24

253 26 0
                                    

Happy reading♡



Akhirnya setelah hampir setengah tahun ia berada di rumah sakit, Hermawan diperbolehkan untuk pulang ke rumah.

Senyuman terpatri pada sudut bibirnya, keadaannya kembali pulih meskipun masih harus menggunakan kursi roda. Terkadang dada kirinya akan sedikit nyeri jika banyak melakukan aktivitas, ia belum terbiasa.

Yogi dengan senyumannya membawa barang-barang sang ayah ke dalam mobil, Farah mendorong kursi roda sang suami menyusuri lorong rumah sakit.

“Yogi, Awan gak ikut lagi?” Hermawan bertanya demikian.

Yogi tersenyum sumir, “Nanti ya kita ketemu Awan, dia pasti seneng liat ayah udah pulih”.

Hermawan mengangguk, ia sebenarnya malu dengan masa lalunya. Ia ayah yang buruk bagi Awan.

Apakah ia bisa dimaafkan?

Apakah Awan bisa menerimanya lagi?

Hermawan rasa ia sangat tidak pantas mendapatkan ampunan dari anak itu. Ia juga bingung harus meminta maaf yang seperti apa agar dimaafkan.

Entahlah, biar Tuhan yang mengatur semuanya.

^^

Yogi memarkirkan mobilnya, Hermawan turun dibantu sang istri untuk duduk di kursi roda.

Yogi mengambil alih kursi roda itu, lalu didorongnya perlahan.

Hermawan sedang mencerna semuanya, ini aneh. Tapi yang ia lakukan hanya diam dan membisu saat Yogi dan istrinya mendorongnya masuk kedalam.

“Awan ada disana” Yogi berucap demikian.

Hermawan semakin mengerutkan kening, isi otaknya kosong sekarang. Ia dibuat semakin tidak mengerti. Otaknya sulit mencerna saat ini.

Yogi menghentikan kursi roda sang ayah, lalu beralih menatap Awan dihadapannya. Ia bersimpuh.

“Awan, lihat siapa yang dateng kali ini?”Yogi berucap lirih.

“Ayah udah sehat sekarang”

“Gimana kabarmu? Baik kan?” lanjutnya sambil mengusap sebuah batu nisan bertuliskan ‘Juan Bagaskara’ disana.

“Lihat Awan, ayah udah bareng sama kita lagi dan ini berkat kamu.” setetes air mata jatuh dari netra Yogi.

Farah sudah tak sanggup membendung air matanya lagi, ia menangis disana. Hermawan hanya diam, apa yang terjadi selama ini?

Hal apa yang ia lewatkan saat melalui tidur panjangnya?

“D—dimana Awan?” ujar Hermawan tergagap.

“Y—Yogi, kita mau ketemu Awan kan? Dia dirumah kan? Kenapa kesini?” lanjutnya

Yogi menatap sang ayah,

“Di sini rumah Awan yang baru, rumah abadinya.”

“M—maksudnya?”

^^

Flashback on


Kembali pada masa saat dimana Juan ingin mengakhiri hidupnya, Yogi datang mengajaknya kembali ke rumah sakit namun mereka berhenti sejenak untuk membeli martabak, kalian masih ingat bukan?

Yogi melangkah mendahului Juan untuk menyeberang, Juan masih dibelakang.

Suasana sepi kala itu, Yogi segera memesan  sebuah martabak yang ingin ia bawa ke rumah sakit untuk menemui sang ibu.

[✓] ASA dari AWAN [So Junghwan]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang