12

203 25 0
                                    

Happy reading♡

Mata lelah itu terbuka perlahan, mengingat hari ini sekolah Juan langsung terbangun. Badan yang semulanya panas sudah reda, lukanya juga mulai mengering, ia bisa masuk sekolah hari ini.

Dengan segera ia pergi ke kamar mandi, membersihkan tubuh dan pikirannya.

Selang 15 menit Juan keluar kamar dengan tas yang ia bawa, seperti biasa rumah terasa sepi, entah kemana sang penghuni rumah.

Lagi-lagi dia di rumah sendiri, tak apa ini sudah biasa. Tanpa sarapan ia langsung bergegas keluar dari rumah, menghirup udara luar lantas berjalan perlahan.

Tak lupa ia mengenakan hoodie agar lukanya tidak terlihat tentunya.

Untuk hari ini ia ingin berjalan kaki saja, uang yang ia pegang tidaklah banyak.

Lalu lalang kendaraan bermotor tiada henti, Juan berjalan di trotoar dengan perasaan yang... entah bagaimana rasanya, mengingat nanti sang kakak akan pulang ke rumah itu membuatnya sedikit menyunggingkan senyum.

Jujur ia rindu dengan kakaknya itu,

PLAKK

Seseorang menepuk punggungnya sedikit keras membuat Juan tersentak kaget.

“Senyam senyum sendiri lu dari tadi, sehat lu?”

Jihan mulai menyamakan langkah kakinya, Juan tak membalas pertanyaannya, ia masih terlalu kaget akan kedatangan Jihan yang tiba-tiba.

“Heh Wan, kenapa kemaren gak masuk?”

“Sakit” sahutnya tanpa pikir panjang.

“Lahh bisa sakit lo”

“Lo kira gua bukan manusia gak bisa sakit gitu?”

“Yakali aja, mana gak ada surat lagi lu”

“Biarin udah selesai ujian juga”

“Iya sih bener.”

“Eh btw, kemaren tuh ya lu kan gak masuk, Jery kasian banget galau bener. Mana lu udah di chat di telepon gak dibales lagi” lanjut Jihan.

“Hp gua habis baterai, jadi gak tau”

“Tapi sekarang udah sembuhkan?” Jihan mengalihkan pandangannya ke arah Juan.

Dan entah kenapa Juan menghentikan langkahnya, Jihan pun sama. Netra mereka beradu pandang sekitar 15 detik sebelum Juan memutuskannya.

Rasanya ada gelenyar aneh dalam dirinya, apakah ini rasanya diperhatikan orang lain?

Juan menggaruk tengkuknya kaku, hei suasana apa ini? Kenapa sangat canggung.

“U–udah baikan kok”

Jihan mengangguk, lalu mereka kembali berjalan dalam keheningan. Ini sangat canggung.

Juan berdehem,

“Ekhm, emang kemaren ada pengumuman penting?”

Jihan menggeleng pelan, “Enggak sih, cuma yaa biasanya kan lu bareng-bareng sama Jery” terangnya.

Entah kenapa ia merasa hangat saat berada disisi Jihan, sepertinya gadis ini membawa banyak energi positif untuknya.

^^

“AWAAANNNN” teriak Jery kala Juan dan Jihan masuk ke dalam kelas.

Dengan gerakan secepat kilat Jery memeluk raga Juan erat, sambil berlagak menangis penuh drama.

“Waan lu kemana aja, gua telpon gak bisa di sms gak dibales, apa sih maumu~”

[✓] ASA dari AWAN [So Junghwan]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang