Festival Musik yang diselenggarakan oleh BEM FEB Universitas Santosha tahun ini disebut-sebut lebih sukses karena jumlah penonton yang meningkat drastis daripada sebelumnya. Tiket bahkan langsung habis terjual di hari kedua sejak diumumkan, itu pun belum ditambah dengan mereka-mereka yang melakukan pembelian di tempat. Antusiasme yang tinggi tersebut tentunya membuat kerja keras para panitia penyelenggara akan terbayarkan dengan sempurna.
Faktor utama kesuksesan festival kali ini dapat dipastikan adalah jajaran guest star yang kepopulerannya sudah tidak diragukan lagi. Karya-karya mereka begitu disukai oleh berbagai kalangan sehingga orang-orang yang menyebut dirinya sebagai penggemar pun tak terhitung lagi jumlahnya. Salah satu dari bintang tamu tersebut bernama Baswara Chandra--yang saat ini tengah menunjukkan kebolehannya di atas panggung.
Sejujurnya, sebelum ini Radya tidak tahu siapa Baswara Chandra dan mengapa ia berhasil memenangkan suara terbanyak saat pemilihan guest star dalam rapat sekitar tiga bulan yang lalu. Namun, kini akhirnya Radya mengerti. Meski tergolong pendatang baru, Baswara memiliki suara khas yang tetap terdengar merdu dengan lagu-lagunya yang berkualitas tinggi.
Di samping kedua hal tersebut, penyanyi yang satu itu juga memiliki visual di atas rata-rata yang tentunya akan sayang untuk dilewatkan begitu juga. Maka dari itu, memang tidak heran bila mayoritas penggemarnya adalah kaum perempuan, pikir Radya.
Laki-laki yang mengenakan kaus panitia khusus berwarna hitam itu kini bergerak mendekati panggung. Kini Radya mulai memfokuskan kamera di tangannya ke arah Baswara yang tengah bernyanyi sembari memetik gitar. Tombol shutter ia tekan, dan satu potret pun berhasil tersimpan dalam kameranya. Selanjutnya Radya terus mengambil beberapa gambar guna kebutuhan dokumentasi dalam acara ini.
Saat lagu hampir berakhir, Baswara mengajak para penonton bernyanyi bersama sembari mengangkat satu tangan ke atas dan menggerakkannya ke kanan serta ke kiri secara berulang. Momen seperti itu tentu tak boleh dilewatkan oleh Radya. Ia pun kembali mengambil beberapa foto--baik itu sang bintang maupun para penggemarnya--dari berbagai angle.
"Woy, Rad!"
Di tengah-tengah suasana ramai seperti ini, Radya masih dapat mendengar seseorang memanggilnya meski agak samar. Laki-laki itu lekas mencari-cari sumber suara dan berhenti saat ia mendapati salah satu rekan panitia melambai padanya dari bagian pinggir. Tanpa menunggu apa pun, Radya lekas saja menghampirinya.
"Apaan?" tanya Radya kemudian.
"Tolong jagain bentar, ya?" pinta rekannya yang bernama Helmi itu sembari menunjuk kamera dengan tripod yang memang dibiarkan stand by guna merekam seluruh rangkaian acara. "Kebelet gue, udah nggak bisa nunggu lagi."
Radya mengecek arlojinya sejenak. "Ya elah, bentar lagi juga break."
"Haduh, nggak bisa, Rad." Helmi meringis dan terus bergerak-gerak akibat tak bisa lagi menahan panggilan alam. "Sebentar, serius. Lima menitan doang, dah. Ini barang pinjeman, Rad, bisa gawat kalau sampe ada yang nyolong."
Pada akhirnya Radya tak bisa menolak karena merasa tidak tega juga. Lagipula, ia sudah cukup banyak mengambil gambar dan anggota yang tergabung dalam divisi publikasi dan dokumentasi tidak hanya satu dua orang saja. "Ya udah, buruan sono," ujar laki-laki itu kemudian.
Mendapat persetujuan dari Radya, Helmi pun langsung terbirit-birit meninggalkan area panggung menuju toilet terdekat.
Sembari menunggu, guna menghindari kebosanan, Radya kembali meraih kamera yang terkalung di lehernya dan berniat untuk mengecek foto-foto yang sudah ia abadikan sejak dimulainya acara.
Melihat satu per satu potret, sebuah senyum bangga kontan merekah di bibir Radya. Meski ia hanyalah seorang fotografer amatiran, tetapi hasil foto yang diambilnya tidak buruk-buruk amat. Yah, mungkin masih jauh jika dibandingkan dengan orang-orang yang lebih ahli. Namun, nyatanya ia masih dibutuhkan guna mengisi kekosongan anggota divisi. Padahal tadinya Radya sama sekali tak tertarik untuk bergabung menjadi panitia.
Jempol kanan Radya masih terus menekan tombol untuk menggeser-geser foto, dari yang lama hingga terbaru, sampai sesuatu akhirnya sukses membuat ia kontan menghentikan aktivitasnya.
Ada sebuah potret yang berfokus pada Baswara Chandra, Radya masih ingat bahwa ia memang hanya akan mengambil gambarnya saja. Namun, rupanya secara tak sengaja, ada objek lain yang turut masuk dalam frame. Bukan sesuatu yang buruk, tetapi justru mampu menambahkan kesan yang lain dari foto tersebut. Dan, sungguh, hal itu berhasil menarik perhatian Radya hingga ia ingin kembali mendekat ke arah panggung dan mencari tahu.
Oleh karena Helmi belum juga kelihatan batang hidungnya, Radya pun tak bisa melakukan apa-apa selain terus memerhatikan potret itu, memperbesarnya agar dapat terlihat lebih jelas. Dan tanpa sadar, kedua sudut bibirnya tertarik secara perlahan.
Cantik, Radya membatin.
Dalam hati, Radya pun bertanya-tanya, mengapa sejak awal ia tak menyadari keberadaan sosok itu di antara para penonton kala dirinya mulai mengabadikan tiap-tiap momen melalui lensa kameranya?
📷
meet mahameru faradya! ✨
(note: visualisasi hanya berdasarkan imajinasi penulis, pembaca bebas membayangkan siapa pun. boleh di-skip kalau kurang suka cerita dengan visualisasi, oke!)
-
author's note:
halo halooo buat kalian-kalian yang udah berkenan buat mampir di lapak baruku! maaf yaa guys penyakit impulsifku kambuh lagi nih padahal masih ada cerita yang on going hehe tapi ya gimana yaaa 🥲
tbh pas nulis ini tuh bikin aku sadar kalau aku udah lama banget nggak nulis cerita anak kuliahan yang bener-bener nyeritain kegiatan pas lagi di kampusnya begini, jadinya berasa lagi nulis sesuatu yang baru haha.
anyway, gimana nih menurut kalian? bikin penasaran kah untuk baca kelanjutannya? kalau iya, tungguin terus notif update-an cerita ini okee.
see you soon guys! <3
bandung, 7 agustus 2022
love, dinda.
KAMU SEDANG MEMBACA
Through the Lens [END]
RomanceKetika bertugas sebagai seksi dokumentasi dalam acara festival musik di kampusnya, lensa kamera milik Mahameru Faradya tak sengaja menangkap objek lain berupa seorang gadis yang tanpa disangka mampu menarik perhatiannya dalam sekejap. Rasa penasaran...