingga tuntas. "Bu, aku sama Kanaya cuma temanan aja. Aku juga gak suka sama Kanaya, aku benar-benar ngeliat Kanaya sebagai teman aja."
Ibunya tersenyum kecil dan mengangguk, "Bagus kalo kamu tahu perasaan kamu ke Kanaya. Tapi Kanaya kayaknya suka sama kamu nak. Kanaya itu anaknya lembut sekali. Kalo sewaktu-waktu dia ngomong sama kamu soal perasaan dia ke kamu, kamu harus nolak baik-baik ya nak supaya tidak melukai perasaan Kanaya."
Selena hanya mengangguk mendengar perkataan Ibunya. Ibunya mengecup dahi Selena sebelum pamit untuk bekerja.
Selena segera merapikan rumah dan bersiap-siap untuk pergi ke kampus. Kanaya sempat mengirim chat padanya, mengatakan bahwa dia sudah siap. Setelah membaca chat dari Kanaya, buru-buru Selena bersiap-siap karena tidak ingin membuat Kanaya menunggu lebih lama.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] august | seulrene
FanfictionSelena tahu dia hanya pilihan kedua Renata, tapi dia biarkan cerita antara mereka berdua terjadi. [mentions of unfaithful love, cheating, and unrequited love] [some parts will be a little bit of 🔞] © DALLIECIA 2022