10

217 29 0
                                    

Happy reading♡


Kelopak mata itu sedikit demi sedikit terbuka, bibir pucat membiru itu sesekali meringis.

Masih dengan posisi yang sama, meringkuk beralaskan lantai dingin berselimut angin. Ia tak sekalipun beranjak dari posisinya, tak sanggup ia bergerak barang se inchi pun.

Juan kala itu baru menyadari bahwa dia masi hidup didunia ini, ia masih harus berjuang untuk menapaki bumi. Masih harus berdiri mencari tujuan hidupnya, padahal ia sudah menyerah malam tadi.

Lelehan air mata kembali menghiasi wajah lesu nya. Hidupnya terlalu pahit untuk diceritakan.

Akankah kisah ini masih berlanjut?

Entah sebab apa, ia kedinginan bahkan pusing semalam belum juga menghilang. Kemungkinan dirinya demam sekarang.

Ingin beranjak pun sia-sia pintu kamar mandi ini terkunci. Juan memilih kembali memejamkan matanya demi meredakan sakit disekujur tubuhnya.

^^

Juan kembali membuka mata saat dirasa suara kunci yang diputar menyapa indra rungunya. Tak disangka, sang ibu berdiri disana menatap betapa malang nasib anaknya.

Dilemparkannya salep ke hadapan Juan,

“Obatin sendiri, ibu mau keluar.”

“Ada makanan juga di dapur, jangan lupa bersihin rumah, jangan males-malesan kamu” ujar sang ibu dingin. Setelah mengucapkan kalimat itu Farah melenggang pergi entah kemana yang pasti Juan mendengar ia menutup pintu utama.

Juan sedikit tersenyum, bahkan perhatian sekecil ini pun mampu membuat Juan tersenyum, lantas kenapa ia harus terus mendapat hukuman?

Dengan perlahan Juan mengganti posisinya menjadi terduduk, rasanya sakit sekali. Dengan tergopoh ia berusaha keluar dari kamar mandi menuju kamarnya sendiri.

Dengan susah payah , terseok-seok ia berjalan, kepalanya yang pening, tubuhnya yang terasa remuk itu harus dipaksa kuat lagi dan lagi. Bahkan kakinya gemetar hanya untuk menopang berat tubuhnya.

Saat sampai di kamarnya Juan mengganti seragamnya yang lembab, dilihatnya punggung itu lewat cermin besar, biru keunguan melintang disana sini.

Memilih tak ambil pusing ia segera berpakaian, mengobati sendiri lukanya.

Hhhhh dia jadi teringat Yogi, biasanya Yogi yang akan mengobati lukanya.

Ia berniat tidak sekolah hari ini, tidak mungkin kan ia ke sekolah dengan keadaan yang mengerikan seperti ini?

Karena dirasa kepalanya semakin pening Juan memilih merebahkan diri bergelung dalam selimut.  Mengistirahatkan raganya yang telah lelah.

^^

Hari semakin larut, Juan terbangun dengan perlahan, ia merasa suhu tubuhnya memanas tapi raganya kedinginan. Ia baru teringat bahkan hari ini belum ada sesuap makanan pun yang masuk ke dalam tubuhnya.

Maka dari itu ia berniat ke dapur untuk mencari makanan, ia mengingat ibunya pergi dengan meninggalkan makanan di meja kan (?)

Membuka pintu kamar dengan susah payah, gelap dan sunyi begitu kental terasa. Juan lupa di rumah ini hanya tersisa ia sendiri, ibu dan ayahnya belum pulang. Yogi juga demikian.

Dengan sisa tenaganya ia berjalan perlahan, menyalakan lampu lalu menuju dapur. Dilihatnya tudung saji diatas meja makan, senyum manis terukir penuh pada wajahnya.

Bersyukur masih ada makanan yang tersisa, lalu Juan mengambil makanan tersebut, tidak banyak karena nafsu makannya hilang. Ia hanya berpikir untuk mengisi perutnya untuk hari ini.

Dalam keheningan malam ia menyendokkan sesuap makanan kedalam mulutnya, hanya hambar yang dirasa. Tak apa ia sudah terbiasa makan sendirian, tak ada teman. Perlahan air matanya jatuh. Ingatannya tentang perlakuan sang ayah kepadanya terlintas begitu saja.

Dengan segera ia mengusap air matanya kasar,

“Gak lo gak boleh nangis lagi Wan!” ucapnya pada diri sendiri.

“Kak Yogi kapan pulang, Awan butuh pelukan..”

Juan teringat bahwa ia belum membersihkan rumah, karena itu ia segera membereskan makanannya.

Ia berniat akan membersihkan rumah meski masih dalam keadaan sakit seperti ini, ia tak ingin mendapat hukuman lagi, cukup kali ini saja, mungkin.

Setelah sekitar 50 menit ia membereskan rumah, kepalanya kembali terasa berdenyut. Mungkin sudah saatnya ia beristirahat, Juan juga tidak yakin jika orang tuanya akan pulang malam ini. Maka dari itu ia segera mengunci pintu dan kembali beristirahat didalam kamarnya.

_____

Tbc


Fyi sbenernya cerita ini udah ku ketik smpe end, tp upload nya tetep bertahap.

See u♡

[✓] ASA dari AWAN [So Junghwan]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang