strange feelings

506 48 1
                                    

Selepas aku mengantar Dey ke rumah sakitnya, aku langsung menuju kantor lagi untuk rapat dengan klien.

Sambil berjalan ke kantor, aku membaca draft rapat kali ini.

Sebenarnya ini bukan rapat bisnis biasa, tapi ada sedikit perbedaan di sini. Aku tak akan bilang bisnis apa, intinya bisnis ini melibatkan banyak orang dan pihak, kau akan tahu sendiri nanti.

"Pak, maaf kalo saya lancang. Tapi bapak yakin bakal nikahi wanita tadi? Maksud saya, bapak kan punya Bu Chika." Tanya Oniel

"Iya, itu cuma biar bapak gua seneng aja. Lagian 4 bulan juga kita cerai, terus gua bakal nikah sama Chika."

"Gimana kalo tuan besar tahu pak? Atau malah Bu Chika tahu? Bisa-bisa bapak kena masalah yang besar." Khawatir Oniel

"Bapak atau Chika gak bakal tahu, karena gua percaya lu gak bakal bilang-bilang. Paham?."

"I-iya pak, saya paham."

***

Pagi-pagi buta aku udah bersiap-siap untuk pergi, sengaja aku tak mengajak Oniel kali ini karena akan mengunjungi seseorang yang penting.

"Yang, kamu mau ke mana pagi-pagi gini?." Suara serak Chika terdengar saat aku bersiap-siap

"Ada urusan penting, kamu tidur aja lagi, ngantor kan nanti pagi?." Tanyaku

"Iya sih, tapi peluk dulu sini." Chika merentangkan tangannya meminta peluk

Karena sekalian berpisah juga, aku memeluk tubuh Chika yang hanya ditutupi selimut karena tengah telanjang tersebut sambil mencium bibirnya.

Setelah puas berciuman dan berpelukan, aku segera turun untuk bertemu pak Feri supir pribadiku.

Aku langsung meminta diantar ke Kalideres, juga sudah memastikan membawa makanan yang sengaja disiapkan sejak semalam.

40 menit kemudian aku sampai di Kalideres, kediaman Dey. Rencananya hari ini aku bakal fitting baju pengantin, jadi aku harus menjemput Dey pagi-pagi.

Dibantu pak Feri, aku masuk ke rumah Dey karena diberi kunci oleh orang tuanya agar bebas bisa keluar masuk.

Setelah menyiapkan makanan di atas meja, pak Feri ku minta menunggu di mobil sedangkan aku duduk di sofa dan menyalakan TV sambil menunggu Dey bangun.

Beberapa saat kemudian terdengar langkah kaki seseorang menuruni tangga, aku sudah tahu siapa dia.

"Udah bangun lu? Noh sarapan dulu sana." Perintahku

"Ngomong ya kalo lu ke sini, lagian lu ngapain ke rumah gua pagi-pagi buta gini?." Protes Dey

"Ya terserah gua lah, dah sono sarapan kita ada fitting baju jam 8." Perintah ku ulang

Aku lalu bangun dari duduk dan menuju meja makan, sengaja aku pesan sedikit banyak untuk aku sarapan juga.

"Git lu udah gila ya njing? Ini makanan sebanyak ini buat apaan? Ini bisa buat kasih makan 3 keluarga." Protes Dey yang makin membuatku annoying

"Makan tinggal makan elah, protes mulu lu jadi orang. Lagian lu suka makan kan? Jadi jangan protes lagi, berisik masih pagi." Tukasku mengambil piring

"Heh mikir lu anoa Himalaya, siapa duluan yang ganggu dateng ke rumah orang pagi-pagi buta tanpa izin pemiliknya?." Omel Dey

Annoying sih, Dey ini tipe cerewet yang gak berhenti berhenti kayak bajaj entah kenapa. Gak kayak Chika yang manja mulu dan gak pernah protes.

Guest of Heart✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang