29

1.3K 98 4
                                    

Dua minggu kemudian.

J-line kembali ke Korea setelah liburan singkat mereka.

Junkyu menatap pintu dorm 3 secara terus-menerus.

Yoshi, Mashiho dan Asahi sudah sampai dari dua jam lalu.

Namun Haruto belum juga sampai.

Yahh hari ini dan besok memang belum ada jadwal apapun. Jadi setidaknya Junkyu tidak khawatir Haruto akan kelelahan.

Junkyu mengetuk-ngetukkan jemarinya pada tangan sofa yang ada diruang tengah dorm 3.

Ke-empat member dorm 3 entah hilang kemana.

Jadi Junkyu menunggu Haruto sendirian.

10 menit, 15 menit, 20 menit.

Pintu terbuka.

Bibir Junkyu tersenyum lebar saat menoleh.

Itu Haruto.

Memasuki dorm dengan koper dan dua tas lainnya.

"AAAAAA RUTO-YA" Junkyu bangkit dan berlari mendekat.

Seperti burung.

Ia melompat ke dalam gendongan depan Haruto.

Haruto mendesis dalam hati. Meskipun ia sudah mulai rajin melakukan gym bersama Junghwan dan Jeongwoo.

Tetap saja. Tubuh Kim Junkyu ini tidak seringan bulu mata.

Haruto melepaskan koper dan tas jinjingnya. Berganti menahan tubuh Junkyu yang ada digendongannya.

"Kenapa sangat lama? Member Jepang lain sampai dua jam yang lalu" kata Junkyu.

Haruto berjalan ke arah kamarnya. Membuka pintu yang dikuncinya.

Lalu masuk.

"Ada beberapa urusan"

"Urusan apa?"

Haruto mendudukan Junkyu pada sofa yang ada disebelah tempat tidurnya.

"Biarkan aku membereskan barang-barangku dulu" kemudian mengecup puncak kepala Junkyu sekilas.

Haruto keluar kamar dan kembali dengan koper dan dua tas jinjingnya.

Yang mana salah satu tas jinjingnya ia berikan pada Junkyu hyung.

"Woahh. Gilaaa. Ini gila" girang Junkyu saat membuka tas itu.

Isinya penuh dengan cemilan khas Jepang. Jangan lupakan UFO Ramen.

Haruto tersenyum tipis melihat Junkyu yang semangat membongkar isi tas-nya.

"Menyukainya?"

Junkyu mengangguk. Masih dengan fokus dengan cemilannya.

"Tapi aku masih lebih menyukaimu, Ruto-ya"

Haruto menggelengkan kepalanya gemas.

Junkyu sibuk dengan cemilannya. Dan Haruto sibuk membereskan barangnya.

30 menit kemudian.

"Hyung, lihat"

Haruto menunjukan sepatu putih polos dari salah satu brand terkenal.

"Bagus. Aku suka modelnya. Kamu membeli baru? Biasanya kamu suka model yang lebih meriah daripada ini" komentar Junkyu.

Haruto memang menyukai sepatu yang bahasanya adalah mewah, besar dan berwarna.

Dan sepatu yang ditunjukan Haruto sekarang sangat berbeda dari biasanya.

"Tentu saja. Karena ini untukmu" balas Haruto.

Our SecretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang