Suara dering telepon mengusik tidurku, netra ku buka dan mencoba mencari sumber suara.
Ternyata hp Dey yang nyala, saat aku liat siapa penelpon nya ternyata rekan kerja Dey di rumah sakit.
"Dey, sayang bangun. Ini penting, rekan kamu nelpon." Dey membuka matanya dan mengangkat telpon
Ku dudukan diri sambil melihat jam, ternyata masih pukul 1 pagi.
Ngomong-ngomong, kami baru tidur sekitar 2 jam karena habis hohohihe yang memakan waktu lumayan lama. Biarin lah yang penting Dey puas, aku sih gampang tinggal kokang wkwk.
Tiba-tiba Dey bangun dari kasur buru-buru, aku sontak terkejut dan bingung dengan istriku ini.
"Ada apa sayang? Ada yang gawat?." Tanyaku khawatir sebelum Dey masuk kamar mandi
"Aku ada panggilan operasi mendadak mas, mas tidur aja lagi ya?." Jawab Dey lalu masuk ke kamar mandi
Sontak aku bangun dari kasur dan mempersiapkan baju untuk Dey, serta memberitahu anak buahku untuk nyiapin mobil dan pengawalan.
Tak lama Dey keluar dari kamar mandi dan aku langsung menyerahkan baju, lalu turun duluan dengan hanya menggunakan celana pendek, kaos oblong, dan jaket. Gak penting fashion sekarang, yang penting Dey bisa sampe ke rumah sakit.
Dey dengan berlari keluar dari rumah membawa peralatan prakteknya, langsung masuk ke mobil diikuti olehku.
Dengan diiringi oleh dua kawalan motor, mobil membelah jalanan Jakarta pada dini hari.
"Gak usah ikutin rambu, gunakan kecepatan tinggi, dan jangan melambat. Ibu harus sampai ke rumah sakit secepatnya, hidup kalian akan dipertaruhkan di sini." Perintahku jelas lewat radio komunikasi
"Siap pak!." Semua anak buahku serentak menjawab
Kami sudah memasuki daerah Jakarta Pusat, namun sayangnya ada perbaikan jalan yang menyebabkan terjadinya kemacetan karena harus saling bergantian.
Merasa akan terlambat, aku menarik lengan Dey untuk keluar lalu kami menaiki motor.
"Tembus aja lewat pinggiran galian, seperti perintah awal saya mobil ikuti secepatnya pokoknya." Perintahku tegas, motor langsung berjalan dengan kecepatan tinggi
"Tenang sayang, pasien kamu akan selamat dan kamu akan tepat waktu sampainya." Gumamku
Kami lalu sampai di rumah sakit, petugas rumah sakit yang melihat kedatangan kami langsung memberi isyarat masuk ke area unit gawat darurat.
Buru-buru Dey turun dan masih sempat melambaikan tangan padaku, ini lagi keadaan gawat loh Dey:,(
Tubuh mungilnya yang sedang berlari selalu sukses membuatku terpana, not cause it's sexual harassment but she's literally my wife, why I couldn't say that?.
Mobil sampai di rumah sakit beberapa saat kemudian, aku yang masih mengantuk pun merebahkan diri di jok belakang.
Sambil menatap langit-langit mobil, aku merenung soal maksud kakak saat itu.
"Jadi kak, benar ternyata apa yang kakak bilang. Dey ternyata cocok sama aku, I don't care if it's your game. Tapi makasih kak udah bawa Dey ke duniaku, aku gak tahu gimana jadinya kalo aku dan Dey gak ketemu. Tapi apa aku boleh minta satu permintaan? Aku pengen minta maaf sama kakak, bisa kah?." Gumamku lalu menutup mata
***
Sinar matahari menyilaukan mataku, perlahan mataku terbuka dan nampak langit-langit mobil.
KAMU SEDANG MEMBACA
Guest of Heart✓
FanficTuhan mengirimkan tamu ke hatiku sebagai pengisi dan pembelajaran.