Jam 7 pagi adalah waktu paling tepat bagi Johny untuk bagun, tidak terlalu pagi dan tidak terlalu siang. Biasanya hal pertama yang pria itu lakukan setelah terbangun adalah minum air putih atau memakan bebersapa camilan yang ada di dalam kulkas, sebelum mandi dan menjalani hari dengan penuh semangat. Di hari libur seperti ini, apa yang kira-kira akan ia lakukan? Membaca buku kah? Bermain PS? Atau... hanya scrolling sosial media sampai malam?
Johny harap, hal yang terakhir tadi tidak terjadi.
Namun begitu ia melangkah turun ke lantai satu rumahnya, langkah kaki Johny seketika terhenti ketika matanya tanpa sengaja menangkap keberadaan Vicky disana. Gadis itu nampak cantik dengan balutan kaos putih kelonggaran serta celana pendek berwarna merah muda dengan motif garis-garis vertikal. Bukan hal baru sebenarnya melihat Vicky berlalu-lalang di rumah Johny sepagi ini. Entah mengapa, perasaan Johny saja yang merasa asing. Mungkin karena sudah empat bulan ia tidak terbiasa dengan itu semua?
Oh tidak, ada yang lain dari Vicky yang sekarang dengan Vicky yang dulu. Biasanya gadis itu akan datang dengan wajah polos tanpa polesan apapun, tapi sekarang? Pipi temannya itu nampak sedikit diberi perona dan bibirnya pun terlihat lebih berkilau daripada biasanya. Masih dengan wajah kebingungan, Johny berjalan menuju meja pantry dan menuangkan air kedalam gelas.
"Nih, Johny sudah bangun, kalian ngobrol dulu ya, Mama mau nyuci baju dulu." Dona mengusap puncak kepala Vicky dan Johny secara sekilas sebelum menghilang dibalik pintu kayu nan menjadi pembatas antara tiap-tiap ruangan di rumah ini.
Setelah kepergian Dona, hening seketika menyelimuti kedua sahabat nan sudah lama tak bersua itu. Baik Johny dan Vicky sama-sama larut dengan pemikiran mereka masing-masing. Johny yang sepertinya tengah asik menikmati air mineral tanpa rasa pada gelasnya, sementara Vicky hanya terdiam dan sesekali melihat-lihat sekitar dengan tatapan canggung. Aneh, sejak kapan persahabatan belasan tahun ini berubah canggung seperti ini?
"Kamu cari kak Sam kan? Dia belum bangun." Johny yang dapat menebak isi pikiran Vicky langsung mengarahkan dagunya ke arah tangga kayu nan berada di dekat mereka, pertanda bahwa Sam ada diatas sana. "Bangunin aja kalau kamu berani." Lanjutnya.
"Ck! Apaan sih? Vicky kesini karena bosen di rumah gak ada orang." Begitulah jawab wanita itu ketika disindir terkait motif dibalik kehadirannya di rumah ini.
"Tapi kamu juga berharap kalau ada kak Sam kan disini? Makanya aku bilang, dia diatas. Kalau kamu berekspetasi ketemu dia jam segini, gak bakalan mungkin... dia tuh kalau libur bisa bangun jam 12-an." Johny meletakkan gelas kosong ditangannya ke atas meja pantry sebelum melangkah menuju kulkas demi menjalankan misi selanjutnya, yaitu mencari camilan. Kali ini, pilihan Johny jatuh pada biskuit berbalut coklat yang baru ia makan setengahnya kemarin.
"Mau?" Johny menawari Vicky, dan Vicky langsung mencomot satu biskuit yang Johny tawarkan padanya tanpa perlu berfikir panjang lagi.
"Gak usah kamu kasih tahu, aku juga tahu kalau dia begitu. Kamu lupa ya aku udah jadi tetangga depan kamar dia selama beberapa bulan?" Vicky mengigit biskuit coklat tersebut sampai menyisakan noda pada kedua sudut bibirnya, tetapi ia tak peduli sama sekali jika mulutnya terlihat belepotan atau tidak di depan Johny. Buktinya, Vicky terus melahap biskuitnya sementara Johny hanya memandangi gadis itu dengan tatapan datar.
"Aku malah jadi tetangga kamar dia dari kecil, Vic." Johny terlihat tak mau kalah.
"Kok kita jadi saling adu begini? Maksud Vicky itu, Vicky tahu kalau kak Sam suka lama bangun semisal lagi hari libur. Bukannya mau adu-adu siapa yang paling lama jadi tetangga kamarnya kak Sam, Johny."
"Ada apa Kak Sam-Kak Sam pagi-pagi?"
Suara berat dan parau seseorang dari atas sana berhasil membuat dua sahabat nan tengah duduk bersamping-sampingan diatas kursi pantry itu menoleh kebelakang dan mendapati Sam baru saja turun dengan kaos abu-abu polos serta celana pendek berwarna hitam ala-ala orang baru bangun tidur.
KAMU SEDANG MEMBACA
MR. PRANKSTER
Teen FictionVicky dan Johny adalah dua sahabat kecil yang tak bisa dipisahkan. Maka tak heran Sam, kakak laki-laki Johny, sering meledek keduanya sampai semua orang mengira dua sahabat itu berpacaran. Sampai suatu masa dimana Vicky keterima di kampus yang sama...