17. Rentan

375 71 6
                                    

"Aku kan udah bilang, kakak gak usah ikut!"

Vicky melangkah keluar dari gedung apartemen dengan kedua kaki yang dihentak-hentakkan kasar, sementara itu Sam setia berjalan tak jauh dibelakannya dengan langkah yang santai. Ia tahu bahwa Vicky sedang kesal sekarang, tetapi ia tetap setia dengan pendiriannya untuk menemani Vicky pemotretan.

"Lagian lo juga mau berangkat naik apa sih kalau sendirian? Taksi? Terus kalau lo kenapa-napa, siapa yang bertanggungjawab disana?" Sam membalas gerutuan pacar bohongannya itu dengan jawaban santai

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Lagian lo juga mau berangkat naik apa sih kalau sendirian? Taksi? Terus kalau lo kenapa-napa, siapa yang bertanggungjawab disana?" Sam membalas gerutuan pacar bohongannya itu dengan jawaban santai.

"Vicky juga punya temen kali, Sully bisa anterin Vicky pakai mobilnya."

"Ck!" Sam membuang wajah kesamping, lalu menggelengkan kepala pelan.

"Kak Sam juga disana mau ngapain memang? Gak ngapa-ngapain juga kan!?" Balas Vicky tak mau kalah.

"Tebar-tebar pesona lah! Cewek-cewek pantai kan cantik-cantik." Pria itu merapihkan pinggiran rambutnya, dan hal tersebut membuat Vicky benar-benar ingin muntah ditempat sekarang juga.

"Ew!"

"Aw iw aw iw, takut cemburu ya lo?"

"Ish! Amit-amit. Wle!"

Gadis berhoodie putih itu menjulurkan lidahnya kepada Sam dan mendengus sebal menatap ke arah depan. Kini posisi berdiri mereka sudah saling berdamping-dampingan, menatap jalanan yang cukup sepi di pagi hari nan cerah ini. Hingga tiba-tiba, sebuah mobil berwarna putih dengan penuh modifikasi nampak berbelok dan berhenti tepat dihadapan dua sejoli tersebut.

"Eh? Mobilnya kak Jay bukan sih?" Tanya Vicky meragu.

Sam mengangguk dan mengarahkan dagunya pada kaca mobil yang terbuka. Benar saja, paras tampan Jayden langsung menyapa, dihiasi kacamata hitam nan membingkai ketampanan pria itu hari ini. Cukup lama situasi itu berlangsung, tiba-tiba Sam tersadar akan sesuatu dan menepuk bagian atas mobil seraya menunduk untuk bicara dengan sang pengemudi.

"Buruan keluar, Vicky terlambat nanti." Ucapnya kepada si empunya kendaraan. Sungguh definisi teman sejati, yang minjam yang lebih galak daripada yang punya.

"Gue anter," jawab Jayden, masih dengan lengkungan bibirnya yang setia menemani.

"Loh? Katanya lo gak mau ikut?"

"Gak jadi, gue mau ikut. Setelah gue pikir-pikir, kayaknya ada Aysha disana dan gue mau ngeliat dia. Jadi kita impas kan? Lo bisa nemenin Vicky dan gue bisa ngelihat Aysha." Jayden memaparkan alasan dibalik pemikirannya yang tiba-tiba berubah. Tentu saja hal itu membuat Sam mengerutkan dahinya sejenak, sebelum ia menoleh kepada Vicky dengan tatapan merasa bersalah.

Bayangkan, gadis itu saja tidak mau ditemani olehnya, apalagi kalau harus menambah pasukan?

"Aysha juga pasti sibuk kali, lo gak bakalan bisa ngobrol sama di--"

MR. PRANKSTERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang