14 (Weird)

279 42 0
                                    

Hehe..

Happy Reading

Hari begitu cepat berlalu, sudah tiga minggu semenjak Yeji bekerja sebagai karyawan kafe. Yuna semakin dekat dengan teman barunya dan semua siswa/i disibukkan dengan masa ujian sisekolah mereka.

Chaeryeong POV

Aku berjalan menuju perpustakaan untuk menyusul kedua temanku, hari ini adalah hari terakhir kita ujian jadi aku harus bersiap untuk pertempuran terakhir ini dengan sungguh-sungguh.

Entah apa yang terjadi kedepannya, semoga bisa lebih baik lagi.

'Growll'

"Aduhhh ini perut udah minta jatah aja, kabari Lia dulu deh kalau gitu"

Segera aku membuka ponsel ku dan bertanya apakah mereka lapar.

Setelah berkabar aku melanjutkan perjalanan menuju kantin.

Dikantin ada sosok yang sangat membenci ku, padahal itu hanya kesalahpahaman di masa lalu tapi entah kenapa dia masih saja menyimpan dendam itu.

'Gimana nih? Kantin gak ya? Udah lah terobos aja daripada nanti kelaperan'

Dengan santai aku berjalan melewati geng Jeno, walaupun aslinya aku takut sih tapi gak apa demi makanan apa pun itu rintangannya harus ku lewati.

Sampai di kios Bu Darmi dengan selamat, aku segera memesan makanan dan tiga botol air mineral.

Walaupun sudah hampir tiga tahun aku bersekolah disini tapi masih aja bingung dengan alasan Bu Darmi untuk kerja di sebuah kantin sekolah, padahal dengan visual nya Bu Darmi bisa aja jadi model atau pun aktris, karena kepo aku dulu pernah tanya alasannya tapi malah dijawab 'Bu Darmi gabut dekk daripada dirumah gak ada kerjaan jadi disini deh, lumayan juga kalau dapet uang ya walaupun dirumah udah banyak sih hihihi' bingung gak tuh apa jangan-jangan Bu Darmi ini orang ternama terus nyamar jadi penjual? Entah lah pusing.

Setelah makanan ku dibungkus, aku segera membayar nya dan kembali berjalan melewati geng Jeno.

Tapi gak semulus tadi, kali ini aku di hadang oleh beberapa anak buahnya, kalau begini mah aku hanya bisa pasrah.

Sedikit takut saat Jeno datang di hadapanku, menatap mataku dengan tatapan tajam seperti pemangsa yang mau memburu membuat badan ku merinding seketika.

Itu gak berlangsung lama, tiba-tiba Jeno membalikkan badannya dan pergi begitu saja, bingung juga sih tapi bodo amat lah hehe.

'Oiya lupa harus ke perpus, pasti nanti di intograsi nih sama Lia'

Aku berlari kencang menuju perpus sekolah.

Chaeryeong POV End
.
.
.
.
.
Di tempat lain

Lima siswi berparas cantik berjalan menuju parkiran, karena ujian sudah selesai mereka berniat pergi ke puncak untuk menjernihkan otak, tapi sebelum ke puncak salah satu dari kelima siswi tersebut meminta mereka untuk mengantar ke suatu tempat terlebih dahulu.

Sampailah mereka ke tempat dengan suasana damai dan tentram, tempat itu adalah pemakaman umum yang terletak cukup strategis tidak terlalu sepi maupun ramai.

Keempat gadis itu mengekori salah satu gadis lainnya, tak jauh dari area tengah akhirnya mereka sampai di depan nisan yang bertuliskan Shin.

Yuna berjalan mendekati nisan tersebut memegang kedua nisan dengan senyuman kuat terpampang diwajahnya.

"Ma.. Pa.. akhirnya Yuna selesai ujian hehe, Mama sama Papa gak usah khawatir dengan bilai Yuna, walaupun Yuna gak masuk ranking seperti Unnie tapi Yuna yakin kalau Yuna bisa naik kelas, Papa sama Mama percaya kan? Oh iya, Yuna dapet teman baru nih pasti Papa bangga kan Yuna punya temen selain temennya Unnie, Papa  Mama kenalin mereka temen baru Yuna, gadis yang tinggi itu namanya Karina walaupun masih tinggian Yuna hehe, terus yang rambutnya pendek dengan wajah seperti puppy itu Winter padahal gak ada dingin-dingin nya, di sebelahnya itu Ningning dia dari China, Papa tau gak kalau Ningning itu ketawanya bisa lewat dari 5 oktaf loh, dan samping nya itu juga dari Jepang namanya Giselle Papa Mama jangan percaya sama tampilannya Giselle, dia itu diluar keliatan cool tapi aslinya dia gak bisa diem sama kayak Yuna sih oh iya hampir lupa, Mama sama Papa pasti kaget dengan berita ini, seperti yang sudah sering Yuna bilang saat mampir kemari, Ryujin Unnie sedikit demi sedikit udah membuka hatinya kembali, pasti kalian terkejut kan? Papa Mama tau gak sih apa yang membuat Unnie mulai membuka hatinya? Tapi Yuna gak mau ngasih tau dulu biar kalian semakin penasaran, udah mulai sore nih Yuna sama temen-temen pamit dulu ya, kalian baik-baik diatas sana, Yuna bakal sering main kesini kok dan Yuna pastikan Ryujin Unnie juga ikut kesini, makasih ya Mama sama Papa sudah mau nemenin Yuna Curhat, Yuna sayang kalian"

Setelah mengucapkan kalimat terakhir air mata Yuna tiba-tiba perlahan keluar, tidak mau kondisinya di lihat oleh temannya Yuna segera menghapus air mata itu, tapi usaha itu sia-sia semakin ia menghapus semakin deras juga yang jatuh.

Karina yang mendengar isak kan Yuna menghampirinya dan memeluknya "nangis aja gapapa, keluarin semua yang ada di dalam mata mu itu, kamu itu kuat aku yakin itu, untuk hari ini gapapa kamu nangis tapi kedepannya tolong diusahakan jangan nangis oke? Soalnya jelek kalau nangis hihihi, percaya sama kita.. kita akan selalu ada saat kamu butuh sesuatu"

Winter yang melihat pemandangan indah itu terharu apalagi dengan sikap dewasa Karina, udah lama Winter merindukan sifat dewasa dari sang kekasih nya itu.

Ketiganya menyusul Karina untuk memeluk Yuna, memberikan semangat dan menguatkan satu sama lain, mereka bisa merasakan bagaimana kehilangan orang yang mereka sayangi, tanpa mereka sadari ada satu orang yang melihat dan mendengarkan pembicaraan mereka tidak jauh dari tempat tersebut.

.
.
.
.
.
.
.
.
Bersambung

Halo gayss gimana kabar kalian? Chapter kali ini mungkin rada aneh kayak juedulnya:v, btw Jeno kok cuma liatin Chaeryeong doang ya? Apa jangan² ada sesuatu nih? Trus orang misterius itu siapa? Kok ngikutin mereka ke pemakaman?? Bingung kan kalian? Sama sih aku juga bingung wkwk, segitu aja ya makasih buat kalian dan mohon maaf kalau ada typo atau ada kata-kata yang menyinggung kalian, see you di chapter selanjutnya.

My Girlfriend Is A CatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang