Chapter 7

20.2K 1.2K 0
                                    

Theo melaju kencang melintasi pusat kota Boston dengan perasaan marah setelah pembicaraan dengan ayahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Theo melaju kencang melintasi pusat kota Boston dengan perasaan marah setelah pembicaraan dengan ayahnya.Menikah, memiliki hubungan dengan wanita, dan cinta, itu semua merupakan konsep yang mengerikan untuk Theodore.

Saat ia berumur 10 tahun, ibunya pergi meninggalkan dia, adiknya dan ayahnya demi pria lain. Ingatan itu masih basah dibenaknu bermohon kepada ibunya akan tetap tinggal demi dirinya, namun perkataan ibunya saat itu membuat Theo yang masih remaja terpukul.

"Tidak ada wanita didunia ini yang memiliki hati putih seperti merpati sayangku, begitupula denganku. Aku sudah mendapatkan keinginanku, dan sekarang saatnya bagiku untuk pergi. Kau akan segera melupakan aku, seperti aku juga yang akan melupakanmu. Bye Theodore"

Itu adalah ucapan terakhir sebelum ibunya pergi dan menghilang dari hadapan Theo.

Sejak saat itulah Theodore untuk pertama kalinya merasa tersakiti dan terkhianati oleh cinta pertama dalam hidupnya. Kemudian ia bersumpah akan membenci makhluk bernama wanita seumur hidupnya dan menjadikan mereka boneka untuk dimainkan.

Theodore bersumpah akan menjadi orang yang selalu meninggalkan dan bukan yang ditinggalkan, karena dia percaya tidak ada ketulusan didunia ini.

"Jika seorang ibu yang melahirkan seorang anak bisa berubah menjadi iblis seperti itu, tak ada jaminan bagiku kalau wanita yang dijodohkan ayah bukanlah seorang iblis," ucap Theo dipengaruhi amarah.

Memori menyakitkan terus menerus berputar didalam benaknya, seperti kaset kusut yang sulit untuk diurai. Theodore kecil pernah menunggu,didalam hatinya,ia akan memaafkan ibunya jika seandainya ia kembali dan memilih dirinya dan keluarganya. Sayangnya,penantiannya hanya seperti semilir angin yang berlalu begitu saja tanpa hasil.

Theodore mencengkram kemudi,membuat nadinya tercetak diatas punggung tangannya. Ia menancapkan gas hingga asap hitam mengepul keluar dari atas aspal.

Theodore menepi lalu akhirnya berhenti disebuah taman dipinggiran kota untuk menenangkan diri. Dadanya mengempis naik-turun,bayangan menyakitkan itu bisa membuatnya terkena serangan jantung.

Dalam kemalut pikiran yang kusut,Theodore berusaha untuk tenang saat secara tiba-tiba wajah wanita itu muncul dipikirannya. Joanna. Wajah Joanna yang manis, senyuman lembutnya, dan bahkan ekspresi dingin yang ia tunjukkan kepada Theo, membuat senyum tipis dibibirnya terlihat. Detak jantungnya perlahan-lahan normal,cengkraman tangan diatas kemudi mengendur,dan bahu yang tadinya menegang,melembut.

Tanpa sadar, memori tentang Joanna membuatnya tenang dan mampu menepis memori masa lalunya yang menyakitkan. Theodore mengalihkan pandangan kearah tumpukan amplop yang dia letakkan dikursi penumpang. Mengabaikan amplop berwarna putih pemberian ayahnya.

Ia menyelipkan jarinya,mengambil amplop cokelat yang diberisi data diri Joanna, ia melihat wajah Joanna yang tersenyum kaku, pas foto yang tampak seperti pemotretan supermodel,karena tulang pipi dan rahang Joanna begitu sempurna. Pandangan matanya kemudian beralih ke kolom alamat. Theodore melihat dengan teliti alamat tempat tinggalnya. Karena ia berniat pergi ke apartment wanita itu malam ini juga. Ketika ia meletakkan kembali kertas ditangannya, mata Theo terpaut pada amplop putih yang diberikan ayahnya , ia mendesah tanpa arti lalu mengambilnya.

ONCE UPON NO TIME [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang