11 : kesempatan

272 44 2
                                    




Tidur Selena sama sekali tak nyenyak semalam. Pikirannya dipenuhi dengan segala macam skenario yang mungkin terjadi. Sebisa mungkin Selena mempersiapkan dirinya untuk apa yang nanti akan Kanaya katakan.

Dengan panik, Selena mencari Kanaya di kampus. Menanyakan keberadaan gadis cantik itu pada siapapun yang dia temui. Namun Selena sama sekali tak menemukan Kanaya.

Dengan putus asa, Selena kembali ke tempat parkiran mobil untuk pulang. Toh dia sama sekali tidak bertemu Kanaya.

Baru saja Selena ingin memasuki mobilnya, dia mendapati mobil Kanaya yang baru masuk ke lingkungan kampus. Dengan cepat Selena menghampiri mobil Kanaya, mengetuk-ngetuk jendela mobil Kanaya dengan ekspresi putus asa.

"Nay, please dengerin gue dulu." Pinta Selena sambil menahan lengan Kanaya.

"Diem. Gue gak mau ngomong sama orang yang selingkuh sama istri orang." Ucap Kanaya rendah. Biarpun Kanaya kecewa, dia tidak akan membiarkan Selena menjadi gosip orang-orang.

"Nay, semuanya bukan kayak lo liat."

"Oh ya? Gue rasa orang bodoh sekalipun tahu kalo lo baru aja tidur sama kak Renata. Kecewa gue sama lo Na."

Dengan begitu Kanaya meninggalkan Selena sendirian di tempat parkir. Selena menundukkan kepalanya agar orang-orang tidak melihat airmatanya.

Tatapan mata penuh rasa kecewa Kanaya cukup buat Selena untuk sadar bahwa dia salah. Namun Selena sendiri tidak yakin apakah itu cukup untuk menghentikan dia.

[]

Kanaya menghela nafas lelah begitu mendapati Selena yang masih betah menunggu dirinya. Rasa kecewa Kanaya terlalu besar sampai rasanya dia tidak kuat untuk sekedar melihat Selena dan Renata.

Malam saat dia diundang untuk makan malam oleh Ibunya Selena, sebenarnya Kanaya sudah merasakan sesuatu yang aneh antara Selena dan Renata. Apalagi reaksi kaget mereka saat Kanaya mendapati mereka berpelukan. Jika mereka hanya tetangga biasa, kenapa sekaget itu? Seolah-olah Kanaya baru saja memergoki mereka selingkuh.

Waktu itu Kanaya terus menghubungi Selena untuk mengajaknya jalan-jalan, namun karena tak kunjung di angkat, Kanaya nekat pergi ke rumah Selena dan langsung memasuki rumah begitu tahu pintu tak terkunci. Dengan perasaan khawatir Kanaya bergegas pergi ke kamar Selena setelah mendengar suara-suara aneh. Dan hati Kanaya benar-benar hancur saat mendapati Selena bercumbu panas dengan Renata dikamarnya.

Kanaya tak tahu pasti sejak kapan dia jatuh cinta pada Selena. Namun Kanaya mengakui bahwa dia benar-benar jatuh pada pesona seorang Selena Immanuela.

Bagaimana cara Selena mendengarkan keluh kesahnya. Bagaimana Selena yang terus berada disampingnya bahkan saat teman-teman satu angkatannya menjauhi dirinya. Bagaimana lembutnya Selena memperlakukan Kanaya. Semua tentang gadis itu membuat Kanaya jatuh cinta setiap harinya.

Jujur saja, Kanaya tidak terlalu berharap pada Selena. Terlihat jelas bagaimana Selena berusaha mengalihkan topik jika sudah menyangkut masalah cinta.

Tapi Kanaya tak habis pikir. Mengapa harus Renata? Mengapa harus seorang wanita yang notabenenya sudah mempunyai seorang suami dan anak?

"Kanaya!" Seru Selena begitu melihat Kanaya yang berdiri didepannya.

"Please Nay, dengerin gue dulu." Pinta Selena dengan putus asa.

Dan Kanaya yang memang tak tega akhirnya mengiyakan permintaan Selena, "Kita ngobrol di mobil gue aja."

Kanaya mendengarkan dengan seksama cerita Selena tentang Renata, wanita yang memiliki tempat spesial di hatinya. Kanaya terus mendengarkan tanpa peduli bahwa hatinya sakit melihat bagaimana cintanya Selena pada Renata.

"Harusnya lo gak kembali sama kak Renata, lo tahu dia punya suami sama anak Selena." Ucap Kanaya, masih mengandalkan logika ketimbang perasaannya.

"Gue masih cinta sama dia Nay, gue gak tahu gimana caranya berhenti." Ucap Selena yang mulai terisak.

Hati Kanaya ikut sakit melihat orang yang dia cintai menangis karena seseorang yang bahkan tidak siap menjadikannya prioritas utama.

"Na, please dengerin gue." Kanaya mencoba menenangkan Selena dengan memeluknya sambil mengusap punggung yang bergetar itu dengan lembut.

"Putusin kak Renata. Gue tahu lo bisa! Putusin kak Renata dan jalani hidup lo kayak dulu. Gue tahu pasti lo berpikiran kalo lo gak bakal bisa, tapi lo gak bisa selamanya hidup dalam harapan semu kalo kak Renata bakalan milih lo."

Selena hanya diam mendengarkan perkataan Kanaya. Dia masih diberi kesempatan untuk memperbaiki semuanya namun Selena mengetahui dirinya sendiri dengan baik, bahwa dia belum siap menjalani hidupnya tanpa Renata. Dia tidak ingin mengalaminya untuk kedua kali.

 Dia tidak ingin mengalaminya untuk kedua kali

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
[✓] august | seulreneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang