Chapter 14

17.3K 1K 3
                                    

Hujan tiba-tiba mengguyur kota Los Angeles saat Joanna selesai dengan meeting yang ke-tiga hari ini.

Jadwalnya hari ini sangat padat dan dia harus cepat menyelesaikan pekerjaan hari ini karena malam nanti ia harus bertemu dengan keluarganya dan keluarga pria yang akan dijodohkan dengannya.

Saat keluar dari restaurant tempat Joanna meeting bersama salah seorang vendor project, dia pergi ke salah satu starbucks yang ada didaerah itu lalu duduk sambil mengerjakan laporan perencanaannya.

Hari ini Theo tidak bisa ikut, tapi Joanna lega karena pikirannya tidak terdistraksi dengan kehadiran pria itu. Sudah beberapa hari Theo menemaninya bekerja, walaupun canggung tapi mereka bisa juga kompak saat bekerja.

Theo membantunya dalam mengambil beberapa keputusan tanpa menghalangi pandangan Joanna secara pribadi, dan hal itu terasa sedikit aneh bagi Joanna karena menurut rekan-rekan kerjanya yang lain, Theodore adalah seorang pimpinan yang perfectionist dan benar-benar arogan dalam mengambil keputusan. Dia tidak akan segan-segan membantah dan mengkritik pendapat karyawannya jika menurutnya itu akan merugikan perusahaan.

Apa mungkin akunya saja yang terlalu mahir dengan pekerjaanku ya ? Pikir Joanna kepedean.

Dia melanjutkan pekerjaannya selama beberapa jam saat tiba-tiba ponselnya berdering. Joanna mengangkat panggilan itu tanpa melihat layar ponselnya.

"Hallo?" sapa Joanna. Matanya masih focus didepan layar laptop.

"Sayang? Apa kau sengaja mengabaikan aku?" Suara Jonathan seperti bom yang meledak ditelinga Joanna. Sontak Joanna terdiam kaku dan menatap layar laptop dengan tatapan kosong. Joanna masih saja bergetar jika mendengar suara lelaki brengsek ini.

"Apa lagi maumu?" ujar Joanna dengan nada dingin.

"Apa mauku? Dasar tidak tahu diri! Dimana kau sekarang ?! Cepat katakan! Aku akan membuatmu mengerti apa mauku Joanna!" Jonathan mulai berteriak seperti orang gila.

Joanna gemetar saat mendengarnya seperti itu, dia berpikir bahwa Jonathansudah kehilangan akal sehatnya, dia menjadi sangat terobsesi dengan Joanna.

"Oh,Joanna. Maafkan aku. Aku tidak bermaksud berteriak padamu,aku hanya sangat merindukan dirimu. Kembalilah,kumohon." Joanna mengerutkan dahinya,bergidik mendengar Jonathan yang terus berubah-ubah. Seperti seorang psikopat gila yang manipulatif.

Joanna akhirnya mematikan ponselnya tanpa berkata apapun kepada Jonathan.

Demi Tuhan! Biarkan aku bahagia, biarkan aku menjadi diriku lagi. Aku sudah begitu lama kehilangan jati diri, dan sekarang aku ingin kembali,pergilah,kumohon pergilah dari hidupku. Batin Joanna memohon.

Ia bertahan agar tidak meneteskan airmatanya lagi. Tidak,tidak. Joanna tidak akan membuang airmatanya untuk pria brengsek itu lagi. dan tidak untuk pria manapun lagi. Joanna termenung sejenak, dia bertekad akan mencari kebahagiaannya sendiri dan tidak akan pernah membiarkan orang lain mengontrol hidupnya.

Lagipula, Joanna sebentar lagi akan bertemu dengan pria baik yang dipilihkan ayahnya, jadi dia tidak perlu khawatir lagi sekarang.

Namun saat memikirkan pernikahan, Joanna tiba-tiba teringat kepada Theodore, dadanya menjadi perih saat membayangkan dirinya menikah dengan pria lain disaat Theodorelah yang sudah...

Ada apa denganku ? Aku tidak mungkin berharap Theodore akan..tidak,tentu saja tidak. Aku sudah kehilangan akal sehatku. Lebih baik aku pergi sekarang. Pikir Joanna.

Dia pun beranjak dari tempat duduknya,menutup laptop dan pulang ke penthouse untuk bersiap-siap. Sesampainya dirinya dirumah, Alexander sudah menunggu dengan pakaian rapi.

ONCE UPON NO TIME [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang